Belajar Toleransi Beragama Sedari Dini

Jurnalis : Shelfi (He Qi Utara 1) , Fotografer : Vionita Gunawan (He Qi Utara 1)
Murid-murid sedang memperhatikan penjelasan makna yang terkandung dari 4 sisi sebuah ketupat. Sambil menganyam, mereka juga memperhatikan video tutorial pembuatan ketupat.


Suatu tradisi yang dilakukan setiap tahun pada Hari Lebaran adalah membuat ketupat. Ketupat terbuat dari anyaman daun janur diisi beras yang sudah dimasak setengah matang yang kemudian dikukus, biasa disantap dengan sayur opor atau kari. Ketupat sendiri memiliki  filosofi tersendiri yaitu empat sisi nya melambangkan bersyukur, berbagi, toleransi saling menghormati, dan berpikir positif tulus hati.

Kelas Budi Pekerti pada Minggu 9 April 2023 diadakan di Xi She Ting, Tzu Chi Center pukul 08.00 pagi. Kelas Budi Pekerti ini  salah satu acaranya adalah membuat ketupat dipandu oleh MC Cecilia Ho. Anak-anak diminta menganyam dengan bahan pita jepang membentuk sebuah ketupat. Melalui kegiatan ini Kelas Budi Pekerti ingin mengajarkan toleransi antar umat beragama dan saling menghormati  kepada anak-anak seperti makna yang terkandung dari filosofi ketupat.

”Agak susah sedikit, tapi saya fokus memperhatikan video yang diputar, belajar religi (kepercayaan) lain dan belajar membantu teman-teman,” ujar Chelsea Vania Concietta kelas San Jie 2.

Anak-anak begitu asyik menganyam helai demi helai pita jepang. Yang sudah selesai membuat ketupat juga membantu temannya agar cepat selesai.

Anak-anak begitu asyik menganyam helai demi helai pita Jepang. Yang sudah selesai membuat ketupat juga membantu temannya agar cepat selesai. Tak kalah antar orangtua pun juga saling membantu dan berkerjasama membuat ketupat.

”Anak-anak melakukan shougong yang beda dari kegiatan di sekolah yaitu berupa ketupat, jadi anak-anak bisa tahu makna ketupat itu apa, lalu kenapa ketupat itu penting saat Lebaran,” ungkap Jessy, ibu dari Justin Leowardy kelas Bao rong 1. Suasana saling tolong menolong dan bekerjasama ini begitu indah dan harmonis.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan latihan isyarat tangan bersama.
Murid kelas QZB dan TSB berpisah karena mereka harus latihan yuan yuan untuk persiapan pementasan di Camp penutupan tahun ajaran. Murid QZB berlatih di Aula Lantai 4 dengan lagu Di Qiu De Hai Zi dibimbing oleh Supiana dan Murid TSB tetap berlatih di Xi She Ting dibimbing oleh Wiping. Mereka tiap bulan latihan, pastinya tak mudah mengatur formasi dan posisi agar terlihat indah. Pada saat pentas dibutuhkan kekompakan dan kerja keras, juga harus mengahadapi berbagai karakter anak-anak.

Seorang murid tersenyum bangga karena berhasil membuat ketupat dari bahan pita Jepang.

”Kebetulan tema dari acara penutupan adalah save earth save life jadi Di Qiu De Hai Zi merupakan bagian dari efek positif dari save earth dapat mewujudkan anak-anak bumi yang bahagia, sehat, bebas polusi,” kata Supiana yang selama ini selalu membimbing anak-anak belajar shouyu. Walaupun mereka mengeluh capek dan bosan tapi mereka tetap kompak mengikuti latihan.

Setelah selesai latihan bersama anak-anak berkumpul kembali dan acara ditutup dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen sebanyak tiga kali. Lalu anak-anak pulang sambil menerima spaghetti saos bolognese sebagai hidangan hari itu.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Membangun Sikap Anak di Kelas Budi Pekerti

Membangun Sikap Anak di Kelas Budi Pekerti

14 Februari 2018
Kegiatan kelas budi pekerti untuk Xiao Pu Sa (Bodhisatwa Kecil) yang berlangsung pada 11 Februari 2018, di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung.
Belajar Ketangkasan dan Kerja Sama

Belajar Ketangkasan dan Kerja Sama

31 Agustus 2018

Pada kelas kali ini, anak-anak bermain ketangkasan serta kerja sama. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya memiliki satu batang bambu kecil yang harus diangkat secara bersamaan dengan jari manis, lalu berjalan hingga kembali lagi ke tempat semula.

Memberikan Pemahaman Tentang Pemanasan Global

Memberikan Pemahaman Tentang Pemanasan Global

19 Maret 2018
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Tzu Shao yang mengusung tema tentang Pemanasan Global (global warming). Murid-murid jadi semakin paham mengapa setiap orang harus bertindak nyata untuk menjaga kelestarian bumi.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -