Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Angke meninjau lokasi kebakaran dan melihat langsung kondisi rumah warga yang telah habis terbakar. Di sana mereka menerima sambutan hangat dari warga.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Agung Sedayu Group (ASG) pada Rabu, 24 Desember 2025 menyalurkan bantuan untuk warga terdampak kebakaran yang terjadi di RT 005/ RW 004, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan. Kebakaran yang terjadi pada Minggu, 21 Desember 2025 lalu telah menyebabkan 14 rumah hangus dan 50 KK kehilangan tempat tinggal serta harta benda mereka.
Nanik, salah satu korban terdampak kebakaran, bercerita bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 5 pagi di hari Minggu kemarin. Saat itu, posisi keluarganya masih tertidur karena malam sebelumnya ada tetangga menggelar pesta pernikahan. Tetangga dari seberang kali lah yang lebih dahulu berteriak dan membangunkan tidur mereka.
“Dari seberang kali pada triak... ‘Kebakaran… kebakaran… Bu…, lari Bu!! Kebakaran Bu…,’” cerita Nanik. Dia langsung membangunkan semua anggota kaluarga dan tak sempat membawa barang berharganya.
Bersama Lurah Kapuk Muara Fahrozi Hardi, relawan melihat reruntuhan rumah warga dan mendengar beberapa informasi terkait terjadinya kebakaran.
Selain memberikan bantuan, relawan berinteraksi dengan warga di tenda pengungsian. Mereka memberikan perhatian, membawa canda, serta berbagi tawa. Dengan pendekatan yang hangat, Lina (kanan) dan warga lainnya dengan terbuka bercerita tentang kebakaran yang kini membuat mereka trauma.
Lina, yang masih berkerabat dengan Nanik pun sama. Mendengar orang-orang berteriak kebakaran, dia pun langsung sadar dari tidurnya seraya menggotong anak perempuannya meninggalkan rumah. Sementara sang suami bersama bapak-bapak lainnya berusaha memadamkan api yang pusatnya berada pas di sebelah rumahnya.
“Suami berusaha selametin anak tetangga yang kejebak di lantai 2. Alhamdulilah selamet, walaupun suami saya lengannya kena pecahan kaca, sobek. Karena kaca rumah yang korslet itu harus dipecahin biar yang di luar bisa masuk. Sementara posisi anak itu udah nggak bisa turun, dari tangga itu udah ngebul api, asap,” jelas Lina yang masih trauma.
“Iya… neneknya aja lompat dari lantai 2 ke tanggul, untung nggak kenapa-napa. Selamet semua, nggak ada korban jiwa,” imbuh Nanik.
Sementara ini, baik Nanik maupun Lina, dan 178 warga lainnya masih bertahan di tenda yang disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemkot DKI Jakarta.
Ani (kiri - berhijab coklat tua) bersama Nanik (berhijab hitam) dan dua ibu-ibu lainnya, mempersiapkan bahan masakan untuk dapur umum yang diperuntukkan bagi warga. Mereka tampak kompak membantu warga yang tengah menghadapi kesulitan.
Dalam keadaan yang masih memprihatinkan ini, semangat gotong royong warga pun amat terasa. Ani, warga yang rumahnya nyaris dilalap api, berusaha meringankan beban tetangganya dengan menjadikan rumahnya sebagai posko sementara.
“Kalau ada barang yang mau disimpen di rumah saya, udah taroh aja. Kalau ada yang mau tidur di rumah saya juga, masuk aja dah,” katanya berkaca-kaca.
Walau kondisi rumahnya reyot, Ani sangat bersyukur karena api tak sempat menyambar ke arah rumahnya. “Kalau rumah saya kesamber api, saya yakin itu pasti api bisa ke depan arahnya. Masjid depan ini juga bisa abis,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sebagai rasa toleran, warga sekitar bersama RT/RW setempat, mulai membangun dapur umum untuk warga secara swadaya. Itu pula menjadi rasa syukur Ani, walau tak seberapa, mereka bisa saling membantu dan saling gotong-royong. “Karena orang yang paling deket sama kita siapa? Tetangga. Jadi kalau masih bisa, kita harus saling jaga,” tuturnya.
Relawan Tzu Chi dan ASG melakukan serah terima bantuan secara simbolis kepada warga terdampak kebakaran. Bantuan yang diberikan untuk warga ini berupa 10 Kg beras yang diperuntukkan kepada 50 KK.
Sementara itu 4 relawan Tzu Chi dan 30 staf ASG pun turut hadir menguatkan warga dan memberikan bantuan untuk warga berupa 10 Kg beras yang diberikan kepada 50 KK terdampak.
“Hari ini kami turut prihatin dengan musibah yang menimpa warga Kelurahan Kapuk Muara ini,” ungkap Efi, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Angke. Efi bersama tiga relawan lainnya, tinggal di wilayah yang tak jauh dari komplek Duta Harapan Indah atau dikenal dengan sebutan DHI tersebut. Mereka pun sempat berkeliling dan melihat kondisi rumah warga yang habis terbakar.
“Selain memberikan bantuan, hari ini kami juga mencoba memberikan ketenangan untuk warga karena dengan kehadiran, memang tidak bisa memberi banyak hal, tapi kita memberikan perhatian,” tutur Evi. “Kami pun tadi salut dengan warga karena mereka kompak. Satu yang kena bencana, semua ikut memulihkan, bergotong royong, saling bantu. Semoga kondisi mereka cepat membaik,” imbuhnya.
Restu Mahesa, Direktur Estate Management Agung Sedayu Group hadir di tengah warga untuk turun langsung memberikan bantuan.
Restu Mahesa, Direktur Estate Management Agung Sedayu Group pun hadir di tengah warga untuk turun langsung memberikanbantuan. “Kami ingin meringankan beban masyarakat yang mengalami musibah kebakaran, semoga bantuan ini bisa membantu pemulihan para warga terdampak kebakaran,” tutur Restu Mahesa.
Tak hanya itu, dalam kegiatan ini ia pun ingin menumbuhkan semagat kebersamaan dari para staf ASG, “Bahwa ASG selalu berada di tengah warga, sehingga ketika terjadi permasalahan, kami ingin karyawan ikut berkontribusi, berpartisipasi meringankan beban warga.”
Editor: Fikhri Fathoni