Belajar Dharma dengan Penuh Semangat

Jurnalis : Henry Jusrin (Tzu Ching), Fotografer : Martha Khosyahri, Hendry Chayadi (Tzu Ching)

fotoDibutuhkan penjiwaan untuk bermain di dalam drama 20 Kesulitan Dalam Kehidupan.

 

“Haap! Yaaa!” Teriakan ini mengiringi latihan drama “20 Kesulitan Dalam Kehidupan”  yang diadakan pada hari Minggu, 9 Oktober 2011. Instruktur, Kak Ivan, terus mengarahkan para Tzu Ching agar dapat memainkan peran secara baik bahkan sempurna.

 

 

 

Latihan ini dimulai sejak pukul 9 pagi, Ada dua sesi latihan pada hari itu. Yang pertama sesi latihan isyarat tangan dan yang kedua adalah latihan drama yang dimulai pukul 11.00 WIB. Latihan drama ini diikuti oleh sekitar 26 Tzu Ching. Dalam drama “20 Kesulitan Dalam Kehidupan” ini, drama dibagi dalam scene-scene, yang menceritakan kehidupan manusia yang dipenuhi oleh berbagai kesulitan, dan tentunya, bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan itu semua.

Latihan diawali dengan pemanasan singkat selama setengah jam. Pemanasan diberikan agar para pemain dapat bergerak dengan leluasa ketika beraksi di atas pentas. Setelah pemanasan, para pemain dilatih kecepatan mereka untuk mengucapkan kata secara spontan, artinya tidak melalui proses berpikir yang lama. Para Tzu Ching sempat kewalahan ketika tempo dipercepat oleh instruktur. “Dalam teater, yang terpenting adalah kecepatan untuk mengekspresikan perasaan, tanpa harus dipikir dulu. Contohnya, ketika saya cubit dia, dia pasti langsung bilang ‘aduh’. Tidak mungkin, dia berpikir dulu, baru bilang ‘aduh’. Seperti itulah.”

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum menjalani latihan para Tzu Ching melakukan pemanasan terlebih dahulu.(kiri)
  • Dibutuhkan penjiwaan untuk bermain di dalam drama 20 Kesulitan Dalam Kehidupan.(kanan)

Setelah pemanasan, latihan dimulai tahap per tahap. Dimulai dari scene 1 (bagian Hitam-Putih), hingga scene ke-4 (Kesulitan11 hingga 15). Latihan diutamakan untuk meningkatkan performa tampil setiap Tzu Ching di atas pentas, sehingga dapat menampilkan drama yang indah dan menawan, meskipun latar belakang cerita adalah kehidupan sehari-hari yang biasanya tidak menarik begitu banyak perhatian.

Hal yang menarik dalam latihan drama ini adalah walaupun para Tzu Ching tidak berlatar belakang dunia teater, ataupun pernah mendalami seni peran, tetapi mereka dapat membawakan peran itu secara baik, dan profesional. Contohnya, peran pria kaya yang dibawakan oleh Joko, dan peran gadis sombong yang dibawakan oleh Vista. Dua Tzu Ching ini dapat menarik perhatian para Tzu Ching lainnya dengan akting mereka yang baik. Latihan yang berlangsung selama 6 jam ini, diakhiri dengan sesi perform yang diperlihatkan para pemain.

Mewartakan Pesan Moral
Drama “20 Kesulitan Dalam Kehidupan” ini, menjadi salah satu alat untuk membabarkan Dharma universal yang menyejukkan dan mencerahkan. Para Tzu Ching yang ikut serta dalam drama ini adalah para pewarta moral yang luar biasa. Dharma yang biasa disajikan secara tertulis, kali ini ditampilkan lewat scene-scene drama yang dapat memberikan inspirasi bagi siapa saja yang menontonnya.

Seperti yang diutarakan instruktur drama “20 Kesulitan Dalam Kehidupan” ini, Kak Ivan.  Dosen Binus University ini mengutarkan bahwa dirinya tertarik untuk menjadi instruktur karena kesamaan misi dengan Tzu Chi. “Karena saya melihat drama ini bertujuan untuk mewartakan pesan moral yang baik, dan saya sependapat dengan tujuan itu sehingga saya tertarik untuk membantu.” Para Tzu Ching berharap agar drama yang dipentaskan kali ini dapat menjadi inspirasi dan refleksi bagi setiap orang.

 

  
 

Artikel Terkait

Banjir Jakarta: Mendampingi Korban Banjir Muara Baru

Banjir Jakarta: Mendampingi Korban Banjir Muara Baru

23 Januari 2013 Begitu banyak relawan sudah bergerak. Ada yang sedang bersiap ke posko banjir Emporium, ada juga yang sedang menyiapkan nasi bungkus untuk dibagikan kepada korban banjir di daerah Pluit.
Internasional : Menemukan Rumah Spritual

Internasional : Menemukan Rumah Spritual

31 Maret 2010
“Dulu saya membuat film yang bisa menimbulkan sensasi. Air mata penonton sama dengan uang yang bernilai. Tetapi kini, dari lubuk hati terdalam saya sungguh tersentuh. Kemurnian air mata di wajah saya adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli oleh uang,“ ujar Lung Gang, direktur film.
Mengingat Budi Luhur Buddha, Orangtua Dan Semua Makhluk

Mengingat Budi Luhur Buddha, Orangtua Dan Semua Makhluk

18 Mei 2017

Jika tahun lalu peringatan Waisak Tzu Chi membentuk formasi bertuliskan “TC 50” sebagai simbolis Tzu Chi yang telah berusia setengah abad, tahun ini Tzu Chi Pekanbaru mengambil tema dari makna daun bodhi. Dua lembar daun bodhi melambangkan kesadaran dan kebijaksanaan agung Buddha.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -