Belajar Humanis dari Da Ai Mama

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

foto
Pong (tengah) mengaku semenjak putrinya yang bernama Victoria bersekolah di Tzu Chi, ia melihat banyak perubahan pada putrinya, khususnya bisa membantu pekerjaan rumah.

Wanita muda itu tampak tenang duduk di balik meja kayu berkaki rendah. Sambil terus memerhatikan seorang relawan yang bercerita tentang budaya humanis Tzu Chi, ia sesekali mencatat di buku sakunya. Ia adalah Pong, ibunda dari siswa Primary 3 yang bernama Victoria. Semenjak putrinya bersekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pong melihat banyak perubahan yang terjadi pada diri Victoria. Meski Victoria bisa dikatakan sebagai anak yang patuh, tapi begitu mengenal Tzu Chi ia justru menjadi anak yang lebih, khususnya dalam membantu pekerjaan rumah.

Menurut Pong, putrinya sangat gemar mempraktikakan budaya humanis yang didapat di sekolah ke dalam lingkungan keluarga. Bahkan berkat budaya humanis di sekolah pula Victoria menjadi lebih patuh dan hormat kepada ayahnya. “Setiap kali Papanya pulang kerja, Victoria selalu memberikan papanya minuman,” kata Pong. Hal inilah yang menurut Pong membuatnya tergugah dan menjadi semangat untuk bersumbangsih sebagai Da Ai Mama di Sekolah Tzu Chi Indonesia.

Semenjak beberapa bulan yang lalu saat relawan Tzu Chi mengajaknya untuk bergabung dalam perkumpulan Da Ai Mama, Pong langsung menyanggupinya. Dan menurutnya, di Da Ai Mama ia justru mendapatkan banyak kebahagiaan yang tak didapat di luar. Di sini ia tak hanya bisa memerhatikan buah hatinya, tapi juga memerhatikan anak-anak yang lain dengan harapan jika anak-anak yang lain berbudi pekerti baik maka anaknya akan tumbuh semakin baik di lingkungan yang baik.

foto   foto

Keterangan :

  • Tina Lee (kanan) mau menjadi Da Ai Mama karena terinspirasi oleh putrinya yang bersekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia (kiri).
  • Pertemuan pada hari itu membahas tentang budaya humanis Tzu Chi (kanan).

Selain Pong, orang tua murid yang turut merasakan banyak manfaat di kegiatan Da Ai Mama adalah Tina Lee. Tina aktif di Da Ai Mama karena terispirasi oleh putrinya Jennifer Cendana yang duduk di kelas Primary 1. Menurutnya Jennifer sejak berusia tiga tahun sudah senang menonton DAAI TV. Dari DAAI TV pula akhirnya ia mengenal Tzu Chi dan tertarik menyekolahkan Jennifer ke Sekolah Tzu Chi Indonesia.

Bagi Tina menjadi Da Ai Mama merupakan sebuah kebahagiaan yang sulit diungkapkan. Selain bisa berbagi, ia juga mendapat kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang baik. “Di sini saya belajar bersabar dan belajar berbagi dalam kegiatan kemanusiaan,” jelas Tina. Makanya semenjak aktif di Da Ai Mama Tina pun akhirnya larut dalam kegiatan Tzu Chi. Dan pada hari ini Jumat 11 Oktober 2013, ia memantapkan niatnya dengan hadir di kamp pelantikan relawan biru putih.

Menjadi Humanis Adalah Tujuannya
Mei Rong, relawan Tzu Chi yang bertugas dalam misi budaya humanis di sekolah itu, menjelaskan tujuan dari Da Ai Mama adalah mengajak para ibu-ibu menerapkan budaya humanis, baik di sekolah maupun di rumahnya. Menurutnya, dengan budaya humanis yang bernilai indah yang disukai oleh manusia tentu akan memberikan kenikmatan serta kebahagiaan kepada para pelakunya. Dan pada akhirnya membuat lingkungan menjadi lebih sejuk karena semua telah paham tentang budaya humanis. Karenanya ia mengatakan kalau tujuan yang ingin dicapai dari Da Ai Mama ini adalah membuat orang tua murid tersentuh, turut mempraktikkan budaya humanis, dan menjadi bagian dalam misi Tzu Chi. “Tujuan akhirnya adalah mereka tersentuh dan bersedia menjadi relawan Tzu Chi,” jelas Mei Rong.  

  
 

Artikel Terkait

Tumbuhkan Semangat Cinta Kasih Melalui Kunjungan Kasih

Tumbuhkan Semangat Cinta Kasih Melalui Kunjungan Kasih

02 April 2024

Relawan Tzu Chi dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk bersama Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) mengadakan kunjungan kasih di Panti Werdha Graha Lansia Marfati, Tangerang dan di Yayasan Terbit Kasih Bangsa,  Tangerang.

Keberanian dan Rendah Hati

Keberanian dan Rendah Hati

03 Mei 2011
Setelah sanggup bercerita Yulhasnir Tanjung Shixiong kembali melanjutkan, ”Suatu hari saya pergi berburu dan melihat sepasang burung. Setelah ditembak, salah satu burung itu mati dan saya bawa pulang. Namun, burung yang satu lagi mungkin pasangannya mengejar saya sampai ke rumah."
Berbagi di Tengah Kekurangan

Berbagi di Tengah Kekurangan

13 Juni 2022

Setelah sempat vakum hampir dua tahun lebih, Gathering Gan En Hu di Tzu Chi Pekanbaru diaktifkan kembali pada Minggu, 5 Juni 2022 yang dikemas dalam acara Ramah Tamah dan Sharing Bersama. .

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -