Belajar tentang Bersyukur dan Menghormati

Jurnalis : Lina Lecin (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Lina Lecin (Tzu Chi Pekanbaru)

Para Huobanmen menampilkan isyarat tangan berjudul Yang Guang Xi Wang Ai (Mentari, Harapan, Cinta).

Pertemuan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao (SMP-SMA) ke-7 di Tzu Chi Pekanbaru berlangsung pada Minggu, 9 Februari 2025, pukul 13.30 WIB, bertempat di Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 66 Huobanmen (sebutan untuk murid Tzu Shao) didampingi 11 Duifu Mama (relawan pendamping) hadir di kelas ini.

Sebagai pembuka kelas siang itu, Dewi Huang mengajak seluruh Huobanmen memberi penghormatan kepada Buddha, Bodhisattva, serta Master Cheng Yen. Dilanjutkan dengan pembacaan ikrar dan penampilan isyarat tangan "Yang Guang Xi Wang Ai" (Mentari, Harapan, Cinta).

Karlishia berbagi pengalaman berkunjung ke panti jompo, yang mana ada seorang lansia menasehatinya untuk selalu menghormati orang tua.

Pertemuan kali ini, tema yang diangkat adalah "Bersyukur dan Menghormati", yang disampaikan oleh Dewi, seorang Duifu Mama. Melalui tayangan video, Dewi berharap Huobanmen dapat menumbuhkan rasa bakti kepada orang tua serta memperluas ruang lingkup bakti dengan menghormati semua orang tua di dunia.

“Semoga Huobanmen dapat menumbuhkan empati dengan memperlakukan orang tua di dunia seperti memperlakukan orang tua di dalam keluarga sendiri, serta dapat menyumbangkan waktu dan berinisiatif memberi perhatian kepada orang tua yang membutuhkan,” ungkap Dewi.

Para Huobanmen bermain games berupa Diskusi Kartu Gambar.

Karlishia, salah seorang Huobanmen, jadi teringat saat ia mengikuti kunjungan kasih ke panti jompo. “Ada seorang lansia yang berkata kepada saya, 'Sayangilah orang tuamu, hormatilah mereka, jangan buat mereka sakit hati atau menyesal.' Ucapan tersebut masih membekas hingga sekarang."

Lina Herryanto, Duifu Mama lainnya, mengajak Huobanmen bermain sebuah permainan bernama "Diskusi Kartu Gambar". Setiap kelompok diberikan kartu gambar yang menggambarkan situasi tertentu, dan mereka diminta untuk berpikir tentang apa yang bisa dilakukan dalam situasi tersebut. Salah satu grup, Grup F, mendapatkan kartu gambar yang menunjukkan seorang nenek duduk sendirian di teras rumah, menderita kesepian. Hal yang mereka putuskan untuk dilakukan adalah menghibur nenek, mengajak berbicara, membawakan makanan, dan mengajak nenek bermain.

Acara diakhiri dengan pembagian angpau Imlek dan suvenir yang diterima Huobanmen dengan penuh sukacita.

Kelas pun dilanjutkan dengan peragaan isyarat tangan lagu Imlek, dilanjutkan dengan lalu pembagian souvenir dan angpao Imlek. Acara ditutup dengan sesi foto bersama yang penuh kebahagiaan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Hargai Waktumu

Hargai Waktumu

28 September 2015
Menghargai waktu merupakan salah satu materi yang dibahas dalam kegiatan Sosialisasi Kelas Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao) pada Minggu, 13 September 2015. Sebanyak 86 orang, yang terdiri dari murid kelas budi pekerti (36 orang), relawan Tzu Chi (27 orang), dan masyarakat umum (23 orang)  menghadiri kegiatan ini.
Melawan Malas Melalui Kelas Budi Pekerti

Melawan Malas Melalui Kelas Budi Pekerti

05 April 2024

Sebanyak 15 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat menghadiri kelas bimbingan budi pekerti yang bertema mengenali diri sendiri, menggali potensi diri dan bersyukur, menghormati Guru beserta ajarannya.

Menjaga Diri, Wujud Bakti kepada Orangtua

Menjaga Diri, Wujud Bakti kepada Orangtua

15 Januari 2015 Sebanyak 49 anak kelas Er Tong Jing Jin Ban dan 40 anak kelas Tzu Shao Ban, pada hari Minggu, 11 Januari 2015 di Tzu Chi Pekanbaru mengikuti kelas budi pekerti dengan topik Bisa menjaga atau menyayangi diri sendiri.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -