Berbagi Ilmu dan Budaya

Jurnalis : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Edy Kurniawan, Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoMurid SMA Tzu Chi Hualien bersama relawan Tzu Chi Bandung sedang berinteraksi dengan murid Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan.

 

Pada tanggal 8 Agustus 2011, Tzu Chi Bandung mendapatkan kunjungan dari siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien, Taiwan. Rombongan ini berkunjung ke Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan yang berlokasi di Jl. Raya Pangalengan, Kampung Norogtog, Desa Margamulya, Kab. Bandung dan Gedung Merdeka sebagai Museum Konferensi Asia Afrika.

 

 

Kegiatan yang melibatkan 30 relawan Tzu Chi ini dimulai pada pukul 08.00 WIB, dan diawali dengan pengalungan bunga kepada Kepala Sekolah SMA Tzu Chi Hualien oleh siswa dari Sekolah Unggulan Pangalengan. Acara dilanjutkan dengan Tarian Merak yang dipersembahkan oleh siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan untuk menyambut rombongan yang berjumlah sekitar 50 orang. Tak hanya sampai di situ, ketika memasuki gerbang para rombongan disambut hangat dengan nyanyian penyambutan oleh siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan, dan sebagian siswa mempersembahkan lagu isyarat tangan “Sebuah Dunia Yang Bersih” kepada rombongan yang berkunjung pada hari itu.

Bertempat di ruang serbaguna, acara pun dimulai dengan kata sambutan dari Kepala Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan. Setelah itu, acara diisi dengan penayangan video Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan, sambutan dari Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pangalengan, dan Kepala Sekolah SMA Tzu Chi Hualien, Taiwan.

Selepas acara sambutan, kini giliran siswa-siswi unjuk kebolehan mereka di hadapan para hadirin. Lagu Senyuman Terindah dan Hymne Sekolah Cinta Kasih dibawakan dengan merdu oleh siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan. Siswa siswi SMA Tzu Chi Hualien pun tak mau ketinggalan untuk mengisi acara dengan membawakan dua lagu isyarat tangan. Sebagai penutup dari acara, siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan menampilkan pertunjukan angklung dengan lagu “Satu Keluarga”.

foto  foto

Keterangan :

  • Ketua Tzu Chi Bandung Herman Widjaja (kanan), dan Kepala SMA Tzu Chi Hualien.Taiwan, Ke Nan Li (tengah), bersama relawan Tzu Chi tengah meninjau Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan, Bandung. (kiri)
  • Kepala SMA Tzu Chi Hualien Ke Nan Li memberikan cindera mata kepada Ngatmin Palitugiyo, S. Pd, Kepala Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan.(kanan)

Kunjungan ini merupakan amanat dari Master Cheng Yen untuk melihat secara langsung bagaimana sistem belajar mengajar dan aktivitas para murid ketika berada di lingkungan sekolah. Selain itu, kunjungan ini merupakan kesempatan untuk meninjau langsung kondisi bangunan Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan.

“Kami sangat senang berada di sini, dan kami merasakan sambutan yang begitu hangat dari seluruh staf yang terlibat dalam kegiatan ini, baik dari relawan Tzu Chi (Bandung), para guru, dan murid. Semoga kami yang datang dari Taiwan dapat bertukar pikiran dan pengalaman dengan guru-guru, murid, dan tentunya relawan Tzu Chi (Bandung),“ ujar Ke Nan Li selaku Kepala SMA Tzu Chi Hualien dalam sambutannya.

Pada acara ini terdapat juga interaksi langsung antara siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien dengan siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan. Dalam melakukan interaksinya, para siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien ini didampingi para relawan Tzu Chi sebagai penerjemah. Walaupun berbeda bahasa, namun hal tersebut tak mengurungkan niat para siswa-siswi dari Taiwan untuk berbaur dan menghibur para siswa-siswi Sekolah Pangalengan.

foto  foto

Keterangan :

  • Siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien sangat antusias memainkan alat musik khas Sunda (angklung) yang baru pertamakali dipelajarinya. (kiri)
  • Para rombongan dari sekolah Tzu Chi Taiwan bersama relawan Tzu Chi Bandung sedang mendengarkan pemaparan mengenai sejarah konferensi Asia Afrika di Museum Gedung Konferensi Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat. (kanan)

Setelah sesi interaksi tersebut, para siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien diajak untuk ikut bermain angklung bersama di ruang serbaguna Sekolah Pangalengan. Walaupun baru pertama kali mengenal alat musik tradisional Jawa Barat ini, namun mereka dapat memainkan alat musik tersebut dengan baik.

Selain itu, ada pula acara penyerahan cindera mata, dan peninjauan sekolah Pangalengan oleh guru Taiwan yang didampingi guru Sekolah Cinta Kasih Pangalengan berserta para relawan Tzu Chi. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini, diantaranya adalah menjalin komunikasi langsung dan mempererat rasa kekeluargaan. “Saya senang sekali. Jadi selain terjadi komunikasi langsung, tanpa disadari terjalin juga perasaan kekekuargaan yang begitu akrab. Semoga dengan adanya kerja sama ini dapat menumbuhkan prestasi, yang nantinya dapat dipersembahkan kepada negara dan bangsanya,” ujar Ngatmin, Kepala Sekolah Pangalengan.

Meraba Kota Bandung dan Bertukar Pikiran
Setelah kunjungan di Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan selesai, para rombongan dari SMA Tzu Chi Hualien kemudian melakukan kunjungan ke Museum Konferensi Asia Afrika yang bertempat di Jln. Asia Afrika No. 65, Bandung. Dalam kesempatan ini rombongan dapat melihat langsung keadaan gedung yang menjadi saksi sejarah kesuksesan besar bangsa-bangsa Asia Afrika dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama yang membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia yang diselenggarakan pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955.

Kehadiran rombongan dari SMA Tzu Chi Hualien merupakan kesempatan untuk saling belajar dan bertukar pikiran. ”Sungguh sebuah keberuntungan bagi kami mendapat kunjungan dari sekolah Tzu Chi Hualien ini. Melalui interaksi, secara tidak langsung  kita saling bertukar informasi dan pengetahuan, sehingga membuat kita semua sama-sama belajar,” kata Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung. Disamping itu, kunjungan ini juga merupakan sarana untuk memperkenalkan budaya Sunda kepada siswa-siswi Taiwan. “Dengan ini, mereka juga belajar kebudayaan Sunda,” tambahnya.

Semoga dengan adanya kunjungan ini para generasi penerus dari kedua pihak (bangsa-red) dapat terus menjalin kerja sama, baik dalam bidang pendidikan maupun kebudayaan.

  
 

Artikel Terkait

“Namaku Tek Tan Nio”

“Namaku Tek Tan Nio”

16 Maret 2009 Sudah beberapa minggu ini, aku tidak bisa tidur nyenyak. Kepala rasanya sakit sekali seperti ditusuk ribuan jarum tajam yang perlahan menembus kulit. Setiap malam yang kulakukan hanya membolak-balikkan badan, mengganti baju yang basah karena keringat, dan setiap satu jam sekali rutin melongok kondisi mama yang tengah tertidur. Lelah sekali! Jika sudah tidak kuat menahan sakit, aku pun terpaksa minum obat tidur, agar badan ini bisa sedikit beristirahat.
Memaknai Bulan Tujuh dengan Benar

Memaknai Bulan Tujuh dengan Benar

10 September 2018
Menyambut bulan tujuh dalam penanggalan Lunar, Tzu Chi Tebing Tinggi menggelar acara doa bersama bulan tujuh penuh berkah yang diadakan di Tzu Chi Kantor Penghubung Tebing Tinggi pada Minggu, 2 September 2018.
Menggalakkan Titik Pengumpulan Daur Ulang

Menggalakkan Titik Pengumpulan Daur Ulang

25 September 2018

Tzu Chi Medan dewasa ini telah mempunyai tujuh Depo Pelestarian Lingkungan yaitu Depo Pelestarian Lingkungan di Kompleks Cemara Asri, Depo Mandala, Depo Titi Kuning, Depo Binjai. Tiga Depo lagi berada di luar kota yaitu Depo Pelestarian Lingkungan Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Kisaran. Mengapa Tzu Chi Medan membangun titik pengumpulan daur ulang?

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -