Menyelamatkan Bumi dengan Kedua Tangan

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Eric V. Salim, Yo Sai Hwa (He Qi Pusat)

Lim Pedrik (kiri) dan Gho Siok Ping (kanan) mengumpulkan barang-barang yang bisa di daur ulang sesuai jenisnya agar mudah untuk di pilah-pilah agar tertata rapih.

Minggu, 19 Juni 2022 sebanyak 16 relawan dengan sukacita datang ke Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan di Krekot Bunder IV Blok H No. 19, Jakarta Pusat. Pukul 7.30 Wib para relawan mulai memilah barang-barang yang bisa di daur ulang.

Para relawan Tzu Chi dengan penuh semangat dapat berkegiatan langsung lagi di lapangan setelah lebih dari 2 tahun, yang sementara itu di tiadakan. Pada masa pandemi Covid 19 berbagai kegiatan Tzu Chi yang bertemu orang banyak di alihkan melalui daring (online).

Berbagai persiapan telah di lakukan, mulai dari diskusi rapat melalui zoom hingga pada pengumpulan barang daur ulang termasuk menyosialisasikan adanya kegiatan tersebut. Saras relawan dari wilayah Pademangan yang baru bergabung berkesempatan turut hadir dalam kegiatan pelestarian lingkungan.

Para relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Jakarta Pusat berfoto bersama di akhir kegiatan pemilahan barang-barang yang bisa di daur ulang di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Krekot Bunder.

Saras mendapatkan informasi dari media sosial di masa pandemi Covid 19 bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi menyerahkan bantuan alat pendukung medis berupa masker medis, APD, hand sanitizer, ventilator, tabung oxigen, konsentrator Oksigen Portable untuk rumah sakit-rumah sakit yang menangani pasien Covid 19.

Kegiatan misi kemanusiaan Yayasan Buddha Tzu Chi inilah yang membuat Saras tergerak ingin bergabung untuk bersumbangsih bersama relawan Tzu Chi. “Ini pertama kali saya ikut, dan hampir saja salah kostumnya. Mungkin untuk kedepannya, pada saat sosialisasi dapat diumumkan dress codenya” pinta Saras tersenyum.

Saras sangat bersyukur diberi kesempatan untuk merasakan langsung kegiatan Tzu Chi di misi pelestarian lingkungan. “Saya pribadi lebih menyukai kegiatan offline dibandingkan hanya yang online” ungkap Saras.

Barang-barang yang bisa di daur ulang banyak terlihat di depo, seperti botol plastik, kardus, kertas, dan berbagai barang-barang rumah tangga.

Satu per satu botol plastik kemasan di pisahkan dari label dan warna. Hingga tersisa botol plastik yang sudah dipipihkan dan dimasukkan ke dalam karung besar. Para relawan menggunakan sarung tangan dan memakai masker sesuai peraturan protokol kesehatan untuk menjaga diri dan sesama relawan.

Relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Jakarta Pusat dengan suka cita duduk mengelilingi botol-botol plasik yang akan di pilah sesuai jenis dan warna plastik. Para relawan mengerjakan pemilahan botol plastik di kelilingi barang-barang yang bisa di daur ulang lainnya seperti kardus, kertas yang tertata.

Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, menjadi tempat bagi relawan untuk bersama-sama berbuat kebajikan untuk menjaga bumi dan kehidupan. Depo ini juga sebagai ladang pelatihan diri relawan. Melatih kebijaksanaan, melatih untuk menghargai barang-barang.

“Disini relawan bisa banyak belajar cara memilah barang-barang yang bisa di daur ulang dengan baik dan benar. Relawan makin banyak belajar bahwa depo bukan hanya berperan sebagai tempat penampungan barang dan kegiatan, tetapi juga sebagai ladang berkah dan ladang pengendalian diri kita” ungkap Elly yang bertanggung jawab pada kegiatan di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Krekot.

Para relawan belajar mempraktikkan dengan nyata mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi aliran cinta kasih ke seluruh dunia. “Kita bisa belajar bijak untuk bersumbangsih mempersembahkan emas (dari hasil memilah barang yang bisa di daur ulang) sebagai wujud kepedulian kita terhadap bumi. Di depo pendidikan daur ulang ini juga menjadi ladang pelatihan kesabaran saat memilah (barang-barang) ini” ungkap Elly.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Sosialisasi tentang Ekoenzim, Pembersih Ramah Lingkungan

Sosialisasi tentang Ekoenzim, Pembersih Ramah Lingkungan

24 Maret 2017

Selalu ada aktivitas yang berlangsung di komunitas Relawan Tzu Chi Batam tiap hari Sabtu. Kali ini para relawan mempraktikkan bagaimana membuat ekoenzim yang merupakan hasil fermentasi sampah dapur berupa sisa-sisa sayuran dan kulit buah. Ekoenzim ini memiliki berbagai manfaat, salah satunya menjadi cairan pembersih lantai dan piring.

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Bertambah Satu Lagi

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Bertambah Satu Lagi

17 Desember 2021

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan bertambah satu lagi, yang berarti bertambahnya masyarakat yang peduli lingkungan. 

Tekad Menjadi Kota Berkelanjutan

Tekad Menjadi Kota Berkelanjutan

11 November 2014 Memperingati Hari Tata Ruang Nasional, Pemerintah Kota Bogor menyelenggarakan acara jalan kaki bersama dengan Wali Kota Bogor, Bima Arya,  Sabtu, 8 November 2014. Mengusung tema “Kota Bogor Sebagai Kota Pusaka yang Berkelanjutan”.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -