Berjuang Demi Keluarga (Bag. 2)
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
|
| ||
Awalnya Rahmawati harus mengerjakan tugasnya di rumah sang majikan, namun mengingat kondisi keluarganya, sang majikan pun memberikannya keleluasaan untuk mengerjakan tugas itu di rumah. “Jadi sambil bekerja bisa memasak dan mengurus anak,” ujarnya. Dalam sehari, Rahmawati mampu mengupas dan menyortir bawang putih sebanyak 10-15 kg. Untuk pekerjaan itu, Rahmawati menerima upah Rp 1.000 dari setiap kg bawang yang dikupasnya. “Saya juga terima tugas karungan, satu karung 80 kg, jadi setiap bulan dapat tambahan 400 ribu rupiah,” terangnya. Terkadang Sutrisno pun ikut membantu mengupas bawang. Meskipun anak-anaknya mau membantunya bekerja, namun Rahmawati tak pernah mau memaksakan kepada kedua anak-anaknya untuk terus bekerja membantunya. “Kasihan, mereka kan masih kecil, biarlah menikmati masa kanak-kanak mereka dengan tenang,” kata Rahmawti dengan logat Medan yang kental.
Ket : - Bukan hanya bantuan materi yang diberikan relawan, tapi perhatian dan cinta kasih yang tulus mereka berikan kepada setiap orang yang membutuhkan. (kiri) “Saya bersyukur dan berterima kasih kepada yayasan (Tzu Chi). Sejujurnya saya merasa malu karena keluarga kami terus dibantu, semoga yayasan Tzu Chi diberi berkah dan semakin besar, dan para relawannya diberi kekuatan untuk dapat terus membantu warga yang kurang mampu,” kata Rahmawati dengan air mata berlinang, “Saya tidak bisa memberi apa-apa sama yayasan, yayasan dah memberi sangat banyak kepada keluarga kami.” Lie Mei Kiau pun segera merangkulnya, “Ibu harus kuat, kalau ibu sakit, siapa nanti yang merawat bapak dan mengurus anak-anak.” “Saya akan berusaha sekuat saya, Bu,” janji Rahmawati. Untunglah Rahmawati memang sosok wanita pekerja keras. Ia sudah terbiasa bekerja meski saat itu sang suami masih sanggup bekerja. “Waktu suami saya sehat saya juga dah dagang kecil-kecilan, karena penghasilan pekerja bangunan kan tidak tetap. Saya nggak bisa lepas tangan, selalu berusaha untuk mencari tambahan penghasilan,” katanya.
Ket : - Relawan Tzu Chi selalu memberi semangat kepada Sutrisno yang mengalami kelumpuhan akibat terjatuh dari atap rumah saat bekerja. (kiri). Jika dulu Rahmawati hanya bekerja untuk menambah penghasilan keluarga, maka kini sepenuhnya tanggung jawab itu ada di pundaknya. Maka, ia pun selalu berdoa kepada Tuhan agar terus diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalani perannya. “Anak-anak saya masih kecil dan harus diperjuangkan,” tegasnya. Di tengah cobaan berat yang menghimpitnya, Rahmawati masih memiliki sebersit harapan untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya dan membuat mereka bisa memiliki masa depan serta kehidupan yang lebih baik. Selesai. | |||
Artikel Terkait

Suara Kasih: Mengubah Sesuatu yang Mustahil
11 Desember 2012 Dengan begitu, seluruh keluarga kita akan hidup harmonis dan bahagia. Jika keluarga bisa harmonis, segala sesuatu akan berjalan dengan lancar. Jika setiap keluarga bisa hidup harmonis, masyarakat pasti bisa hidup damai.
Berbagi Kasih Menyambut Imlek
12 Februari 2025Menjelang tahun baru Imlek 2025, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Xie Li Bogor) membagikan paket sembako untuk warga kurang mampu di dua lokasi yakni Wihara Buddhasena dan Gereja Fransiskus. Ada 250 paket berisi beras (10 kg) dan mi DAAI.

Nasi Bungkus Vegetarian Untuk Warga Yang Membutuhkan
09 Agustus 2021Selama 12 hari (26 Juli–7 Agustus 2021), Tzu Chi Padang telah membagikan 3.300 nasi bungkus vegetarian. Nasi bungkus ini dibagikan kepada buruh, petugas kebersihan, pemulung, ojek online serta masyarakat lainnya.