Belajar Menjadi Anak Berbudi

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
 

fotoDi awal Tahun 2010 Kelas Bimbingan Budi Pekerti (Er Tong Ban) dan Kelas Budi Pekerti Pendewasaan Remaja Tzu Chi kembali dibuka. Jika dibandingkan dengan jumlah murid di tahun lalu, jumlah murid di tahun 2010 ini mengalami peningkatan.

“Coba kalian jelaskan, mengapa kalian mau mengikuti kelas budi pekerti?” tanya Erni Lindawati, salah satu relawan Tzu Chi. “Karena senang bisa banyak belajar,” ucap Millen Dwiputra, secara spontan setelah terlebih dahulu mengacungkan tangannya. “Anak pintar. Memang apa saja yang sudah kamu pelajari di sini?” tambah Erni. “Bisa belajar prakarya, belajar isyarat tangan, dan membantu orang lain,” tutur siswa kelas 4 SD Permai, Pluit, Jakarta Utara ini dengan penuh semangat.

Kelas Baru, Wajah Baru
Tidak terasa, tahun 2010 ini merupakan tahun ke-5 pelaksanaan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi. Selama 5 tahun ini, jumlah anak-anak yang tertarik untuk mengikuti kelas pun semakin bertambah. “Kalau tahun lalu kelas ini hanya berjumlah 90 murid, tahun ini kami menerima 108 murid untuk kelas Er Tong Ban (kelas bimbingan budi pekerti  -red) dan 67 murid untuk kelas Tzu Shao Ban (kelas budi pekerti pendewasaan remaja-red),” ucap Rosvita Wijaya, selaku Wakil Kordinator Kelas Budi Pekerti Tzu Chi.

Minggu, 21 Februari 2010, bertempat di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Gedung ITC Mangga Dua Lt 6 Jakarta, para murid Er Tong Ban dan Tzu Shao Ban, serta para orangtua mereka diundang untuk mengikuti pembukaan Kelas Budi Pekerti Tahun 2010. Dalam kegiatan tersebut, dikarenakan jumlah murid Kelas Budi Pekerti yang semakin meningkat, sementara ruangan untuk pengajaran cukup terbatas, maka acara perkenalan pun dibagi menjadi 3 sesi.

Erni yang saat itu bertugas menjadi pembawa acara, menyambut para Xia Pu Sa (Bodhisatwa cilik), yang merupakan sapaan hangat bagi para murid Kelas Budi Pekerti, dengan penuh semangat. “Hari ini merupakan pertemuan pertama Kelas Budi Pekerti, selamat pagi Xia Pu Sa,” ucapnya hangat. Karena lebih kurang 3/2 peserta merupakan anak-anak yang baru bergabung, maka agenda Kelas Budi Pekerti kali ini adalah sosialisasi mengenai tata cara dan jadwal kegiatan Kelas Budi Pekerti satu tahun mendatang.

foto  foto

Ket : - Dalam acara perkenalan Kelas Budi Pekerti tahun 2010 ini, para murid langsung mendapatkan .               pelajaran mengenai disiplin diri melalui tata cara berjalan dan berbaris. (kiri)
          - Tidak hanya para murid, dalam acara perkenalan ini para orangtua juga hadir untuk mendapatkan               penjelasan mengenai materi dan jadwal pelaksanan kegiatan Kelas Budi Pekerti. (kanan)

“Di Kelas Budi Pekerti, kita semua akan belajar melatih diri untuk menjadi anak-anak yang taat peraturan. Kita harus tahu kapan saatnya kita belajar, bermain, maupun membantu orang tua. Terlebih bagi mereka yang sebelumnya sudah mengikuti Kelas Budi Pekerti tahun-tahun sebelumnya, kalian harus menjadi contoh dan panutan yang baik untuk teman-teman yang baru,” terang Erni.   

Tidak hanya itu, Li Chi Ying, selaku kordinator Kelas Budi Pekerti juga menjelaskan  bahwa di kelas informal ini anak-anak juga diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. “Kami berharap, anak-anak ini bisa mandiri serta memiliki kepedulian yang tinggi kepada orang lain yang membutuhkan. Namun hal ini akan terwujud apabila para orangtua juga membantu kami dalam mendidik anak-anak,” jelas Li Chi Ying kepada para orangtua murid yang hadir.

Anak yang Berbudi
Dengan sedikit canggung, Michelle Wijaya, murid kelas 4 SD BPK Penabur, mencoba baju barunya yang akan digunakannya di Kelas Budi Pekerti bulan depan. Ketika ditanya bagaimana perasaannya bisa mengikuti Kelas Budi Pekerti, sambil tersenyum malu Michelle pun menjawab, “Senang, bisa belajar jadi anak yang baik.”

Sebelum Michelle, sang kakak Stella Wijaya, juga sudah lebih dulu mengikuti Kelas Budi Pekerti. Menurut Julia, sang ibu, dirinya sengaja memasukkan kedua putrinya ke Kelas Budi Pekerti Tzu Chi dengan harapan agar mereka bisa menjadi anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan berbakti kepada orang tua. “Kelas Budi Pekerti ini sangat baik. Materi-materi yang diberikan juga mudah dimengerti anak-anak,” katanya.

foto  foto

Ket : - Para murid Kelas Budi Pekerti juga mendapat kesempatan untuk melihat-lihat Kantor Yayasan Buddha              Tzu Chi Indonesia. (kiri)
          - Studio DAAI TV merupakan salah satu tempat favorit murid-murid Kelas Budi Pekerti saat mereka              melakukan kunjungan dan sosialisasi. . (kanan)

Dengan bangga, Julia pun menceritakan pengalaman Stella saat bersama dengan murid-murid Kelas Budi Pekerti lainnya, menggalang dana bagi para korban gempa Padang. “Itu merupakan pertama kali bagi Stella untuk menggalang dana. Tapi bukannya sungkan, anak itu justru sangat senang. Bahkan hingga di rumah pun dia tidak berhenti menceritakan pengalaman barunya itu,” jelas Julia.

Sedikit berbeda dengan Stella dan Michelle, Karenina, murid kelas 4 Sekolah Permai Pluit ini yang justru meminta kepada orangtuanya agar bisa ikut serta di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi. “Aku tahu kelas ini dari teman-temanku di sekolah. Aku suka sekali kerajinan tangan yang mereka buat (yang diajarkan oleh Tzu Chi-red), bagus-bagus,” ucapnya polos. Karenina yang diantar oleh kedua orangtuanya ini pun tidak sendirian, ia juga mengajak sang kakak, James, untuk ikut serta dalam Kelas Budi Pekerti. “Ternyata tidak cuma belajar kerajinan tangan dan isyarat tangan, kata Shigu, kita juga belajar untuk menyebarkan cinta kasih,” terang Karenina.

Melihat keinginan kuat sang anak, Yenny Abidin, selaku orangtua Karenina dan James mengaku sangat mendukung keinginan buah hatinya. “Kelas ini adalah tempat belajar yang bagus. Saya melihat mereka serius mengajarkan budi pekerti kepada anak-anak, bahkan dari cara berjalan saja mereka sudah diajarkan berdisiplin,” ucap Yenny yang berharap dengan mengikuti kegiatan ini, buah hatinya bisa menjadi anak-anak yang berbudi pekerti baik.

  
 
 

Artikel Terkait

Menerapkan Semangat 4 in 1 dalam Menjalankan Misi Tzu Chi

Menerapkan Semangat 4 in 1 dalam Menjalankan Misi Tzu Chi

03 Mei 2019

Dalam rangka memperingati 53 tahun berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi dan juga merupakan hari ulang tahun Master Cheng Yen, relawan Tzu Chi Medan mengadakan doa bersama. Doa bersama ini dimulai pukul 08.00 WIB, live dengan Griya Jing Si Hualien Taiwan dengan pembacaan Sutra Baisajyaguru.

Baksos Tzu Chi ke-100: Memulihkan Asa Hendri

Baksos Tzu Chi ke-100: Memulihkan Asa Hendri

13 Oktober 2014 Penyakit merupakan momok terbesar bagi setiap insan, terlebih bagi mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu. Jika terkena penyakit, mereka tidak lekas memeriksakan ke dokter justru membiarkannya. Ini dilakukan mereka bukan karena tidak ingin sembuh, tetapi lantaran ketidakberdayaan untuk menanggung biaya pengobatan yang besar.
Baktiku Untuk Ibu

Baktiku Untuk Ibu

06 Januari 2016

Sebagai bentuk penghormatan kepada kasih seorang ibu, Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Lampung mengadakan acara Peringatan Hari Ibu pada 9 Desember 2015 di Balai Karyawan Sungai Buaya Estate. Kegiatan ini dihadiri oleh tujuh penerima bantuan beasiswa dari Tzu Chi Sinar Mas dengan ditemani ibunya.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -