Benih Cinta Kasih di Lhokseumawe

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Supandi (Tzu Chi Aceh)

fotoAngpau pemberkahan yang merupakan ungkapan syukur dari Master Cheng Yen kepada semua relawan dan donatur diberikan kepada semua peserta yang hadir

Perjalanan menuju Lhokseumawe harus ditempuh selama kurang lebih lima jam oleh para relawan Tzu Chi dari Banda Aceh. Meski merupakan hari kedua Tahun Baru Imlek, semua relawan tetap bersemangat untuk mengadakan acara syukuran tahun baru imlek di Lhokseumawe pada tanggal 24 Januari 2012. Acara yang sederhana namun khidmat tersebut mengambil tempat di salah satu rumah dari relawan di Lhokseumawe.

Meski ini merupakan kali pertama Tzu Chi secara resmi mengadakan acara di sana, tetapi antusias masyarakat untuk menghadirinya sangatlah tinggi. Sebanyak 170 orang undangan menghadiri acara tersebut.

Meski acara baru akan dimulai pada pukul 19.00 WIB, tetapi relawan sudah berkumpul tiga jam sebelumnya. Semuanya bahu membahu menata ruangan agar nantinya para undangan dapat mengikuti acara dengan nyaman. Setelah semuanya tertata rapi, para relawan berkumpul untuk bersama-sama saling memperhatikan kerapian dari seragam yang dikenakan. Ini merupakan bagian dari budaya humanis Tzu Chi yang harus terus dijaga. Setelah rapi, para relawan juga kembali memeragakan cara membungkukkan badan dengan baik sebagai wujud syukur dan terima kasih kepada para undangan yang datang ke lokasi acara nantinya. Penjelasan mengenai tujuan dari acara juga kembali dijelaskan kepada semua relawan sehingga nantinya dapat menjelaskannya kepada para undangan yang hadir. Setelah pembagian tugas selesai dilakukan , para relawan langsung dengan sigap mengisi pos masing-masing.

Acara dimulai dengan menyaksikan video lagu Cinta dan Damai dan kemudian barulah pembawa acara secara resmi membuka acara tersebut dengan mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek dan mengajak para undangan saling mengucapkan selamat tahun kepada orang yang duduk di sampingnya. Inilah wujud dari kekeluargaan yang hendaknya terus dijaga.

foto    foto

Keterangan :

  • Para relawan menyambut dengan ramah dan penuh hormat kepada setiap tamu undangan yang datang (kiri).
  • Para relawan memeragakan cara memberi hormat yang benar. Ini merupakan salah satu ciri dari budaya humanis Tzu Chi (kanan).

Dengan menyaksikan kilas balik Tzu Chi internasional, kita barulah menyadari bahwa banyak sekali bencana yang terjadi di seluruh belahan dunia. Semua bencana yang terjadi sebagian besar adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Hanya karena tidak dapat mengikis keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan maka satu per satu bencana mulai terjadi. Tampak di dalam tayangan video tersebut, para relawan Tzu Chi dengan penuh hormat dan tulus memberikan perhatian dan bantuan kepada para korban bencana. Kita semua hidup di bumi yang sama dan menghirup udara yang sama maka kita adalah Satu Keluarga, inilah kata-kata Master Cheng Yen yang selalu terpatri di benak setiap insan Tzu Chi di seluruh dunia. Penghargaan-penghargaan internasional diberikan kepada Master Cheng Yen, tetapi beliau mengatakan ini semua adalah hasil kerja keras dari setiap insan Tzu Chi di seluruh dunia. Master Cheng Yen juga menambahkan jika dengan mendapat satu penghargaan dapat melenyapkan satu bencana, maka barulah penghargaan itu benar-benar bermanfaat.

Banyak yang terharu melihat tayangan video yang memperlihatkan bahwa begitu banyak saudara-saudara kita yang menderita dan memerlukan uluran tangan. Indonesia adalah sebuah negara yang besar yang juga sering dilanda bencana maka hendaklah semua orang membangkitkan semangat Bodhisatwa untuk menolong sesama dan melakukan pertobatan serta menjalankan pola makan vegetarian.

foto  foto

Keterangan :

  • Affandi (kiri) dan Rusli (kanan) sharing kepada para undangan mengenai pengalaman mereka setelah mengikuti kegiatan Tzu Chi (kiri).
  • Setelah melihat bahwa badge nama relawan yang berdiri di depannya kurang rapi maka relawan lainnya langsung membantu merapikannya (kanan).

Kesan Menjadi Seorang Relawan
Dalam sesi sharing relawan, dua orang relawan baru dari Lhokseumawe, Rusli dan Affandi bercerita mengenai pengalamannya dan apa yang didapat setelah mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi. “Baru enam bulan yang lalu kami mengenal Tzu Chi di acara ramah tamah di Banda Aceh. Lalu atas ajakan salah satu relawan kami pun mengikuti kegiatan pembagian beras di Medan,” ujar Affandi. Affandi beserta beberapa teman-temannya mengikuti kegiatan pembagian beras di Medan, tepatnya di Belawan mulai dari tahap survei sampai tahap pembagian. Di samping itu, Rusli dan Affandi sangat terkesan dengan Tzu Chi karena benar-benar menjalankan kegiatan sosial tanpa memandang latar belakang orang yang dibantu. Inilah wujud kasih sayang yang sebenarnya. Ada kisah yang menarik sewaktu mereka tiba di lokasi pembagian beras di Belawan. “Saya sangat terkejut, kurang lebih ada sepuluh ribu orang yang datang untuk mengambil beras, dan kami ini di kelompok yang hanya beranggotakan sepuluhan orang harus membagikan tiga truk beras,” tambah Affandi. Tetapi di situlah Affandi dan Rusli serta teman-temannya belajar bagaimana mempraktikkan wujud cinta kasih ini dengan penuh kebijaksanaan. Semuanya saling bahu-membahu dan tak terasa hanya dalam empat jam saja, 255 ton beras selesai dibagikan. Mereka pun tidak mengetahui darimana kekuatan itu muncul. Meski tubuhnya lelah pada saat itu, tetapi sebuah kebahagiaan yang tak terhinggalah yang didapat.

Affandi dan Rusli beserta relawan baru lainnya juga turut menggalang dana dalam kurun waktu singkat ini. Sudah ada 120 orang donatur di Lhokseumawe. Inilah wujud keseriusan dalam menjalankan Tzu Chi bagi setiap relawan. Mereka menyadari bahwa pada saat mereka dalam keadaan berkecukupan, mereka tidak lupa untuk terus menciptakan berkah.

Setiap tahun, Master Cheng Yen membagikan angpau penuh berkah kepada seluruh insan Tzu Chi dan donatur di seluruh dunia sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih atas sumbangsihnya. Pada sesi terakhir, semua undangan yang hadir juga mendapatkan angpau tersebut. Semoga jalinan jodoh Tzu Chi di Lhokseumawe semakit erat dan benih-benih cinta kasih terus bermunculan. Acara ditutup dengan melakukan doa bersama. Semua orang dengan khidmat berdoa, semoga hati manusia terjernihkan, semoga masyarakat aman dan tenteram, serta dunia terbebas dari bencana.

  
 

Artikel Terkait

Depo Malam di Gading Serpong

Depo Malam di Gading Serpong

18 September 2010 Depo malam di Gading Serpong dimulai sejak pukul 5 sore sampai 9 malam. Depo malam ini masih tahap awal. Aktivitas pemilahan sampah tersebut hanya berlangsung setiap Jumat minggu pertama tiap bulannya dan baru berjalan selama 4 kali.
Perayaan Hari Jadi Tzu Chi Singkawang dan TIMA Singkawang

Perayaan Hari Jadi Tzu Chi Singkawang dan TIMA Singkawang

14 November 2023

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Singkawang merayakan hari jadinya yang ke-13 tahun dan TIMA Singkawang yang ke-6 tahun pada Minggu, 5 November 2023. 

Ada Pesan Penting Nih dari Anak-anak TK Tzu Chi

Ada Pesan Penting Nih dari Anak-anak TK Tzu Chi

06 Maret 2019
Tema perlindungan lingkungan memang dipilih oleh tim penggagas Ren Wen Week. Sejalan dengan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi, tema ini diharapkan bisa membuka wawasan para anak TK tentang menjaga lingkungan. Bahkan beberapa hari sebelumnya, TK Tzu Chi mengundang perwakilan dari World Wide Fund for Nature (WWF) untuk memberikan sharing di sekolah.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -