Beramai-ramai Bervegetarian

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya, Hadi Pranoto, Himawan Susanto
 
foto

Seorang anak tampak memukul gong sebanyak tiga kali dan kemudian berdana untuk untuk Tzu Chi pada acara Tzu Chi Vegetarian Food Festival. Dana yang akan digunakan untuk pembangunan gedung Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia.

Banyaknya bencana alam yang terjadi di dunia ini, tidak terlepas dari perilaku manusia yang merusak alam serta pola hidup yang tidak ramah lingkungan. Melalui Vegetarian Food Festival ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengajak semua manusia untuk peduli terhadap kelestarian bumi dan kelangsungan hidup manusia di dalamnya. Dengan cinta kasih, kita secara langsung berpartisipasi dalam mengurangi penderitaan semua makhluk hidup.

Kata-kata di atas adalah kutipan pendahuluan singkat dari buku voucher Yayasan Buddha Tzu Chi yang menyelenggarakan Vegetarian Food Festival (VFF) pada tanggal 14 Juni 2009 di The Golf, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Menyajikan yang Serba Khas dan Menarik
Minggu pagi, saat bazar belum resmi dibuka, ratusan orang telah memadati ruangan bazar Vegetarian Food Festival. Festival tahun ini melibatkan 119 stan yang menawarkan berbagai macam produk vegetarian. Tak ketingggalan, relawan Tzu Chi dari berbagai kantor perwakilan/penghubung pun turut serta berpartisipasi dan menyediakan makanan khas daerah yang mereka miliki.

Tzu Chi Makassar misalnya, mereka menyediakan coto Makassar. Tzu Chi Bandung menyediakan sate, beras hitam, kue talas, kacang, dan mede Bandung. Tzu Chi Padang menyediakan sate Padang, kripik singkong, talas, dan sukun. Tzu Chi Lampung menyediakan pisang dan kopi Lampung. Tzu Chi Medan menyediakan kopi, air tahu, bakpao, roti, kacang, dan bumbu pecel. Tzu Chi Singkawang menyediakan rujak Singkawang. Tzu Chi Yogyakarta menyediakan gudeg dan salak pondoh. Relawan Tzu Chi dari Karawang menyediakan pisang goreng, kue semprong, dan muaci. Tzu Chi Batam menyediakan beragam kue kering. Bahkan, dua relawan Tzu Chi dari Taiwan juga berkesempatan hadir dan menyediakan produk teri vegetarian, bahan makanan vegetarian, permen kacang, dan sushi vegetarian.

Tepat pukul 09.00 pagi, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, secara resmi membuka Vegetarian Food Festival ini dengan cara memukul gong sebanyak tiga kali. Gong ini kemudian terus berbunyi silih berganti saat ada relawan, donatur, dan masyarakat umum yang berminat berdana dengan cara memukul gong.

Menjaga Diri Demi Kehidupan yang Lebih Baik
Ruangan The Golf yang semakin siang semakin riuh ramai dengan para pengunjung yang berdatangan tak juga mengurangi keasyikan para pengunjung yang datang lebih awal dan sedang menikmati berbagai macam makanan vegetarian. Nyatanya, memang makanan vegetarian pun tak kalah enak dan nikmat dilidah, tiada beda rasa dengan makanan non vegetarian.

foto  foto

Ket : - Sebuah spanduk besar tampak terlihat di depan The Golf Pantai Indah Kapuk, tempat diadakannnya
           vegetarian food festival yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. (kiri)
         - Dengan keranjang dorong ini, relawan Tzu Chi juga menawarkan celengan bambu kepada para pengunjung
           yang datang ke vegetarian food festival. (kanan)

Di satu meja untuk tempat para pengunjung makan, satu keluarga sedang asyik menikmati makanan yang telah mereka beli. Siang itu, Ahung (29) datang bersama istri, anak, dan orangtuanya. Ia menikmati betul setiap suapan mi yang dikunyahnya. “Seneng, menarik, dan rame. Udah gitu beragam makanannya,” ujarnya yang walaupun tak bervegetarian tetap suka dan menikmati makanan vegetarian. Ia pun mengatakan dengan jujur bervegetarian itu manfaatnya bagus, daripada makan daging, apalagi makanan junk food.

Ia bahkan sudah sejak kecil ketika duduk di SD mulai belajar mengurangi makan daging dan lebih banyak makan sayur-sayuran. “Sekarang makanan jahat semua (tidak sehat –red). Dahulu makanan sehat, sekarang sudah ga sehat. Ke depan apalagi. Kalau dulu orang orang bisa hidup lama, sekarang agak kurang. Dan ga mungkin kita ga makan. Jadi harus kita kurangin. Jangan terlalu banyak makan yang enak-enak dan berlemak,” tuturnya panjang lebar menjelaskan kondisi makanan yang kita makan kini.

“Kita harus jaga, kalau masih kecil belum tahu. Sekarang sudah tahu, ya harus dijaga,” ungkapnya mengajak kita berhati-hati dan mengatur pola makan sehari-hari.

Acara Milik Bersama
Di balik sebuah meja stan, seorang gadis kecil berkemeja putih yang dibalut rompi kuning Tzu Chi tampak tiada henti berteriak-teriak menawarkan produknya. “Liang teh. Liang teh,” teriaknya berulang-ulang. Keriuhan yang seakan menelan teriakannya tidak menyurutkan semangatnya menjajakan minuman yang ada di hadapannnya. Reneta (16) nama gadis kecil ini. Ia bersekolah di Singapura dan kebetulan saat ini sekolahnya sedang libur. Ia pun kembali ke Indonesia dan mengisi hari liburannya dengan melakukan kerja sosial. Di sekolahnya itu, setiap siswa dan siswi dalam kurun dua tahun diwajibkan untuk melakukan kerja sosial selama kurang lebih 50 jam. Saat festival ini, ia diajak tantenya untuk juga melakukan kerja sosial membantu Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Berbagai macam makanan khas daerah yang dibawa oleh relawan Tzu Chi dari Makassar, Lampung,
           Singkawang, Medan, Yogyakarta, Karawang, Bandung, Padang, Batam, dan Taiwan menjadi daya tarik
           tersendiri bagi para pengunjung untuk melihat dan mencobanya. (kiri)
         - Senyum dan tawa senantiasa mengiringi para relawan Tzu Chi dan para pengunjung yang melakukan
           transaksi di acara vegetarian food festival. (kanan)

Sebelumnya di Singapura, ia juga sempat melakukan kerja sosial seperti meminta sumbangan bagi para orang tua dan orang yang kurang mampu. Maka tak heran, ia tak terlihat canggung dan malu saat menjajakan minuman liang teh kepada para pengunjung yang datang. “Seneng di sini, rame,” demikian kesannya.

Kesan yang ramai dan meriah juga turut dirasakan oleh Apit Shijie, ketua panitia Vegetarian Food Festival yang mengatakan senang sekali karena ramai dengan para pengunjung yang datang. “Ada cape tapi capenya enak,” ujarnya berkomentar. Dengan masa persiapan dua bulan, Vegetarian Food Festival ini telah dapat berjalan dengan lancar dan sukses. “Semua dana yang terkumpul dari acara ini akan dipergunakan seluruhnya untuk membiayai pembangunan gedung Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia,” jelasnya.

Pemberdayaan Anak Sekolah
Di ruangan depan, ada sebuah stan dengan keunikan tersendiri yang dapat dilihat oleh para pengunjung yang datang. Stan ini adalah stan dari SMP Negeri 3 Parungpanjang, Bogor. Bekerjasama dengan Tzu Chi, murid-murid SMP Negeri 3 di bawah koordinasi guru kesenian mereka, Tarono mengubah bahan-bahan hasil alam seperti sabuk kelapa, menjadi barang-barang yang berguna dan bercita rasa seni yang tinggi. Tidak kalah dengan hasil para pengrajin yang sudah profesional.

“Semua berawal dari kompos organik yang ditawarkan oleh Tzu Chi Perwakilan Sinarmas. Sekarang kami pun mendapatkan pemberdayaan untuk memanfaatkan hasil alam yang terbuang,” kata Tarono menjelaskan. Beragam produk ditawarkan dalam Vegetarian Food Festival tahun ini, dan semuanya bertujuan untuk menggugah setiap orang untuk menjaga lingkungan dan peduli terhadap semua makhluk hidup. Semoga kepedulian dan cinta kasih kita dapat terus berkembang, sehinggga masyarakat damai dan sejahtera, serta dunia terbebas dari bencana.

 

Artikel Terkait

Menjaga Bumi Melalui Ethical Earth Eating Day

Menjaga Bumi Melalui Ethical Earth Eating Day

12 Januari 2017

Earth Ethical Eating Day turut disemarakkan oleh para relawan Tzu Chi yang tinggal di sudut-sudut wilayah terpencil. Seperti relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas yang bekerja di area operasional perkebunan Sinar Mas. Jarak yang begitu jauh dari pusat kota dan di tengah keterbatasan akses, tidak mematahkan semangat para relawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Menyadari Ketidakkekalan

Menyadari Ketidakkekalan

26 Agustus 2015 Pada Minggu, 23 Agustus 2015, insan Tzu Chi melaksanakan Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Waliroh Komarifah, salah satu mahasiswi yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan menceritakan kehidupannya yang penuh lika-liku.
Suara Kasih: Membangkitkan Welas Asih

Suara Kasih: Membangkitkan Welas Asih

02 Februari 2012 Lihatlah, insan Tzu Chi sungguh memiliki cinta kasih. Mereka telah mempraktikkan cinta kasih melalui tindakan nyata. Ini yang disebut mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -