Berita Internasional: Tzu Chi Memasang Sistem Penyaringan Air di Laos

Jurnalis : Dokumentasi Tzu Chi, Fotografer : Dokumentasi Tzu Chi


Relawan Tzu Chi memasang sistem penyaringan air untuk daerah pedesaan di Laos yang telah kehilangan air bersih akibat runtuhnya bendungan air di area tersebut. Sebanyak 11 desa tidak memiliki persediaan air secara reguler selama lebih dari sebulan.

Pada tanggal 23 Juli, sebuah bendungan runtuh di kabupaten Sanamxay, provinsi Attapeu. Kejadian tersebut merusak 11 desa, dan menyebabkan lebih dari 100 orang tewas atau hilang, juga menyebabkan lebih dari 6.000 orang kehilangan rumah. Relawan Tzu Chi dari Taiwan, Thailand, dan Malaysia tiba untuk membawa bantuan bencana dan sekaligus meninjau keadaan untuk melihat bantuan apa yang bisa mereka berikan. Mereka membawa 143 kotak barang bantuan. Mereka menyurvei kebutuhan untuk menyediakan air bersih, klinik medis gratis, barang-barang bantuan, dan membantu para petani untuk melanjutkan bercocok tanam.

Ketika bendungan runtuh, alhasil menyebabkan banjir di area yang luas yang berujung pada pencemaran air bersih. Penduduk hanya bisa minum air hujan atau air bawah tanah. Selain itu, mereka meminum air kemasan karena alasan kesehatan. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah botol plastik bekas.


Anak perempuan berumur 11 tahun sedang berjalan di bawah hujan deras untuk mengambil air bersama dengan adik laki-lakinya yang diikat di punggungnya.

Pada bulan Agustus 2018, sebelum tim survei bantuan bencana pertama meninggalkan Taiwan, Badan Sumber Daya Air Kementerian Urusan Ekonomi negara itu menghubungi Tzu Chi dan menawarkan dua sistem penyaringan. Para relawan mengangkut penyaringan tersebut ke Laos. Namun, karena kondisi jalanan yang buruk, mereka tidak dapat menggunakannya. Jadi, mereka menyimpannya di ruang penyimpanan.

Pada tanggal 28 Agustus, para relawan kembali ke kabupaten Sanamxay. Dua regu tim memasang sistem air bersih di desa yang penduduknya sudah tidak memiliki air bersih selama sebulan. Mereka harus menempuh tiga jam perjalanan untuk membeli air, perjalanan berbahaya di jalan yang rusak parah. Di depan sistem yang baru, para penduduk berbaris dengan memegang ember mereka untuk menampung air bersih.

“Kami menyambungkan sistem penyaringan air ke sumber air,” kata seorang sukarelawan. “Kemudian kami memindahkan air ke tangki penyimpanan.” Seorang penduduk desa bergegas untuk mencoba air yang telah disaring. "Rasanya sangat enak, sangat manis,” katanya.


Warga berjalan pulang dengan membawa air bersih untuk minum.

Pada tanggal 29 Agustus, hujan turun. Di depan tangki penyimpanan, para relawan meletakkan papan-papan kayu di atas tanah agar para penduduk dapat menyebrangi jalanan yang berlumpur dan mengambil air bersih. Salah satu dari mereka adalah seorang gadis berumur 11 tahun. Ia berjalan di bawah hujan deras bersama dengan adik laki-lakinya yang diikat di belakang untuk mengambil air. Ketika staf Tzu Chi, Liu Zong-yan, melihat dia, hatinya sedih. Liu segera membungkus permen, kue kering, dan mie instan untuk gadis tersebut. Melihatnya, mengingatkannya untuk mengganti pakaiannya yang basah setelah ia kembali ke rumah.

Pada tanggal 31 Agustus, sebelum pembukaan stasiun air, para penduduk sudah menunggu di luar. Kepala desa datang untuk membantu. Ia  memberikan botol berisi air bersih kepada para penduduknya. Senyum lebar menghiasi wajah anak-anak kecil dan mereka bersorak dengan keras ketika mereka menerima air dari para relawan. Mereka bahkan belajar sedikit bahasa Mandarin, dan bersorak, "Tzu Chi, saya suka Tzu Chi."

Di antara tanggal 28 Agustus dan 1 September, para relawan Tzu Chi mengoperasikan mesin penyaringan air dan menyediakan sebanyak tiga ton air bersih.

Diterjemahkan oleh Stefanny Doddy


Artikel Terkait

Berita Internasional: Tzu Chi Memasang Sistem Penyaringan Air di Laos

Berita Internasional: Tzu Chi Memasang Sistem Penyaringan Air di Laos

12 September 2018
Relawan Tzu Chi memasang sistem penyaringan air untuk daerah pedesaan di Laos yang telah kehilangan air bersih akibat runtuhnya bendungan air di area tersebut. Sebanyak 11 desa tidak memiliki persediaan air secara reguler selama lebih dari sebulan.
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -