Liana, Dosen Universitas Binus Online dan relawan Tzu Chi, menyerahkan poster yang didesain oleh mahasiswa Binus Online khusus untuk Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, Cengkareng.
Pada Sabtu, 29 November 2025, sebanyak 40 mahasiswa hadir ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi dengan semangat belajar yang dipandu oleh relawan Tzu Chi. Acara ini sudah diinisiasi dari September lalu oleh Liana, relawan Tzu Chi, sekaligus dosen Universitas Binus, dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada para mahasiswanya tentang pengolahan sampah, memperbaiki (repair), memanfaatkan kembali barang-barang bekas, serta membersihkan depo. Pada kunjungan ini juga mereka membuat konten edukasi yang nantinya digunakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum.
Agenda kegiatan mahasiswa Binus Online sudah dimulai sejak pukul 08.00. Acara dibuka dengan ramah tamah, dan foto bersama di depan halaman depo pelestarian lingkungan. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cendera mata dari relawan depo kepada perwakilan Binus Online, dan sebaliknya Binus Online juga membawakan cendera mata yang special, yaitu sebuah poster yang mereka desain khusus untuk depo pelestarian lingkungan.
Setelah itu para mahasiswa segera membentuk kelompok kerja, tiga kelompok bertugas membersihkan area dalam dan luar depo yang meliputi: area garage sale, jendela-jendela kaca, dan area penyimpanan barang-barang yang sudah dipilah. Satu kelompok bertugas membuat dokumentasi dan konten yang berisi tentang pentingnya pengolahan sampah, pendayagunaan kembali barang-barang bekas pantas pakai, dan informasi tentang lokasi dan visi misi dari Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi.
Relawan depo dan relawan komunitas Tzu Chi, menyambut kehadiran para mahasiswa Binus Online yang ingin belajar pelestarian lingkungan dengan senyum ramah.
Muhamad Abdul Rozak (Ozak), salah satu mahasiswa Binus Online yang mengikuti kegitan belajar pelestarian lingkungan, bersumbangsih untuk membersihkan jendela di area depo.
Para mahasiswa pun tampak antusias sekali mengikuti kegiatan ini karena mereka mendapat banyak manfaat, seperti yang diungkapkan oleh Muhamad Abdul Rozak yang akrab dipanggil Ozak. “Selain belajar tentang pengolahan sampah, pemilahan dan pemanfaatan kembali barang-barang bekas, dan dapat bersumbangsih tenaga di depo pelestarian lingkungan. Dengan mengikuti kegiatan ini juga saya bisa bersilaturahmi dengan rekan-rekan sesama mahasiswa, karena kesibukan di tempat kerja dan kuliah dilakukan secara daring, sehingga kami sangat jarang memiliki waktu untuk bertemu,” ungkap Ozak.
Acara dilanjut dengan tour mengelilingi depo, selama tour mereka dipandu oleh Aya Andryan dan Suseno yang menjelaskan pentingnya pengolahan sampah dan menekankan penerapan 5R: rethink, reduce, reuse, repair, recycle. Pemandu juga memaparkan bahwa barang-barang bekas yang ada di depo berasal dari sumbangan warga sekitar, dan seluruh hasil penjualannya digunakan untuk mendukung berbagai misi amal Tzu Chi. Depo ini bukan hanya tempat penerimaan sumbangan barang bekas maupun sarana edukasi tentang pengolahan sampah dan kepedulian lingkungan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk turut berperan dalam misi kemanusiaan melalui kegiatan amal.
Ibu Linda Fitriana, salah satu mahasiswi Binus Online yang bekerja di sebuah perusahaan swasta, mengapresiasi bagaimana relawan Tzu Chi dan para staf bisa mengedukasi warga sekitar dengan begitu baik, menjalankan nilai-nilai kepedulian terhadap sesama, dan cinta lingkungan. “Selama ini di sekolah lebih banyak fokus pada kurikulum yang tinggi, tapi untuk membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya saja masih sangat sulit, padahal ini adalah hal sederhana tapi bisa membentuk karakter yang bagus untuk masa depan mereka,” ujar Ibu Linda Fitriani.
Dengan dibagi kelompok, para mahasiswa dengan semangat gotong-royong membersihkan setiap sudut ruangan depo pelestarian lingkungan.
Suseno dan Aya Andryan, relawan komunitas Tzu Chi, saat memberikan edukasi tentang pengolahan sampah, dan menceritakan secara singkat sejarah berdirinya Tzu Chi. Tak lupa juga mereka menjelaskan visi misi Tzu Chi.
Pada pukul 11.30 seluruh rangkaian acara telah selesai. Lalu kemudian ditutup dengan makan bersama, ramah tamah, serta sesi tanya jawab seputar Depo Pelestarian Lingkungan dan Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Hal ini penting karena sebagian mahasiswa masih belum cukup akrab dengan kawasan tersebut yang di dalamnya terdapat sekolah, rumah sakit, dan depo pelestarian lingkungan.
Dalam suasana ramah tamah tersebut, para peserta sepakat mengenai pentingnya kesadaran bersama untuk menjaga kelestarian alam, agar generasi mendatang tidak mewarisi bumi yang semakin kritis. Seperti pesan Master Cheng Yen, “Bencana memang terjadi oleh alam, tetapi manusialah yang menyebabkan kerusakan alam.”
Editor: Fikhri Fathoni