Belajar Toleransi di Rumah Tzu Chi

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Purwanto, Beverly (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)


Penyerahan bingkisan imlek dan sembako kepada para Gan En Hu oleh relawan Tzu Chi. Mereka pun berfoto bersama relawan yang menjadi Dewa Rejeki.

ONG AH… HENG AH… HUAT AH… Kata-kata itu terdengar kuat berkali-kali di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun siang itu. Iya, karena hari Minggu tanggal 1 Februari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan acara perayaan Imlek bersama para Gan En Hu (penerima bantuan). Suasana kantor penghubung di Karimun siang itu sangat ramai dan dipenuhi oleh relawan dan Gan En Hu. Mereka datang dengan antusias, karena akan bersama-sama merayakan imlek di Tahun Kambing ini. Peserta yang datang hari itu sangat berbeda dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya yang diadakan di kantor. Ruangan yang cukup luas itu menjadi terasa sempit karena jumlah yang hadir sangat banyak. Ada 95 relawan yang hadir terdiri dari relawan komite, relawan biru putih, relawan abu-abu, Tzu Shao, Xiao Tai Yang, relawan rompi, dan ditambah lagi dengan Gan En Hu.

Acara hari itu dimulai pukul 09.30 WIB, acara diawali dengan penghormatan sebanyak tiga kali kepada Master Cheng Yen. Kemudian suasana menjadi hening karena peserta diajak mendalami Dharma dengan mendengarkan lentera kehidupan. Peserta dengan serius memperhatian setiap kata yang diucapkan oleh Mater Cheng Yen. Semakin siang suasana semakin meriah dengan penampilan dari anak-anak Xiao Tai Yang dengan tarian lagu imleknya. Anak-anak menarikannya dengan lemah gemulai. Kemudian Peserta yang hadir semakin terhibur dengan hadirnya sosok Dewa Rejeki yang diperagakan oleh Kartono Shixiong. Dewa rejeki membagi-bagikan manisan pada anak-anak yang hadir pada hari itu. Banyak peserta yang ingin berfoto bersama dengan dewa rejeki usai acara. Di hari itu juga menjadi Angpau pertama bagi anak-anak Xiao Tai Yang di hari Imlek ini yang dibagikan oleh Lissa, salah satu relawan. Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian santunan pada Gan En Hu. Acara ditutup dengan berdoa bersama agar di tahun baru nanti dunia terbebas dari bencana dan manusia terbebas dari penderitaan.


Para peserta yang hadir dengan serius mendengarkan penjelasan relawan usai mendengarkan ceramah Master Cheng yen.


Persembahan tarian imlek yang diperagakan oleh Xiao tai Yang menambah kemeriahan perayaan imlek saat itu.

Belajar Toleransi

Kegiatan pulang ke rumah ini merupakan kegiatan yang selalu dinantikan oleh salah satu Gan En Hu yang bernama Yohana. Setiap ada kegiatan ini, ia merasa nyaman seperti kembali ke rumah sendiri dengan keluarga yang baik hati menerima keluh kesah darinya. “Setiap kembali ke rumah Tzu Chi saya merasa sangat nyaman, karena di sini saya selalu diterima layaknya sebuah keluarga besar. Semua orang di sini selalu menemani saya disaat saya sedih maupun bahagia,” kata Yohana dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan perasaan satu keluarga dapat menghilangkan perbedaan yang ada. Kehangatan antara Gan En Hu dan relawan membuktikan bahwa perasaan satu keluarga telah terjalin erat di Tanjung Balai Karimun.

Kegiatan seperti ini dapat mengajarkan sikap saling menghargai dengan orang lain yang berbeda agama, sehingga dapat melatih sikap toleransi antar umat beragama karena Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun selalu mengadakan perayaan hari-hari besar agama di Indonesia. “Dan Kegiatan ini sudah mengajarkan kepada semua yang hadir tentang arti toleransi, karena di sini kita ikut bersama merayakan Hari Raya Natal, Hari Raya Idul Fitri dan sekarang Hari Raya Imlek,” kata Yohana melanjutkan sharingnya. Dengan kegiatan seperti ini diharapkan kehidupan antar umat beragama dapat hidup harmonis, rukun, dan damai sehingga masyarakat terbebas dari bencana. Selain itu di dalam kehidupan sehari-hari, kita harus berhati tulus dan mawas diri, harus lebih banyak bersumbangsih bagi dunia, kita juga harus mampu mengendaliakn diri. Bersikap rajin, hidup hemat dan mengendalikan nafsu keinginan. 

Yohana (tengah) memberikan sharingnya mengenai Yayasan Budha Tzu Chi. Ia mengaku merasa nyaman berada di lingkungan Tzu Chi karena tidak membeda-bedakan agama, sehingga sikap toleransi tetap terjalin baik.


Netty Shijie memberikan tanda terima bantuan kepada Gan En Hu. Ia pun beriteraksi selama mendampingi mereka.


Artikel Terkait

Perayaan Imlek Bersama Gan En Hu

Perayaan Imlek Bersama Gan En Hu

08 Februari 2019

Hari Minggu, 20 Januari 2019, ruang makan Aula Jing Si Batam lantai 1 dipenuhi dengan suasana Imlek yang kental. Lagu imlek mengisi seluruh ruang makan menemani para gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang hadir mengikuti gathering Gan En Hu pertama di tahun 2019.

Belajar Toleransi di Rumah Tzu Chi

Belajar Toleransi di Rumah Tzu Chi

06 Februari 2015 Suasana kantor penghubung di Karimun siang itu sangat ramai dan dipenuhi oleh relawan dan Gan En Hu. Mereka datang dengan antusias, karena akan bersama-sama merayakan imlek di Tahun Kambing ini.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -