Belajar Mensyukuri Hidup

Jurnalis : Cori (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Santi Mitra Sari (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoPara anggota Tzu Ching dan Tzu Shao Ban (Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Yayasan Lembaga Bantuan Muslim Indonesia (YLBMI) pada Minggu, 5 September 2010.

Siang itu pada tanggal 5 September 2010, merupakan saat bagi 15 murid-murid Kelas Budi Pekerti (Tzu Shao Ban) untuk melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Yayasan Lembaga Bantuan Muslim Indonesia (YLBMI) yang beralamat di Pasir Putih, Pekanbaru. Kunjungan kasih kali ini sangat unik karena untuk pertama kalinya Tzu Ching menjadi mentor (pendamping) bagi para Tzu Shao Ban.

Para Tzu Shao Ban ini dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua orang yang didampingi seorang anggota Tzu Ching. Shigu dan Shibo juga ikut membimbing dan menemani mereka mengunjungi panti asuhan ini.

Memberikan Contoh dan Teladan yang Baik
Dengan menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit dari Kantor Tzu Chi Pekanbaru dan diiringi oleh rintik-rintik hujan, akhirnya relawan tiba di YLBMI. Kedatangan relawan disambut hangat oleh pemilik dan penghuni panti. Mereka berharap agar para relawan Tzu Chi bisa memberikan contoh-contoh yang baik bagi anak-anak penghuni panti.

YLBMI  merupakan sebuah yayasan yang bergerak di bidang pengasuhan anak. Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai panti asuhan, tetapi juga berfungsi sebagai tempat penitipan anak bagi orang tua yang tidak memiliki waktu untuk mengurus anak-anak mereka.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bagaimana kondisi tempat tinggal anak-anak di Panti Asuhan YLBMI. Ketika relawan memasuki kamar tidur mereka, pemandangan yang tampak di depan mata adalah tumpukan baju yang berserakan di atas tempat tidur. Dengan penuh cinta kasih, mereka mengajar anak-anak penghuni panti asuhan cara melipat pakaian yang rapi dan benar.

Selain kegiatan melipat baju, relawan Tzu Chi juga mengeluarkan lemari-lemari baju yang sudah rusak untuk diganti dengan lemari baru. Relawan membantu menyapu dan mengepel lantai kamar agar bersih dan sehat. Saat kegiatan membersihkan kamar, timbul rasa iba dalam diri relawan. Iba karena mereka harus menempati kamar yang begitu sederhana dan kurang bersih. Bukan hanya pasir yang mengotori lantainya, bahkan sisa-sisa makanan pun ada. Tempat tidur mereka hanyalah tilam dan ada beberapa ranjang kayu yang tidak semuanya dalam keadaan bagus. Tilam itu juga sangat kotor. Karena jumlah tilam yang terbatas, mereka harus berhimpit-himpitan dengan teman sekamarnya.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi bahu-membahu bersama para penghuni panti membersihkan ruangan dan kamar              agar lebih bersih dan sehat. (kiri)
         - Dengan melakukan kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan rasa syukur pada diri anak-anak atas             kehidupan mereka yang lebih baik dan keinginan untuk membantu sesama yang membutuhkan. (kanan)

Relawan juga membersihkan kaca-kaca jendela panti tersebut. Ada pula relawan yang mengajak saudara-saudara di panti untuk bersama-sama menyanyikan lagu “Satu Keluarga” sambil memperagakan isyarat tangan (shou yu). Melalui lagu ini, relawan ingin menyampaikan bahwa semua manusia adalah saudara bagi sesamanya, dan karenanya kita harus saling membantu tanpa melihat latar belakangnya.

Setelah selesai membantu para penghuni panti, relawan berkumpul bersama untuk mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk berbuat kebajikan. Dan tidak lupa pula untuk mengucapkan terima kasih atas jodoh baik yang telah terjalin. Akhirnya, dengan hati yang penuh syukur, relawan pun mengucapkan selamat tinggal kepada seluruh saudara di Panti Asuhan YLBMI dan bertekad untuk kembali lagi menjalin hubungan kasih dengan mereka pada kesempatan yang lain.

Sesi Sharing
Setibanya di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, semua peserta berkumpul bersama untuk sharing,berbagi apa yang mereka rasakan setelah melakukan kunjungan kasih. Kata “capek” keluar dari mulut para Tzu Shao Ban, tetapi mereka tetap memasang wajah penuh kebahagiaan.
Vincent, salah satu murid Tzu Shao Ban berbagi isi hatinya. Ini merupakan kali pertama baginya melakukan kunjungan kasih ke panti asuhan. “Awalnya sangat senang bisa ke panti asuhan. Sesampainya di sana, rasanya sedih lihat kondisi mereka. Saya bersyukur masih punya mama yang selalu meminta saya untuk merapikan kamar dan pakaian,” ungkapnya, “saya sangat bahagia dengan kebersamaan ini, kebersamaan dengan Tzu Chi dan kebersamaan dengan anak-anak YLBMI.”

Saudara-saudara di panti tidak berkesempatan mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sehingga harus menjalani kehidupan di panti tersebut. Makanan, pakaian, dan segala sesuatu yang digunakan tergantung pada pemberian orang lain. Mereka tidak bisa memilih-milih apa yang disukainya. Di samping itu, mereka juga dituntut harus mandiri. Meskipun usianya masih sangat kecil, mereka harus mencuci baju sendiri. Karena itu, kita patut bersyukur karena kita masih dapat merasakan kasih sayang dari orang tua maupun saudara kita, bisa makan makanan yang enak, memakai pakaian yang bagus, serta hidup berkecukupan. Tetapi di balik itu semua, semangat juang dan rasa kebersamaan mereka sangat menyentuh hati. Semua anggota Tzu Shao Ban bahu-membahu untuk memberikan sesuatu yang lebih baik bagi kehidupan saudara-saudara kita di panti.
  
 
 

Artikel Terkait

Zhen Shan Mei Award 2022, Ajang Penghargaan Bagi Relawan Dokumentasi Tzu Chi

Zhen Shan Mei Award 2022, Ajang Penghargaan Bagi Relawan Dokumentasi Tzu Chi

30 Januari 2023

Ajang penghargaan bagi relawan dokumentasi (Zhan Shan Mei) Tzu Chi yang mengusung perlombaan Karya Video Iklan Layanan Masyarakat ini, kini telah menemukan pemenangnya. 

Melawan Rasa Takut untuk Dapat Berdonor Darah

Melawan Rasa Takut untuk Dapat Berdonor Darah

24 Mei 2022

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan donor darah. Pada kesempatan ini, petugas PMI memberikan tips bagi yang belum bisa mendonorkan darahnya karena takut jarum.

Susan dan Tidur Lelapnya

Susan dan Tidur Lelapnya

29 Juli 2009 Orangtuanya bercerita, semula Susan mengeluh sakit gigi. Saat diberi antibiotik (pereda rasa sakit), ia masih tetap merasa sakit, dan bahkan kepala dan wajahnya menjadi keram sebelah. Dua hari kemudian, Susan jatuh di kamar mandi. Begitu jatuh Susan tidak bisa bangun lagi, dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Milenia untuk berobat jalan.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -