Belajar dari Orang-Orang Luar biasa

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 

fotoWen Li, relawan Tzu Chi memberikan permainan games yang menguji kesabaran dan ketekunan para siswa-siswi SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Wen Li Shijie mengajak 50 siswa-siswi SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat untuk bermain games dengan mengangkat satu kaki dan sambil melompat-lompat selama lebih kurang 2 menit. Peraturannya adalah  melompat dengan satu kaki tanpa henti dan tidak boleh berpindah kaki. Tak ayal belum sampai 1 menit, beberapa siswi sudah berhenti melompat dengan satu kakinya, dan bahkan ada yang berganti dengan kaki satunya.

Kemudian Wen Li kembali mengajak siswa-siswi ini untuk menulis namanya sendiri di atas buku menggunakan kedua jari kaki. Serentak suasana kelas riuh dengan gerutu dari beberapa siswa dan siswi, karena mereka sangat kesulitan untuk menulis namanya dengan menggunakan jari kaki mereka.

"Tujuannya untuk memotivasi siswa-siswi belajar lebih giat lagi, karena sebentar lagi mereka ini akan lulus dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng , Jakarta Barat," kata Mei Rong Shijie yang memandu kegiatan ini . Para siswa-siswi ini dianjurkan untuk ikut dalam kegiatan ini guna mendapatkan motivasi belajar dan belajar mensyukuri nikmat yang ada pada diri mereka saat ini.

Setelah bermain games, siswa-siswi ini kemudian disuguhkan dengan 5 tayangan video yang keseluruhannya adalah tentang kisah orang-orang yang terlahir dengan fisik yang tidak sempurna. Video pertama diputar yang mengisahkan seorang gadis yang bernama Liao Qi Mei (13) asal Tongkok yang pergi ke sekolah dengan melewati jalan pegunungan dengan satu kaki. Perjalanan menuju sekolah ditempuh Liao Qi Mei selama 1 ½ jam. Kaki kirinya harus diamputasi saat Liao Qi Mei berusia 8 tahun. Sejak itu Liao Qi Mei harus beraktivitas dengan satu kaki. Meski begitu, hal ini tidak menyurutkan semangat sekolahnya, bahkan di sekolah Liao Qi Mei selalu mendapat peringkat di sekolahnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Permaianan games dengan mengandalkan fisik diberikan kepada siswa-siswi SMA Cinta Kasih Tzu Chi. Kegiatan ini bertujuan memotivasi dan menumbuhkan rasa syukur di antara para siswa-siswi ini. (kiri)
  • Shiladamo Mulyono atau yang akrab dipanggil "Mul" memberikan pengalaman hidupnya hingga dapat hidup mandiri. (kanan)

Film selanjutnya adalah tentang seorang gadis bernama Jessica yang sejak lahir tidak mempunyai kedua tangan, namun Jessica dapat menuntut ilmu hingga jenjang sarjana. Jessica juga sangat mandiri dalam mengerjakan segala sesuatunya, seperti menyetir mobil hingga menerbangkan pesawat terbang. Film selanjutnya adalah seorang pemuda yang tidak mempunyai kedua tangannya dan kedua kakinya sejak lahir, namun pemuda tersebut dapat beraktivitas seperti orang normal.

Semangat Hidup "Mul"
Dalam kesempatan itu tim pengajar dari Budaya Humanis Sekolah Cinta kasih Tzu Chi Cengkareng mengundang salah satu karyawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dari Divisi 3 in 1 (media cetak) Shiladamo Mulyono. Shiladamo Mulyono yang biasa dipanggil Mul ini menceritakan awal terjadinya kecelakaan yang menimpa dirinya sehingga harus kehilangan tangan kanannya. Mul menceritakan dulu saat di kampung ia biasa membantu orang tuanya mencari ranting kayu untuk memasak. Saat memanjat pohon itulah Mul terjatuh dari pohon dan tangan kanannya mengalami patah tulang . Karena di kampung jauh dari rumah sakit, maka lama-kelamaan tangan Mul (patah tulang) membusuk, sehingga ketika dibawa ke rumah sakit dokter mengatakan sudah terlambat dan harus segera diamputasi.

foto  foto

Keterangan :

  • Siswa-siswi SMA Cinta Kasih Tzu Chi menuliskan Kata Perenungan Master Cheng Yen sebagai ikrar mereka untuk menggapai cita-cita. (kiri)
  • Mulyono memberikan buku kisah dirinya kepada siswa-siswi SMA Cinta Kasih Tzu Chi. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa syukur dalam diri siswa-siswi SMA Cinta Kasih ini dan juga memotivasi mereka untuk berjuang meraih cita-cita. (kanan)

Sejak tangan kanan Mul diamputasi, Mul mulai belajar segala aktivitas dari awal. Tidak mudah tentu saja untuk membiasakan tangan kirinya melakukan segala sesuatu untuk beraktivitas. Namun dengan kesabaran dan ketekunan akhirnya Mul dapat melakukan segala sesuatunya sendiri, mulai dari makan, minum, sampai menulis. Mul adalah sosok orang yang tidak mau merepotkan orang lain. Terbukti saat Mul kuliah di Semarang, Mul hidup mandiri di rumah kontrakan. Mencuci baju, menyetrika pakaian, dan memasak semua dilakukannya sendiri. Awalnya memang tidak mudah untuk melakukan aktivitas dengan satu tangan, namun dengan keterbatasan itu Mul mulai kreatif dalam mengerjakan segala sesuatunya.

Tayangan-tayangan yang mereka lihat dan juga setelah mendengar langsung sharing dari Mul ini semoga dapat membuat para siswa-siswi ini bersyukur dengan kesempurnaan jasmani mereka, dan juga membuat mereka terpacu semangat nya untuk meraih cita-cita.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Daur Ulang Memulihkan Kesehatan

Suara Kasih : Daur Ulang Memulihkan Kesehatan

15 Oktober 2010 Sesungguhnya, ini bukan hanya demi insan Tzu Chi, melainkan demi semua orang di seluruh dunia. Hanya manusialah yang dapat membabarkan Dharma dan bukan sebaliknya. Prinsip kebenaran haruslah terus dibabarkan agar semua orang dapat memahaminya.
Semangat Waisak di Hati Bodhisatwa Cilik

Semangat Waisak di Hati Bodhisatwa Cilik

04 Juni 2012 Meski sudah hampir sebulan berlalu, semangat Waisak di hati insan Tzu Chi belum luntur. Setelah kantor-kantor penghubung Tzu Chi di seluruh Indonesia melaksanakan prosesi pemandian rupang Buddha, kali ini giliran Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan prosesi yang sama bagi murid-murid.
Belajar Menyuarakan Kebaikan

Belajar Menyuarakan Kebaikan

31 Juli 2023

Master of Ceremony atau MC adalah sebutan untuk seorang pembicara yang mengontrol atau mengatur jalannya suatu acara, baik acara formal maupun nonformal. Tzu Chi Medan pun pada Minggu, 23 Juli 2023 mengadakan kelas MC supaya semakin banyak relawan yang bisa menjadi MC di acara-acara Tzu Chi.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -