Bersama-sama Menggarap Ladang Berkah

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Marina, Supardi (Tzu Chi Batam)


Kegiatan Pelatihan Abu Putih Ke-2 Tahun 2019 Tzu Chi Batam dihadiri oleh sebanyak 101 relawan.

Minggu, 26 Mei 2019 merupakan hari di mana Tzu Chi Batam mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih yang ke-2 di tahun 2019. Pelatihan yang dimulai sejak pukul 09.00 hingga 16.00 WIB itu diharapkan bisa membangkitkan semangat relawan dalam menjalani misi Tzu Chi dengan kesatuan hati dan langkah.

Sebelum memulai materi pelatihan, para peserta terlebih dahulu memberi hormat kepada Master Cheng Yen, menyanyikan Mars Tzu Chi, dan melafalkan 10 Sila Tzu Chi. Selanjutnya, materi pembuka yang menjelaskan budaya humanis Tzu Chi pun disampaikan oleh Dukman dan Santoso.

Di pelatihan ke-2 dari 4 Pelatihan Abu Putih yang akan diselenggarakan oleh Tzu Ci Batam di tahun 2019, tim pelatihan memutuskan untuk mengambil tema Bekerja Sama Dengan Harmonis, Menggarap Ladang Berkah. Topik yang luas ini kemudian dibagi menjadi 3 presentasi yang dibawakan oleh 3 pemateri yang berbeda.

Manajemen Dengan Cinta Kasih
Agar sebuah organisasi dapat berjalan secara rapi dan efisien membutuhkan suatu struktur organisasi. Di Tzu Chi struktur tersebut dikenal dengan sebutan 4 in 1. Namun sebelum materi tersebut disampaikan, Megawati, Wakil He Qi Batam, merasa perlu untuk terlebih dahulu menjelaskan pentingnya kerja sama. Megawati mulai dengan mengundang 4 relawan untuk membentuk sebuah lingkaran.  Lalu, ia meminta para relawan tersebut untuk berputar sambil bergandeng tangan. Kemudian, ia meminta salah satu dari mereka untuk berhenti, sedangkan yang lain tetap berputar. Tentu saja roda tersebut tidak bergerak sama sekali walau 3 relawan yang lainnya berusaha untuk tetap berputar. Lewat ilustrasi ini, peserta sadar bahwa kerja sama tim lebih penting daripada keunggulan individu.


Rina Dewi, peserta pelatihan dengan seksama mencatat pembelajaran yang ia terima selama pelatihan.

Setelah menjelaskan pentingnya kerja sama, Megawati melanjutkan dengan mengurai pengertian, peran, dan tujuan dari masing-masing bagian struktur 4 in 1: He Xin (bersatu hati), He Qi (ramah tamah), Hu Ai (saling mengasihi), dan Xie Li (bergotong royong).

Dalam sharingnya, Megawati menekankan manajemen relawan Tzu Chi tidak berdasarkan jabatan, kekuasaan, ataupun hak, melainkan cinta kasih. Dalam Tzu Chi, keputusan diambil bukan oleh segelitir elit organisasi, melainkan hasil musyawarah dari setiap relawan yang bersangkutan.

Sharing dari Megawati ini menampilkan kebijaksaan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, dalam memanajemen relawan. Kebijaksaan Master tersebut menyentuh hati para peserta yang hadir, salah satu peserta tersebut ialah Rina Dewi, relawan calon komite Tzu Chi yang telah bertahun-tahun berkecimpung dalam misi pendidikan Tzu Chi Batam.


Jessica, Koordinator Pelatihan, mencerita kisah-kisah relawan yang mempelopori terbentuknya Tzu Chi di Kota Batam.

“Sebagaimana diketahui bahwa Tzu Chi merupakan yayasan yang tediri dari 2 juta lebih relawan. Sangat tidak mudah untuk menggerakkan tim yang begitu besar untuk dapat berjalan bersama-sama. Namun Master bisa melakukannya. Menurut saya, Master merupakan sosok yang sangat bijaksana,” ucap Rina Dewi.

Menjadi Penolong Bagi Sesama
“Kita bisa masuk ke Tzu Chi dan bisa melakukan hal yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat karena ada orang yang telebih dahulu memperkenalkan dan membawa kita masuk ke Tzu Chi. Mereka yang mengandeng kita ke jalur Bodhisatwa ialah gui ren atau penolong dalam hidup kita. Dan kita juga harus bisa menjadi gui ren bagi orang di sekitar kita,” tutur Nelly Yeo, Wakil He Qi Tzu Chi Batam, saat memulai presentasinya.


Hardy (tengah) dan keluarga sangat berterima kasih atas kesungguhan panitia dalam menyelenggarakan pelatihan. Walau harus menempuh berjalan kapal selama 3 setengah jam dan bermalam di Kota Batam, ia akan terus berusaha mengikuti pelatihan.

Dalam sharingnya, Nelly menjelaskan bahwa Tzu Chi Batam ialah yayasan yang cukup besar karena ada banyak relawan dan banyak kegiatan. Namun, banyak relawan ditambah dengan banyak kegiatan bukan berarti sama dengan banyak sukacita, melainkan banyak masalah. Dan sebagai orang yang membina diri dalam Jalan Bodhisatwa, para peserta harus memiliki mentalitas belajar dan belatih. Baik dalam menggalang hati, menggalang dana, atau mengikuti berbagai aktifitas Tzu Chi, relawan harus memiliki sikap seorang murid yang rendah hati dan mau terus belajar.

Mengemban, Mendelegasi, dan Mendampingi
Melanjutkan materi disampaikan oleh Nelly, Jessica selaku Koordinator Pelatihan Tzu Chi Batam kemudian mencerita beberapa kisah relawan yang mempelopori terbentuknya Tzu Chi Batam. Jessica terlebih dahulu memutarkan video perjuangan relawan pelopor Tzu Chi di Kota Batam. Jejak langkah para relawan pelopor tersebut telah membentangkan jalur bagi setiap calon relawan untuk bisa masuk ke Dunia Tzu Chi. Melihat video tersebut, para peserta sadar akan perjuangan dan pengorbanan yang pernah dilakukan senior mereka.

Sharing dari Jessica Shijie mengenai senior-senior kita yang sebelumnya, bagaimana mereka menggarap ladang berkah ini, menurut saya sangat terkesan dan sangat berarti buat saya.  Saya akan lebih giat lagi seperti mereka.”ucap Dhita, relawan abu putih Tzu Chi Batam.


Megawati, Wakil He Qi Batam, membagikan pentingnya kerja sama dan struktur dalam organisasi.

Jessica kemudian lanjutkan dengan menceritakan tranformasinya dari seorang sukarelawan (relawan pasif) menjadi seorang komite Tzu Chi. Mendengar pengalamannya, peserta belajar bahwa sebagai relawan Tzu Chi, mereka harus berani mengemban tanggung jawab. Tidak peduli besar-kecilnya atau penting-sepelenya tanggung jawab tersebut, mereka harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Saat mereka pelan-pelan didelegasi tanggung jawab yang lebih besar, para peserta tidak perlu khawatir akan beban tanggung jawab karena akan selalu ada relawan yang mendampingi ataupun mendukung. Asalkan peserta rela bertanggung jawab dan berusaha menjalin jodoh baik dengan relawan lain, maka dukungan dari saudara-saudari sedharma akan terus berdatangan.

Saat waktu menunjukan pukul 16.00 WIB, Pelatihan Abu Putih yang dihadiri oleh 101 relawan pun berakhir. Walau secara fisik para peserta merasa letih karena telah mengikuti pelatihan seharian, namun secara batin mereka telah di-charge dengan semangat baru. Semangat untuk menggarap ladang berkah di tengah masyakat dan semangat untuk mendampingi warga dalam menapaki Jalan Bodhisatwa dunia.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara

Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara

18 Maret 2014 Tzu Chi merupakan organisasi kemanusiaan yang berlandaskan cinta kasih tanpa membeda-bedakan agama, ras, dan suku bangsa. Tzu Chi saat ini tersebar di 54 negara, terdiri dari banyak orang dengan berbagai karakter sehingga juga menjadi wadah bagi pembinaan diri.
Meneguhkan Hati Agar Niat Awal Tidak Tergoyahkan

Meneguhkan Hati Agar Niat Awal Tidak Tergoyahkan

06 Desember 2017

Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 di tahun 2017 yang diadakan Tzu Chi Medan diikuti oleh 112 peserta. Pelatihan kali ini terasa istimewa dengan hadirnya Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang merupakan bibit pertama Tzu Chi di Indonesia.

Dari Bencana Hati menjadi Cinta Kasih

Dari Bencana Hati menjadi Cinta Kasih

23 September 2016

Pelatihan Relawan Abu Putih digelar di Plaza Summarecon, Jakarta Utara oleh relawan Tzu Chi He Qi Timur yang diikuti sebanyak 62 relawan. Banyak sharing yang diperoleh relawan selama pelatihan mulai daribudaya humanis, sejarah awal Tzu Chi, hingga sharing pengalaman berjalan di jalan Tzu Chi.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -