Berita Internasional: Layanan Memasak Bagi Pekerja Medis

Jurnalis : Li Shu-yun , Fotografer : Yang Shun-bin

Relawan Tzu Chi merasa senang luar biasa saat menyiapkan nasi kotak untuk para pekerja rumah sakit selama virus Corona mewabah. Mereka memasak makanan itu dengan sepenuh hati dan jiwa seraya berharap bisa memberikan kegembiraan di hati para petugas medis saat membuka kotak makan mereka.
*****

Lebih dari 400 kasus virus Corona terdiagnosis di Taiwan pada akhir April 2020. Lebih dari itu, sekitar 100.000 orang, telah atau sedang melakukan karantina mandiri. Meskipun Taiwan memiliki nasib lebih baik daripada kebanyakan negara lain dalam penanganan Covid-19, penyakit ini masih membayangi orang-orang di pulau itu. Virus seperti musuh yang tidak terlihat yang tidak hanya menciptakan jarak fisik dan sosial antar manusia, tetapi juga jarak emosional. Penyakit ini telah menimbulkan kecurigaan dan kewaspadaan dan membuat perbedaan antara orang-orang.

Seperti pada awal Maret lalu, ketika beberapa tempat makan menolak mengirimkan pesanan ke rumah sakit karena takut tertular. Meskipun kecemasan tentang virus Corona dapat dipahami, tindakan seperti itu merupakan pukulan bagi moral para tenaga medis yang telah bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa sejak penyakit itu menyebar.

Bagaimana Mulanya
Ketika Chen Mei-yue, relawan senior yang tinggal di Distrik Neihu, Kota Taipei, melihat berita tentang restoran yang menolak untuk menerima pesanan pengiriman dari rumah sakit, dia berpikir, “Akan sangat bagus jika kami dapat menyediakan nasi kotak untuk menghangatkan perut dan hati mereka (pekerja medis).” Tri-Service General Hospital, yang terletak di dekat Kampus Tzu Chi Neihu, Taipei terbersit di benaknya. Rumah sakit adalah fasilitas medis utama. Selama masa pandemi virus Corona, dia tahu para profesional medis di sana harus bekerja ekstra keras untuk melindungi nyawa orang.

Chen tahu bahwa beberapa rekan relawannya di Distrik Datong selama wabah ini telah lebih dulu memulai program pengiriman makanan untuk staf medis di Rumah Sakit Kota Taipei cabang Zhongxing. Terinspirasi oleh tindakan mereka, dia memutuskan untuk menghubungi Tri-Service General Hospital dan menanyakan apakah mereka ingin Tzu Chi menyiapkan makan siang vegetaris untuk mereka. Betapa terkejutnya dia, tanggapannya sangat antusias. Apabila dirata-rata, dalam sehari ada lebih dari 600 orang mendaftar untuk layanan makan selama seminggu. Jumlah itu mencakup hampir sepertiga dari semua pekerja di Tri-Service General Hospital pada siang hari.

“Kami memasak untuk 800 orang hari ini,” kata Wu Sun, yang telah menjadi relawan konsumsi selama lebih dari sepuluh tahun. “Untuk jumlah itu, kami perlu menumis dua wajan besar edamame.” Dia menuangkan beberapa edamame yang sudah direbus ke dalam wajan, dengan cekatan menambahkan lada, minyak wijen, dan bumbu lainnya, lalu menggoreng bahan dengan api besar. Aroma hidangan langsung meresap ke udara. Bersama Wu adalah Yu Zhen-hao, juga seorang relawan konsumsi senior. Wu dan Yu telah bekerja sama untuk waktu yang lama dan mengembangkan chemistry yang luar biasa. Bersama dengan Chen Mei-yue, mereka membuat menu untuk layanan makan bagi Tri-Service General Hospital. Ketiganya memastikan setiap makan bergizi seimbang, menggugah selera, menarik, dan tidak ada hidangan yang diulang selama seminggu.



Hampir 50 relawan Tzu Chi bergerak setiap hari mengikuti program layanan makan satu minggu bagi para tenaga kesehatan di Tri-Service General Hospital di Distrik Neihu, Taipei. Relawan mengurus semuanya mulai dari menyiapkan bahan dan memasak, mengemasi dan mengantarkan makanan, hingga membersihkan kotak makannya kembali.

Wu menjelaskan bahwa setiap kali makan berisi dua hidangan utama. Satu hari, ada smoked gluten rolls dan three-cup mushroom. Hidangan utama ini ditemani edamame, pakcoy, dan acar daun sawi. Jamur mengandung polisakarida, dan edamame kaya akan protein. Selain bergizi, makanannya menggugah selera dan menampilkan kombinasi warna yang memikat.

Setelah menyiapkan 650 kotak makanan, mereka mengemas makanan ke dalam 22 kontainer dan memasukkannya ke dalam truk yang sudah disterilkan untuk dikirim ke TriService General Hospital. Wakil Pengawas Rumah Sakit, Cheng Shu-meng ada di sana untuk menyambut para relawan ketika mereka tiba dengan membawa makanan. Rumah sakit itu adalah rumah sakit militer, jadi Direktur Bagian Peperangan Politik He Zhongnan juga siap menyambut para relawan. Mereka juga sangat berterima kasih kepada Tzu Chi atas layanan tersebut.

Penuh Perlindungan
Kotak makan siang yang kosong dicuci dengan benar di rumah sakit, tetapi untuk menjamin keamanan relawan dan mereka yang akan menggunakan kotak berikutnya, wadah tersebut dicuci lagi secara menyeluruh saat dikirim kembali ke kampus Neihu. Selusin relawan mengenakan jas hujan, masker wajah, dan sarung tangan sebelum dibagi menjadi tiga kelompok untuk tugas tersebut. Mereka pertama-tama mendisinfeksi kotak dengan alkohol, lalu mencucinya dengan deterjen dan air. Kotak-kotak itu dikeringkan dengan panas pada langkah terakhir. Banyak perawatan digunakan dalam prosesnya.

Relawan membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk memproses lebih dari 600 kotak makanan. Itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Mereka sudah berdiri sejak pertama kali memulai, tetapi akhirnya mereka harus duduk untuk meringankan sakit pinggang mereka. Dan karena semua orang memakai jas hujan, mereka juga menjadi sangat berkeringat. Terlepas dari tantangan fisik, tidak ada yang mengeluh. Sebaliknya, mereka senang mendapat kesempatan untuk bersumbangsih

Relawan menyumbangkan lebih dari waktu, tenaga, dan kekuatan mereka untuk layanan makan ini. Mereka juga menyumbangkan uang mereka, karena mereka membagi biaya untuk semua sayuran dan bahan lainnya di antara mereka sendiri.

Pesan Terima Kasih
Relawan di distrik Datong, Zhongshan, dan Bade di Taipei adalah relawan pertama di Taiwan utara yang memulai layanan pengiriman makanan untuk pekerja rumah sakit selama Covid-19. Pada hari kerja, sejak 16 hingga 31 Maret, relawan di tiga distrik bergiliran menyediakan makan siang untuk para pekerja di Rumah Sakit Kota Taipei cabang Zhongxing.

Tanggal 26 Maret adalah hari terakhir para relawan di Distrik Datong bertanggung jawab untuk menyelenggarakan layanan makan. Semua orang berusaha sekuat tenaga. Lebih dari 1.300 orang telah mendaftar untuk makan siang pada hari itu. Selain lebih dari 400 pekerja rumah sakit, penerima makan siang termasuk polisi, pemadam kebakaran, pegawai pemerintah, staf sekolah dan siswa, serta masyarakat sekitar.

Makanan dari Tzu Chi dikirimkan ke Tri-Service General Hospital dan kemudian dibagikan kepada para pekerja rumah sakit.

Relawan Zhang Gui-yan, yang mengawasi memasak di dapur di Aula Jing Si di Distrik Datong, mengatakan bahwa meskipun bagian bawah kakinya sakit karena berdiri terlalu lama setiap hari selama program layanan makan, dia sama sekali tidak merasa terganggu. Ia dan relawan lain yang terlibat dalam program tersebut telah menerima banyak tanggapan yang hangat dan menggembirakan dari para peserta program, dan itu cukup membuatnya melupakan rasa lelahnya. Dia juga senang melihat relawan mengembangkan ikatan yang lebih erat dengan berpartisipasi dalam layanan makanan.

Wang Yi-zhen mulai ikut menjadi relawan untuk layanan tersebut pada 24 Maret. Dia mengatakan bahwa setiap kali kotak makanan kosong dikirim kembali kepada mereka, mereka harus mensterilkannya dengan alkohol sebelum mencuci dan kemudian mendisinfeksi mereka dengan uap. Matahari akan tinggi di langit saat mereka mulai bekerja, tetapi akan tenggelam di bawah cakrawala pada saat mereka selesai. Setelah mencuci selama lima jam tanpa henti — ada sekitar 1.300 kotak makanan yang harus dicuci setiap kali — punggung semua relawan sakit dan wajah mereka berkeringat. “Kami seperti telah mencuci kotak makan siang selama satu tahun,” kata beberapa relawan, kelelahan.

Namun, mencuci wadah tidak semuanya membosankan. Wang mengeluarkan catatan terima kasih yang dia temukan di kotak makan kosong. Selembar kertas itu berbunyi, “Ini adalah makanan kotak yang berharga, lebih enak daripada yang ditawarkan di perjamuan paling mewah.” Selain catatan seperti ini ditemukan di kotak makanan yang dikembalikan, penerima makan siang juga mengirimkan ucapan terima kasih mereka melalui obrolan grup. Wang berkata bahwa kata-kata yang membesarkan hati ini sangat penting baginya dan rekan relawannya. Mereka membuatnya melupakan rasa lelahnya, mengisinya dengan energi yang diperbarui, dan membuatnya lebih bersemangat untuk melayani keesokan harinya.

“Rumah sakit kami memiliki lebih dari seribu karyawan,” kata Chen Jing-lin, Direktur Pusat Administrasi di Rumah Sakit Kota Taipei cabang Zhongxing. “Kami sangat terkejut saat mengetahui bahwa Tzu Chi tidak membatasi jumlah makanan yang dapat kami pesan. Mereka mengatakan akan memberi kami sebanyak yang kami inginkan.” Menurut direktur, beberapa karyawan pada awalnya ragu-ragu untuk mendaftar karena mereka merasa tidak melakukan apa pun yang pantas untuk mendapatkan kebaikan seperti itu, tetapi mereka berubah pikiran setelah mendengar tentang upaya Tzu Chi untuk mempromosikan vegetaris. Beberapa kemudian mendaftar selama program ketika mereka mendengar rekan mereka memuji betapa lezatnya makanan itu.

Penghormatan Kepada Petugas Kesehatan di Garis Depan

Relawan Wang Yi-zhen mengatakan, walaupun relawan membutuhkan kerja keras untuk mencuci lebih dari seribu kotak makan siang setiap hari, namun sambutan dari para petugas rumah sakit yang menghangatkan hati membuat mereka lupa akan lelahnya. Pesan dari penerima makanan itu berbunyi: “Ini adalah makanan kotak yang berharga, lebih lezat dari yang ditawarkan di perjamuan paling mewah.”

“Setiap relawan Tzu Chi memiliki rasa tanggung jawab sosial,” kata relawan Chen Shun-chi dari Distrik Datong. Dia mengamati bahwa semua orang, seperti dia, bersyukur atas kesempatan untuk melayani dan mendukung para profesional perawatan kesehatan garis depan selama pandemi. Seperti saat epidemi SARS. Alih-alih menahan diri, relawan memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberi.

Sejak Corona mewabah, Kantor Tzu Chi di Taiwan telah berupaya memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah Taiwan. Selain layanan makan untuk rumah sakit dan institusi lain, yayasan telah menyediakan lebih dari 40.000 paket bingkisan untuk orang-orang yang menjalani karantina di rumah. Tzu Chi juga telah menyumbangkan masker medis, sarung tangan karet, kacamata pengaman, baju pelindung, alkohol untuk desinfeksi, dan persediaan anticoronavirus lainnya kepada petugas pertolongan pertama, Badan Imigrasi Nasional, dan pusat penahanan bagi imigran illegal.

Dihadapkan pada virus yang belum ditemukan obatnya, Master Cheng Yen berkata bahwa cara terbaik untuk menanggapi adalah dengan bervegetaris untuk melindungi kehidupan, berdoa untuk kesejahteraan dunia, melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi semua makhluk hidup, menghormati satu sama lain, dan mencintai kehidupan. Beliau berharap lebih banyak orang dapat bergabung untuk berbuat baik dan memungkinkan lebih banyak kebaikan dan cinta kasih bersatu untuk membantu membawa orang melalui pandemi dengan damai.

Penulis dan Foto: Li Shu-yun and Yang Shun-bin
Alih Bahasa: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Surat Duka Cita Master Cheng Yen Setelah Ledakan Gas di Kaohsiung

Surat Duka Cita Master Cheng Yen Setelah Ledakan Gas di Kaohsiung

14 Agustus 2014 Di malam yang larut pada tanggal 31 Juli, di Kota Kaohsiung, terjadi ledakan gas yang meluluhlantakan. Ledakan terjadi pada tengah malam dan menyebabkan api yang hebat sehingga menyebabkan warga diguncang ketakutan dan kecemasan.
Berita Internasional: Perhatian untuk Warga Texas

Berita Internasional: Perhatian untuk Warga Texas

03 Oktober 2017
Tepat tanggal 9 dan 10 September 2017, relawan dari seluruh Amerika bergerak menuju Houston untuk pembagian bahan bantuan gelombang pertama di wilayah terparah, yaitu Richmond, Rosenberg, Beaumont, Port Arthur, Greenspoint, Dickinson, Hitchcock,dan lainnya.
Berita Internasional: Bantuan untuk Korban Gempa di Meksiko

Berita Internasional: Bantuan untuk Korban Gempa di Meksiko

27 Desember 2017

Hong Liangdai sangat beruntung dapat selamat dari kematian, hal ini membuat dirinya mempunyai harapan yang lebih besar terhadap kehidupan. Setelah mengalami kecelakaan mobil beruntun, ia melangkah terus memenuhi kewajiban dengan penuh semangat, yakni membagikan bantuan bagi warga Meksiko yang baru saja ditimpa bencana gempa bumi.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -