Bergembira Bersama Opa dan Oma

Jurnalis : Yusie (He Qi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)
 
 

foto
Relawan Hu Ai Kelapa Gading dan Opa Oma penghuni Panti Werdha Tama Gracelil bersama-sama memeragakan isyarat tangan 'Satu Keluarga'.

Hari Minggu, 1 Juli 2012, para relawan Tzu Chi Hu Ai Kelapa Gading mengadakan kunjungan ke Panti Werdha Taman Gracelil, Bukit Sentul Kab. Bogor. Sebanyak 83 relawan telah berkumpul sejak pukul 7.30 pagi. Dengan wajah yang ceria dan segar, para relawan tengah bersiap-siap menempuh perjalanan untuk melaksanakan kegiatan kunjungan kasih. Pukul 8.00, rombongan relawan berangkat menuju Bukit Sentul dengan berbekal semangat dan harapan untuk saling berbagi bersama para opa dan oma.

Satu setengah jam kemudian, para relawan tiba di lokasi kunjungan kasih. Setelah berkumpul dan berbaris rapi, para relawan disambut oleh para opa dan oma yang tinggal di panti. Untuk mengakrabkan suasana, Zr. Fransisca, salah seorang pengelola panti menyarankan untuk memanggil dengan sebutan ”opa” dan ”oma”. Panti Werdha Taman Gracelil menampung sebanyak 19 orang Opa dan 9 orang Oma. Dengan didampingi oleh 4 orang biarawati dan beberapa staf karyawan, para Opa dan Oma terlihat sangat sehat dan dalam keadaan baik. Kehadiran para relawan pun disambut dengan senyuman dan keceriaan para Opa dan Oma saat menyanyikan beberapa lagu. Salah seorang Opa, yaitu Opa Yosep (81) terlihat selalu menari dan bertepuk tangan dengan gembira saat menyanyikan lagu-lagu. Beliau telah 5 tahun tinggal di panti, dan sampai saat ini beliau mengaku tetap sehat dan bahagia.

Johan Shixiong, koordinator kegiatan ini menyampaikan harapannya, “Semoga kunjungan kami membawa makna dan bibit cinta kasih yang baik, supaya benih cinta kasih itu bisa menyebar luas,” Johan Shixiong juga mengutip kata-kata motivasi yang terdapat di Panti Werdha Taman Gracelil yang berbunyi, “Cinta itu bermacam-macam, tetapi cinta yang paling aman adalah cinta yang melalui pintu kasih”.

foto  foto

Keterangan :

  • Surya Shixiong dan Rita Shijie bersamaan memijat tangan dan kaki Oma sambil menghibur Oma (kiri).
  • Chen Chen Shijie memotong kuku Opa yang sudah panjang (kanan).

Setelah menampilkan isyarat tangan “Satu Keluarga”, para relawan mulai berbaur bersama para Opa dan Oma. Beberapa di antara para relawan mengobrol, bercanda, memijat badan mereka, dan bahkan bernyanyi lagu berbahasa Mandarin. Semua relawan tampak gembira melakukannya. Sementara itu, ada beberapa Opa yang terharu dan menangis. Menurut Zr. Maria Goretti, wakil pimpinan Panti Werdha Taman Gracelil, “Biasanya mereka teringat pada anak atau cucu yang jarang berkunjung. Tapi kami memberikan pengertian bahwa semua orang yang berkunjung ke panti ini adalah anak dan cucu mereka juga. Termasuk para relawan Tzu Chi ini”.  Saat tiba waktu makan siang, para relawan makan bersama para Opa dan Oma, tentu saja makanan yang disajikan adalah makanan vegetarian. Para Opa dan Oma terlihat sangat menikmatinya. Setelah makan siang selesai, para Opa dan Oma melanjutkan keceriaan bersama para relawan. Mereka sangat senang dengan kehadiran para relawan Tzu Chi, sehingga ada Opa dan Oma yang bernyanyi, berpantun dan menari. Senjanya usia tidak menyurutkan semangat dan kebahagiaan mereka, rasa kesepian pun sama sekali tidak dirasakan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Hu Ai Kelapa Gading membagikan bingkisan kasih kepada para Opa dan Oma (kiri).
  • Pada akhir acara, Relawan Hu Ai Kelapa Gading menyerahkan bantuan untuk Panti Werdha Taman Gracelil  secara simbolis (kanan).

Menjelang pukul 2 siang, acara berakhir. Di akhir acara, Endang Shixiong, salah seorang relawan menyampaikan kebahagiaannya hadir di Panti Werdha Taman Gracelil. “Saya termasuk yang sudah tidak mempunyai orang tua. Tapi dengan hadir disini, saya menganggap semua Opa dan Oma adalah orang tua saya,” ujar Endang Shixiong. Satu per satu relawan berbaris dan memberikan bingkisan kasih kepada para Opa dan Oma. Setelah berpamitan, para relawan menyalami para Opa dan Oma. Rasa haru tampak di wajah para relawan. Kunjungan kasih ini telah membawa makna yang dalam bagi masing-masing relawan, dan menjadi semakin mengerti bahwa berbakti pada orang tua masing-masing adalah hal tidak bisa ditunda lagi. Sesuai dengan kata perenungan dari Master Cheng Yen, bahwa ada  dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan, yaitu berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan.

 

 
 

Artikel Terkait

Membersihkan Pantai Pasir Panjang

Membersihkan Pantai Pasir Panjang

20 Juli 2012 Hari minggu tanggal 15 Juli 2012, jam 12 siang, para relawan Tzu Chi mulai berdatangan di kantor penghubung Tzu Chi Singkawang. Banyak diantara relawan yang kelihatan membawa sapu lidi dan perlengkapan bersih-bersih. Apa yang akan mereka lakukan?
Mengubah Jalinan Jodoh Buruk Menjadi Baik

Mengubah Jalinan Jodoh Buruk Menjadi Baik

04 Agustus 2016

Bedah buku yang dihadiri sebanyak 31 orang peserta di depo pelestarian lingkungan Tzu Chi Kosambi membahas tentang karma, bagaimana mengubah jalinan joodh buruk menjadi baik dalam kehidupan. Acara yang diadakan pada 27 Juli 2016 ini memakan waktu sekitar dua setengah jam.

Dana Kecil Amal Besar

Dana Kecil Amal Besar

26 Oktober 2018

Relawan Tzu Chi Medan Timur mengadakan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) di Sekolah Dharma Bakti, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa 23 Oktober 2018. Di sini relawan membagikan celengan dan mensosialisasikan manfaat menabung ke celengan setiap hari kepada siswa-siswa serta para guru.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -