Benar, Bajik dan Indah untuk Tzu Chi
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Henry Tando, Eric Lanvin (He Qi Utara) |
| ||
Sudah sejak akhir bulan Desember 2010 lalu, penyebaran informasi akan adanya gathering relawan dokumentasi di bulan Januari telah dilakukan. Semakin gencarnya para relawan dokumentasi He Qi Utara dalam memberitakan kabar gembira ini terlihat di awal bulan Januari. Berbagai jenis teknologi digunakan, mulai dari facebook, mailing list He Qi Utara, sms, sampai telepon secara personal untuk mengabarkan waktu pelaksanaan gathering pada sabtu, 8 Januari 2011 di Jing Si Books and Café Pluit Jakarta Utara. Hari berlangsungnya acara pun dimulai dengan guyuran hujan sejak pukul 4 pagi. Tetapi hal ini tak menyurutkan semangat para relawan, sejak pukul 8.30, satu per satu relawan dokumentasi mulai tampak. Setelah relawan fungsional datang mewakili daerah komunitasnya, acara pun dimulai. Sebagai ketua pelaksana acara gathering, Lisda shijie menyampaikan beberapa hal penting sebagai panduan, “Tujuan adanya gathering ini agar para relawan dapat lebih mengenal satu sama lain dan juga kita perlu menggalang lebih banyak relawan 3 in 1, karena sebentar lagi Aula Jing Si di Pantai Indah Kapuk akan segera jadi, dan tugas kitalah untuk mengisi Aula Jing Si dengan foto-foto dan artikel yang menyentuh hati agar semakin banyak cinta kasih yang dapat tersebar.”
Keterangan :
Pada ceramah Master Cheng yen yang ditayangkan, Master bercerita mengenai suatu acara yang diadakan untuk para Bodhisatwa daur ulang yang senantiasa melakukan daur ulang di depo-depo pelestarian lingkungan di Taiwan. Master pun bercerita bahwa keindahan bukan hanya pada acara tersebut, melainkan di belakang layar, yaitu relawan dokumentasi. Para relawan inilah yang meninggalkan sejarah bagi masa depan. Bercerita lebih lanjut kepada salah seorang relawan dokumentasi yang menderita polio sejak kecil yang saat masa kanak-kanaknya menjadi bahan ejekan kawan sepermainannya. Ketika dewasa dan bertemu dengan Tzu Chi, ia tak kenal lelah menjadi relawan dokumentasi dengan keterbatasan fisiknya, ia terus semangat merekam jejak cinta kasih Tzu Chi. Terinspirasi dari ceramah Master Cheng Yen, Aris Widjaja mengenalkan lebih dalam lagi, konsep Ren Wen Zhen Shan Mei, yaitu relawan dokumentasi yang membawa budaya kemanusiaan yang benar, bajik, dan indah. Relawan dokumentasi membawa unsur kebenaran, kebajikan, dan keindahan dalam mencatat sejarah di dalam misi Tzu Chi, yaitu misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya kemanusiaan, dan misi pelestarian lingkungan. Paduan inilah yang mengantarkan relawan dokumentasi untuk mencapai doa Master dalam visinya untuk menyucikan hati manusia, masyarakat damai sejahtera, dan dunia bebas dari bencana. “Berkat adanya 3 in 1 sejak dari pertama kali Tzu Chi berdiri, kita sekarang bisa tahu kegiatan-kegiatan Master Cheng Yen di awal celengan bambu, atau pendirian Rumah Sakit Tzu Chi pertama, kita juga bisa lihat foto Master Cheng Yen saat melakukan kunjungan kasih ke rumah pasien dan foto-foto lain yang diciptakan oleh relawan dokumentasi zaman dahulu kala,” ujar Aris. “Terima kasih atas kontribusi para Shixiong-Shijie. Kami sangat terbantu dengan adanya kontribusi shixiong, shijie. Dengan adanya artikel-artikel yang dapat menginspirasi dan menyentuh, maka akan semakin banyak cinta kasih yang dapat disebarkan,” ujar Hadi Pranoto, salah seorang anggota Tim Media Cetak Tzu Chi yang hadir dan menjadi editor untuk setiap artikel dari relawan He Qi Utara.
Keterangan :
Lebih Fokus Di Tahun 2011 Banyak rasa syukur yang diucapkan hari itu. Like Shijie sebagai Ketua He Qi Utara pun mengungkapkan kegembiraannya bahwa relawan dokumentasi di He Qi Utara sudah semakin meningkat. Livia berharap lebih banyak kisah nyata pasien kasus yang dapat digarap. Suriadi Shixiong sebagai Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendorong semangat para relawan dokumentasi agar tetap dapat terus menampilkan artikel-artikel terbaik yang tidak hanya dimuat di Website Tzu Chi Indonesia saja, tetapi juga dapat dimuat di Website Tzu Chi Taiwan. Di penghujung acara, seperti yang telah dikatakan dalam undangan, pemotongan tumpeng pun dilakukan dengan khidmad dan menyenangkan. Henry Tando sebagai koordinator relawan dokumentasi He Qi Utara memberikan potongan pertama kepada Like Shijie atas rasa syukur yang ada selama ini. Menurut Henry, Like adalah sosok pemimpin yang selalu memberi contoh dan bukan hanya memberi perintah. Dari serangkaian acara itu diharapkan pada tahun 2011, relawan dokumentasi semakin maju dan tak kenal lelah mencatat jejak langkah Master Cheng Yen sebagai catatan sejarah Tzu Chi bagi generasi mendatang. Ayo, mari bergabung dengan relawan dokumentasi. Bukan hanya dapat mengikuti berbagai kegiatan dari berbagai misi Tzu Chi saja, namun peranan relawan dokumentasi terus berlanjut sampai ke masa depan. Foto yang diambil, naskah yang ditorehkan, dan video yang bergerak, menjadi saksi sejarah yang tak kasat mata dan dapat diwariskan bagi masa depan. | |||
Artikel Terkait

Melihat dan Merasakan sendiri
13 Agustus 2015 Di hari kelima kunjungannya ke Indonesia (11 Agustus 2015), para muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) asal Taiwan ini mengunjungi Sekolah Tzu Chi Indonesia dan juga Pademangan, salah satu daerah yang menjadi lokasi program Bebenah Kampung Tzu Chi. Kehidupan yang kontras di dua tempat ini memberi pengalaman berbeda bagi para Tzu Ching.
Menuju Hidup yang Lebih Baik
13 Agustus 2009 Walaupun tidak sempat melakukan kunjungan langsung ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, antusias Moh. Saedi Kia, selaku Menteri Perumahan Iran pun terlontar dalam perbincangannya dengan Hong Tjhin. “Di Iran, Tzu Chi juga membangun perumahan untuk orang-orang tidak mampu. Dan mereka juga memegang teguh komitmen dalam mendampingi para warga di perumahan tersebut,” ucapnya.Kebahagiaan Bersumbangsih
26 September 2016Jumlah pasien yang mencapai lebih dari 400 orang ini didominasi oleh warga yang sudah lanjut usia. Tidak hanya penyakit umum saja, tim medis Tzu Chi juga melakukan pemeriksaan dan pengobatan gigi yang digelar pada tanggal 24 September 2016 di Kebun Sungai Cantung, Xie Li Kalimantan Selatan 2.