Berbagi Berkah Melalui Baksos Kesehatan

Jurnalis : Nining Tanuria (Tzu Chi Biak), Fotografer : Nining Tanuria (Tzu Chi Biak)

Tzu Chi Biak mengadakan baksos kesehatan pada pertengahan April 2015. Tidak kurang dari 855 pasien dilayani oleh 150 relawan dari TNI dan Tzu Chi, serta partisipasi para tenaga medis yang turut bersumbangsih secara sukarela. Baksos kali ini bertempat di KOREM 173 Praja Vira Braja yang berpusat di Kabupaten Biak Numfor.

Pagi itu, Minggu tanggal 12 April 2015, suasana di kantor Koramil Biak Utara berbeda dari biasanya. Sejak pukul 11.00 WIT, terlihat masyarakat datang ke halaman kantor Koramil dan duduk dalam tenda-tenda yang telah disediakan. Tak lama kemudian beberapa rombongan kendaraan berupa bus, truk, dan kendaraan pribadi datang dari arah Biak Kota, berpenumpang para relawan Tzu Chi dan tenaga medis yang siap bekerja untuk melayani masyarakat di Biak Utara.

Berawal dari jalinan jodoh dari pertemanan anggota Korem dengan relawan Tzu Chi, maka tercetus ide untuk melakukan bakti sosial pengobatan massal. Kegiatan ini juga berkaitan dengan HUT Komando Resort Militer (KOREM) tepatnya diadakan di KOREM 173 Praja Vira Braja yang berpusat di Kabupaten Biak Numfor.

Setelah melalui serangkaian pertemuan dan persiapan, maka pada hari yang telah ditentukan bakti sosial ini dapat terlaksana dengan baik. Jumlah pasien pun yang datang sebanyak 855 orang. Jumlah ini diluar perkiraan relawan yang awalnya hanya direncanakan sebanyak 500 pasien. Rupanya masyarakat di Biak Utara merasakan bahwa layanan kesehatan selama ini belum sepenuhnya mampu menjangkau tempat mereka.

Para relawan mempersiapkan diri melatih lagu “Satu Keluarga” dalam bahasa Biak, sebelum berangkat menuju tempat kegiatan.

Penyerahan bingkisan Tzu Chi pada pasien secara simbolis diserahkan oleh Komandan Korem 173 PVB, Bupati Kepala Daerah Kabupaten Biak Numfor, dan Ketua Tzu Chi Biak.

Tak kurang dari 35 orang tenaga medis yang terdiri dari 25 dokter dan petugas rumah sakit mengikuti baksos ini dengan sukarela. Tak hanya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor dan RSUD Biak, namun ada beberapa dokter dari puskesmas di daerah dan Kabupaten Supiori, bahkan dari instansi TNI AU turut berpartisipasi.  Sejak awal kegiatan, nampak kerja sama yang cukup baik dari anggota Korem dan para insan Tzu Chi. Dengan bahu membahu, keduanya melakukan yang terbaik untuk melayani masyarakat. Pasien-pasien yang tinggal cukup jauh dikoordinir untuk dijemput oleh Koramil setempat.

Budaya humanis juga ditunjukkan dengan baik oleh seluruh relawan, bahkan para anggota TNI yang masih memiliki kebiasaan merokok, dalam baksos ini bersedia menahan dirinya selama berjam-jam untuk tidak merokok, makan pinang dan ikut bervegetarian.

Meskipun melelahkan karena melayani pasien nyaris non-stop, namun kegembiraan diungkapkan oleh para tenaga medis yang ada. “Ini baksos yang paling ramai, dan menurut saya paling bagus pelayanannya dari baksos yang pernah saya ikuti,” kata dr. Jacky, salah seorang dokter internship yang kali ini turut mengambil bagian. Bahkan dr. Arya Sakti yang merupakan tenaga medis dari TNI AU menyatakan kegembiraannya dan berjanji untuk kembali berpartisipasi jika baksos kesehatan seperti ini diadakan lagi.

Hermanus Rumrawer, seorang pasien yang berasal dari Kampung Mamorbo, mengatakan bahwa masyarakat sangat terbantu dengan adanya bakti sosial ini. Ia merasa senang karena mereka dapat dijemput dari kampungnya, dilayani hingga mendapatkan pengobatan. Ia merasa lega karena sakit sesak napas yang dideritanya bisa didiagnosa oleh dokter dan diberi obat untuk megobati penyakitnya.

Edy Sutrisno, Kepala Staff Korem 173 juga menyatakan kegembiraannya karena baksos kali ini mendapat respon yang baik dari masyarakat. “Saya gembira karena di kegiatan kali ini nuansa keakraban antara TNI, relawan dan masyarakat semua terjalin dengan baik. Salut untuk relawan Tzu Chi yang bekerja luar biasa,” katanya sambil tersenyum. Beliau juga mengharapkan agar baksos seperti ini juga bisa lebih sering dan rutin diadakan untuk menjangkau masyarakat pedesaan yang sulit dijangkau oleh layanan kesehatan.

Relawan Tzu Chi menampilkan bahasa isyarat tangan “Satu Keluarga” di tengah seremoni, menyanyikan lagu tersebut dalam bahasa daerah Biak dan Bahasa Indonesia.

Dalam baksos kali ini, banyak masyarakat yang datang dengan berbagai keluhan penyakit, mulai penyakit yang ringan hingga yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Dalam baksos kali ini, banyak masyarakat yang datang dengan berbagai keluhan penyakit, mulai penyakit yang ringan hingga yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Untuk pasien yang menderita katarak, maka Tzu Chi akan mengadakan pemeriksaan lebih lanjut dan jika memungkinkan akan diikutkan pada baksos pengobatan mata katarak.

Sedangkan bagi pasien-pasien yang memiliki penyakit berat dan butuh penanganan khusus maka para dokter mengarahkan mereka untuk mendatangi puskesmas setempat dan dirujuk ke RSUD Biak. Para relawan Tzu Chi yang baru bergabung sebagai relawan juga rata-rata memiliki kesan yang dalam, karena kegiatan ini membuka mata relawan bahwa betapa banyaknya orang yang membutuhkan uluran bantuan kesehatan. Oleh karena itu semuanya pun bekerja dengan semangat mulai sejak awal kegiatan hingga selesai pada pukul 18.00 WIT.

Seperti apa yang dituliskan oleh Master Cheng Yen guru kita, bahwa kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama, maka bakti sosial pengobatan massal kali ini pun dapat berjalan dengan baik karena adanya kerjasama yang baik dari semua pihak. Keindahan budaya humanis pun dapat ditampilkan melalui keakraban antar relawan, senyum yang indah bagi masyarakat, serta adanya kerendahan hati dari semua pihak untuk bahu-membahu menggarap ladang cinta kasih.


Artikel Terkait

Berbagi Berkah Melalui Baksos Kesehatan

Berbagi Berkah Melalui Baksos Kesehatan

27 Mei 2015 Berawal dari jalinan jodoh dari pertemanan anggota Korem dengan relawan Tzu Chi, maka tercetus ide untuk melakukan bakti sosial pengobatan massal di Biak.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -