Bersama-sama Melestarikan Lingkungan

Jurnalis : Beby Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Aminah Tjanaka, Beby Chen, Soit (Tzu Chi Medan)

Bersama-sama Melestarikan Lingkungan

Relawan Tzu Chi dan para warga sangat antusias melakukan praktek dan sosialisasi pelestarian lingkungan.

Alarm tanda bahaya dampak pemanasan global telah berbunyi nyaring. Ketidakselarasan empat unsur alam baik tanah, air, udara dan api terlihat dari banyaknya bencana alam seperti longsor, banjir, kebakaran, gempa, topan dan masih banyak lagi. Ini semuanya disebabkan karena ulah manusia yang tanpa sadar dan secara langsung telah merusak lingkungan.

Ceramah Master Cheng Yen pada 23 Agustus 1990 lalu merupakan awal dari 26 tahun sejarah Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Pada saat Ceramah, semua orang bertepuk tangan untuk menyambut Master. Namun Master Cheng Yen berharap agar semua orang menggunakan sepasang tangan yang digunakan untuk bertepuk tangan tersebut untuk berkegiatan Pelestarian Lingkungan.

Pada Minggu, 30 Oktober 2016, 32 relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan, Hu Ai Barat mengadakan sosialisasi dan praktik pelestarian lingkungan. Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini digelar  di Jl. Amir Hamzah, Komplek Griya Riatur Indah Jl. Katalia Medan.  Turut pula warga sekitar komplek memilah barang-barang daur ulang.

Warga antusias mengikuti kegiatan ini. Seperti yang diungkapkan Susi saat mengantar barang daur ulang di titik kumpul. “Saya kebetulan sudah menjadi donatur Tzu Chi dan pernah menjadi donatur barang daur ulang dan langsung mengantarkan sendiri ke Depo Pelestarian Lingkungan Cemara Asri Medan. Adanya kegiatan ini, lingkungan menjadi baik karena tidak sembarangan membuang sampah, lebih baik disumbangkan sehingga berguna dan bermanfaat,” ungkapnya.

Selain Susi, para petugas keamanan seperti Marsino dan Suherman juga turut bersumbangsih menjemput barang daur ulang dari rumah warga ke titik pengumpulan barang daur ulang.

Bersama-sama Melestarikan Lingkungan

Seminggu sebelum kegiatan, relawan Tzu Chi memberikan informasi kepada warga sekitar komplek mengenai adanya kegiatan pelestarian lingkungan ini.

Bersama-sama Melestarikan Lingkungan

Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan pentingnya pelestarian lingkungan, barang daur ulang apa saja yang masih bisa didaur ulang dan mengajak para warga komplek terjun langsung mempraktekkannya.

Jalinan Jodoh dan sharing Dalam Dharma

Beberapa relawan yang bergabung dalam kegiatan ini adalah relawan yang baru mengikuti  Camp Pengusaha Tzu Chi Sedunia, Agustus 2016 lalu di Hualien Taiwan. Relawan ini antara lain Melati. Mereka pulang ke kampung halaman batin Tzu Chi mengenal empat misi utama delapan jejak langkah. Salah satu misi dari delapan jejak Dharma adalah misi pelestarian lingkungan.

Berawal Melati Ramli yang terinspirasi menjadi donatur Tzu Chi di tahun 2007 melalui Stasiun DAAI TV. Drama kisah nyata DAAI TV banyak memberikannya pembelajaran dan ingin jika anak-anak mereka besar, dirinya bisa ikut kegiatan Tzu Chi. Bulan Agustus 2015, relawan Sylvia Chow dan Rose Tan mengajaknya untuk berkegiatan Tzu Chi. Merasa waktunya telah tiba dan anak-anak telah dewasa, Melati Ramli bertekad untuk bisa memaksimalkan aktivitasnya di kegiatan Tzu Chi sepulang dari kamp Pengusaha Tzu Chi sedunia Agustus 2016 lalu.

Melati kini aktif mengikuti kelas bedah buku dan misi pelestarian lingkungan. Melati menerima tawaran dari Rose Tan untuk melakukan pelestarian lingkungan di komplek Griya Riatur Indah ini yang dihuni kurang lebih 400 Kepala Keluarga. Ia pun bersedia  tempat tinggalnya menjadi titik kumpul para relawan, pengumpulan dan pemilahan barang-barang daur ulang.  

Kegiatan di komplek ini terinspirasi oleh kegiatan yang sama di Komplek Villa Makmur Indah tiga minggu lalu, di mana Melati merasakan kebersamaan antara relawan adalah suatu kegembiraan, senang bisa berbuat untuk orang banyak, dan melatih diri. Tak hanya dirinya yang turut ikut dalam kegiatan tersebut, sang suami dan anaknya juga turut dalam proses pemilahan barang daur ulang.

“Niat saya ingin satu keluarga dapat ikut dalam kegiatan Tzu Chi dan mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen. Suami saya juga mendapatkan hal-hal yang positif di Tzu Chi,” ungkap Melati.

Bersama-sama Melestarikan Lingkungan

Para relawan begitu semangat dan bergotong royong melakukan pelestarian lingkungan.

Bersama-sama Melestarikan Lingkungan

Petugas keamanan Komplek Griya Riatur Indah juga turut bersumbangsih dengan menjemput barang daur ulang dari rumah warga ke titik kumpul.

Sementara itu dengan wajah yang penuh sukacita, Justina Helina Shijie meniru ucapan Master. “Lakukan pelestarian lingkungan tidak menimbulkan kerisauan, waktu tidak menunggu kita, para Bodhisatva sangatlah sibuk, demi mau menolong sesama, langkah kaki tidak boleh berhenti,” ujarnya.

Justina sudah menjadi donatur selama 13 tahun dan mulai bergabung di Tzu Chi pada tahun 2016. Jalinan jodoh dalam dharma makin kuat ketika bertemu dengan relawan Sylvia yang memberikannya sebuah buku The Power of Heart. Dalam buku tersebut ada kisah penjual bakso yang sudah lama berjualan, akhirnya bisa melepaskan usahanya menjadi vegetarian. Justina sangat kagum terhadap Master yang menginsipirasi orang lain untuk tidak lagi membunuh.

Pada Mei 2016, foto Master yang berada di kebun teh yang terdapat di Jingsi Books and Café membuat Justina berikrar,“Kalau saya ada jodoh dengan Master, cepat jumpa dengan Master.” Tak lama, ia pun mendaftarkan diri sebagai peserta Camp Pengusaha Tzu Chi Sedunia pada bulan Agustus 2016 lalu. Setelah pulang dari Camp tersebut, setiap sabtu dan minggu pagi Justina selalu mengikuti xun fa xiang (menghirup keharuman dharma).

“Satu kalimat dharma, terkadang orang bosan mendengarnya, sebenarnya dharma yang Master sampaikan sangatlah jelas dalam berikrar, dalam memberikan cinta kasih. Mendengar dharma harus bisa terpatri dalam batin dan baru bisa praktek menjalankan apa yang Master ingin lakukan”, kata Justina.

Ia pun sangat berbahagia dapat melakukan kegiatan pelestarian lingkungan ini, seperti sedang menjalankan dharma yang telah Master babarkan.

Koordinator Acara, Rose Tan mengungkapkan kebahagiannya. “Sebagian relawan bulan Agustus 2016 lalu baru pulang dari Kamp Pengusaha Tzu Chi Sedunia mengikuti xun fa xiang dan bedah buku. Melalui kegiatan ini, kita berkesempatan merekrut para Bodhisatwa.  Banyak relawan yang begitu semangat, gotong royong, dan cinta kasih dalam melakukan pelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Waktu berlalu begitu cepat, jarum jam menunjukkan pukul 12.10 WIB. Kegiatan pelestarian lingkungan pun usai. Hasil pengumpulan barang-barang daur ulang dibawa ke Depo Pelestarian lingkungan Mandala Medan dan Depo Pelestarian Lingkungan Binjai. Penjualan barang-barang daur ulang nantinya akan dijadikan dana operasional DAAI TV dengan Motto Pelestarian Lingkungan “Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran jernih dan aliran jernih mengitari bumi”.  


Artikel Terkait

Siapapun Mampu Menjelaskan Tentang Pelestarian Lingkungan

Siapapun Mampu Menjelaskan Tentang Pelestarian Lingkungan

27 Juli 2019
Sebenarnya, memberikan penjelasan tentang pelestarian lingkungan sangatlah mudah. Semua relawan Tzu Chi dapat melakukannya. Itulah yang ditekankan Chen Zhelin, relawan Tzu Chi Taiwan yang jadi pembicara pada Pelatihan Relawan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Indonesia yang digelar kemarin, Jumat, 26 Juli 2019. 
Penantian Panjang Pembukaan Kembali Titik Pemilahan

Penantian Panjang Pembukaan Kembali Titik Pemilahan

21 April 2022

Cuaca pagi itu sangat bersahabat seolah sedang memberi semangat bagi para relawan Tzu Chi Batam untuk kembali berkegiatan daur ulang di berbagai titik pemilahan di wilayah Batam. Salah satunya di titik pemilahan di Permata Regency.

Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Bagi Para Remaja

Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Bagi Para Remaja

29 Desember 2023

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala mendapat kunjungan dari Yayasan Wisma Remaja Indonesia untuk belajar tentang pelestarian lingkungan dan pemilahan sampah daur ulang.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -