Pelestari Lingkungan Cilik, Mengubah Sampah Menjadi Emas

Jurnalis : Wismina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Wismina, Juliani, Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)

Anak-anak kelas budi pekerti membawa sampah dari rumah yang nantinya akan dilakukan praktik pemilahan sampah daur ulang bersama-sama di halaman Kantor Tzu Chi Pekanbaru bersama-sama orang tua dan relawan.

Merupakan tanggung jawab setiap insan  untuk menjaga kelestarian lingkungan, tanpa ada batasan usia. Minggu, 19 Maret 2017, anak-anak kelas budi pekerti Qin Zi Ban dan Er Tong Ban melakukan praktik pemilahan barang-barang yang bisa didaur ulang. Halaman rumah Tzu Chi menjadi tempat bagi  xiao pu sa, orang tua, dan juga duifu (mentor) untuk belajar memilah barang-barang daur ulang.

Pada pertemuan kelas sebelumnya di bulan Februari 2017, xiao pu sa sudah mendapat pemahaman tentang cara untuk melestarikan lingkungan yakni salah satunya dengan menerapkan prinsip 5R, yang terdiri dari Rethink (berpikir ulang), Reduce (mengurangi), Reuse (memakai kembali), Repair (memperbaiki), dan Recyle (daur ulang). Dari 5R ini, recycle menjadi solusi terakhir upaya melestarikan lingkungan.

Setiap anak meletakkan sampah yang mereka bawa sesuai dengan kategori yang ditentukan sebelum akhirnya dipilah bersama-sama.

doc tzu chi

Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan pemilahan sampah yang diadakan pada tanggal 19 Maret 2017 ini.

Sekitar pukul 8.30 WIB, xiao pu sa  bersama orang tua  tiba di kantor Tzu Chi sambil membawa barang-barang bekas yang telah dikumpulkan. Xiao pu sa dan orang tua kemudian diarahkan untuk memilah barang bekas yang dibawa dan meletakkan sesuai kategori keranjang yang telah disediakan. Ada 9 keranjang yang disiapkan yakni keranjang untuk kategori botol plastik bening, botol plastik berwarna, minuman gelas, kara oli, kara warna, besi, aluminium, kertas, dan keranjang untuk kategori yang tidak masuk dalam 8 kategori keranjang yang disediakan.  Fang-Fang shijie dan Mei Ti shijie, relawan pelestarian lingkungan hadir untuk membantu memberi penjelasan mengenai barang-barang yang bisa didaur ulang. Harapannya  agar orang tua, xiaopusa dan duifu dapat mengetahui barang apa saja yang bisa didaur ulang, sehingga dapat melakukan pemilahan langsung dari rumah.

Bukan hanya anak-anak yang antusias, para orang tua pun sangat semangat melakukan pemilahan sampah daur ulang yang hasil penjualannya digunakan untuk membantu orang tidak mampu dan mendukung operasional DAAI TV.

Kegiatan pemilahan dan pembersihan barang-barang daur ulang selesai sekitar pukul 10.30 WIB. Tampak orang tua bersama xiao pu sa yang antusias berkegiatan daur ulang. “Perasaan saya, senang dengan pembelajaran hari ini. Melihat xiao pu sa dan orang tua yang kompak, saling bekerja sama. Orang tua membuka label dan gelang botol, xiao pu sa bertugas membuka tutup botol dan menginjak botol. Tidak hanya orang tua dan xiao pu sa yang antusias, saya sendiri juga antusias karena saya mendapat ilmu dari shigu-shigu (panggilan bibi di Tzu Chi –red) yang menjelaskan tentang barang-barang daur ulang, terutama untuk botol yang sekilas terlihat bening, tapi sebenarnya masuk kategori botol berwarna” ungkap Juliani, salah satu duifu Qin Zi Ban.

Hari itu, barang-barang daur ulang yang telah siap dipilah dan dibersihkan, langsung dijual dan dananya disalurkan ke Tzu Chi untuk membantu orang yang tidak mampu dan juga untuk mendukung  operasional DAAI TV, Televisi Cinta Kasih. Para Pelestari lingkungan cilik bersama orang tua dan relawan telah bersama-sama mengubah sampah menjadi emas. Semoga melalui praktek pelestarian lingkungan ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk berkesadaran melestarikan lingkungan dengan mengurangi sampah.


Artikel Terkait

Menggapai Masa Depan yang Cemerlang

Menggapai Masa Depan yang Cemerlang

29 November 2016
Kelas budi pekerti Tzu Chi kembali menyelenggarakan Kamp Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi yang kali ini diperuntukkan bagi remaja berusia 13-16 tahun atau biasa disebut Tzu Shao. Kegiatan Tzu Shao Ban Angkatan VIII ini merupakan kegiatan penutupan kelas budi pekerti untuk tahun 2016 yang diikuti oleh 150 siswa kelas budi pekerti Tzu Shao.
Ramah Tamah Imlek

Ramah Tamah Imlek

13 Februari 2020

Minggu, 2 Februari 2020, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan melakukan acara Ramah Tamah Imlek dengan serangkaian acara yang sudah disusun sedemikian rupa serta makan Steamboat Bersama di tahun 2020.

Kelas Budi Pekerti yang Begitu Berkesan

Kelas Budi Pekerti yang Begitu Berkesan

16 Mei 2016

Cindy Gusti Melania, salah satu anak kelas budi pekerti merasakan perubahan positif setelah mengikuti kelas budi pekerti.  

 

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -