Belajar dari Pengalaman Orang Lain

Jurnalis : Dewi Soejati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Dewi Soejati (Tzu Chi Batam)
 
 

fotoDengan mempelajari pengalaman para relawan, diharapkan dapat membuat peserta training semakin bijaksana dan tekadnya semakin kokoh.

Pelatihan untuk relawan abu putih kembali digelar oleh Tzu Chi Kantor Perwakilan Batam, pada hari Minggu 29 Agustus 2010. Hari itu, pagi-pagi sekali Lulu Shijie sudah tiba dari Jakarta, untuk membagi pengalaman dengan relawan Batam pada acara pelatihan yang diadakan pada siang hari.

Relawan abu putih yang berjumlah 60 orang diajak berpradaksina (berjalan dengan penuh kesadaran) sebelum materi dimulai. Tampak sekali barisan barisan yang berjalan sesuai dengan iringan musik “Wu Liang Fa Men” semakin rapih dan kesan grogi yang sebelumnya sering terlihat, kali ini sudah semakin mantap. Tentunya diharapkan semakin sering melatih pradaksina, semakin bisa menampilkan wibawa ciri budaya kemanusiaan Tzu Chi.

Akar dari Yayasan Budha Tzu Chi adalah amal sosial, maka semua relawan juga harus mengetahui dengan mendalam misi pertama Tzu Chi ini. Karena di dalam mengemban misi amal sosial ini, sebenarnya di dalamnya juga mengandung 3  misi lainnya, yaitu kesehatan, pendidikan, dan budaya kemanusiaan. Di dalam misi amal, kita juga membantu biaya pengobatan, kita juga membantu biaya pendidikan dan segala sesuatu dilakukan dengan dasar budaya kemanusiaan.

Tampak beberapa orang yang jarang ikut kegiatan peduli kasih, manggut manggut ketika Lulu Shijie memaparkan misi amal, karena dari sinilah seseorang dilatih untuk menjadi lebih baik, untuk bisa mengubah kebiasaan kebiasaan buruk, seiring dengan semakin seringnya melihat orang orang yang menderita. Dari sini pula seseorang diajak untuk selalu bersyukur, menghormati dan cinta kasih.

Saat sesi bedah kasus, relawan di bagi menjadi 6 kelompok, dan kasus yang ditampilkan ada 3. Yang pertama;  seorang ayah yang masih muda tapi buta karena penyakit, dan pemulihan penglihatan sudah tidak bisa lagi. Yang kedua; seorang anak muda yang berpenyakit diabetes, sudah lama terbaring di tempat tidur dengan kaki diperban dari mata kaki sampai paha, namun menolak berobat, hanya meminta bantuan suntikan insulin. Yang ketiga; seorang anak berusia 14 tahun, mengurung diri di kamar tidak mau sekolah.

foto  foto

Ket : - Sesi sharing bersama relawan Taiwan. Pada sesi ini banyak relawan yang memetik hikmah dari               pengalaman yang dibagikan oleh relawan Taiwan. (kiri)
         - Relawan Taiwan saat menceritakan pengalamannya selama bergabung di Tzu Chi dan perubahan -             perubahan dalam dirinya. (kanan)

Relawan diberi waktu 15 menit untuk mendiskusikan apa yang dilihat, apa yang bisa kita bantu, apa yang menjadi dasar pertimbangan dan lain lain.

Semua relawan terlihat sangat antusias, termasuk yang belum pernah ikut peduli kasus, tampak bersemangat dalam memberikan pendapat. Tentu dalam hal ini semuanya benar, karena yang ingin digali dari pelatihan ini adalah keikutsertaan dan kepedulian sehingga nantinya bisa diharapkan dapat membangkitkan keinginan relawan untuk turut serta dalam kegiatan peduli kasih.

Disesi berikutnya tim isyarat tangan turut menghangatkan suasana dengan ”Xin Fu De Lian” (Wajah Yang Bahagia), alangkah bahagianya kita, hanya ungkapan bersyukurlah yang bisa kita ucapkan.

Berbeda dengan biasanya, pelatihan kali ini dilanjutkan pada hari Selasa, 31 Agustus 2010. Dengan 4 orang pembicara dari Taiwan, yaitu Huang Yen Hsien, Tsai Ching Hua, Shih Chao Lin, Yang Ru Yun. Keempat orang pembicara ini, memiliki latar belakang yang berbeda, namun memberikan kesan yang sama, yaitu tekad untuk melangkah di jalan Bodhisatwa dengan bimbingan Master Cheng Yen, tanpa pernah timbul niat untuk mundur.

Sebelum sesi perenungan, relawan diperlihatkan pada tayangan Lentera Kehidupan yang lalu, bagaimana Master Cheng Yen sambil menangis mengemukakan kepiluan hatinya karena khawatir akan berlalunya waktu, namun visi belum tercapai. Banyak sekali relawan yang tidak lagi bisa membendung air mata, terisak-isak sambil bertekad. Waktu memang takkan kompromi, genggamlah setiap kesempatan yang ada. Semoga dengan mempelajari pengalaman dari para relawan, bisa membuat kita semakin bijaksana dan tekad kita semakin kokoh.

  
 
 

Artikel Terkait

Belajar tentang Bersyukur dan Menghormati

Belajar tentang Bersyukur dan Menghormati

19 Februari 2025

Murid-murid Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Pekanbaru kali ini belajar bagaimana menumbuhkan rasa bakti kepada orang tua serta memperluas ruang lingkup bakti dengan menghormati semua orang tua di dunia.

Saya Bisa Berkata Baik

Saya Bisa Berkata Baik

24 November 2015

Pada 15 November 2015, Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban kembali diadakan di Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 20 xiao pu sa mengikuti kelas bertemakan “Saya Bisa Berkata Baik” ini.

Semangat untuk Bersumbangsih

Semangat untuk Bersumbangsih

21 Februari 2012
Awal Februari 2012, relawan Tzu Chi He Qi Utara melakukan kegiatan sosialisasi pertama di tahun 2012. Terdapat 60 relawan kembang (rompi) yang hadir. Melihat begitu banyak orang yang ingin turut bersumbangsih membuat para relawan Tzu Chi pun bersemangat.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -