Bersatu dalam Cinta Kasih, Relawan Luar Pulau Turut Sukseskan Pekan Amal Batam

Jurnalis : Jiahui, Dian Ratna Ningsih (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andy Tan, Emilia (Tzu Chi Batam)

Lautan pengunjung mendatangi Pekan Amal Tzu Chi Batam pada 16 & 17 Agustus 2025 di Aula Jing Si Batam.

Cinta kasih yang besar membawa para relawan dari luar pulau untuk ikut berpartisipasi menjual makanan khasnya di Pekan Amal Tzu Chi pada 16-17 Agustus 2025. Adapun relawan luar pulau yang terlibat antara lain 12 relawan asal Padang, 22 relawan asal Pekanbaru, 13 relawan asal Selatpanjang, 15 relawan asal Tanjung Balai Karimun dan 5 relawan asal Tanjung Pinang. Para relawan ini memiliki kekuatan batin dan tekad yang luar biasa untuk datang ke Kota Batam dan berpartisipasi di pekan amal mengingat tidak hanya perlengkapan bahan makanan namun juga persiapan lintas wilayah.

Salah satunya, Pipi Susanti asal Padang, yang dulunya bekerja di Maskapai Lion Air. Ia pertama kali diajak mengikuti acara Pemberkahan Tzu Chi di Padang dan mendapat tawaran menjadi staf sekretariat, Awalnya ia sempat ragu karena tidak ingin melepas hijab, namun penjelasan relawan bahwa Tzu Chi bukan yayasan keagamaan dan di sini ia belajar cinta kasih dan kesabaran dari batin. Pada pekan amal ini, ia ikut berpartisipasi dengan membawa makanan khas Padang ke Batam.

“Kami di sini menjual sate padang, keripik, opak-opak, gado-gado, dan rendang total semua sekitar 4.650 porsi dan semua ini khas Padang yang dibawa langsung dari Padang,” ujar Pipi.

Pipi Susanti bersama relawan lain beberapa kali melakukan uji coba ulang di Padang agar cita rasa tetap enak meski tanpa bahan seperti bawang, serai dan lainnya.

Antusias Masyarakat Membeli Makanan Pekanbaru di Pekan Amal Batam
Selain Padang, ada relawan Tzu Chi Pekanbaru yang terlibat. Pertama kali berpartipasi di Pekan Amal Tzu Chi Batam, relawan Pekanbaru tampak sangat antusias. Jalinan jodoh untuk mengikuti pekan amal Tzu Chi Batam berasal dari Peresmian Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun Juni lalu. Awalnya relawan Pekanbaru ingin mengajak Tanjung Balai Karimun untuk ikut serta dalam pekan amal Pekanbaru, berujung menjadi Pekanbaru ikut serta di Pekan Amal Batam terlebih dahulu.

Makanan khas yang disajikan seperti Kebab, Ho Cio Pao (Pao Merica) dan Bihun Sagosim ternyata sangat menggugah selera para pembeli di Batam. Pasalnya 600 kebab dan 500-an pao yang disiapkan untuk dijual dalam dua hari ternyata ludes dalam hitungan jam di hari pertama. Menanggapi antusias tersebut, tim Pekanbaru menutar otak dan memikirkan apa yang bisa dijual keesokan harinya sebagai pengganti agar stand pekan amal tidak kosong dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Kami sangat senang rupanya peminat untuk kebab ramai. Kami pikir ada sisa bahan bisa kami olah lagi, apa yang bisa kami olah, kami olah, kami uangkan semua,” katanya tertawa bahagia.

“Jadi semalam pau sudah habis, inti (isi pau)-nya masih ada sekitar 8 Kg, jadi kami beli lagi tepung 5kg dan langsung buat lagi sorenya, jadi sekitar 150-an biji langsung kukus semalam,” sambung Rina.

Untuk menjaga cita rasa autentik, relawan Tzu Chi Pekanbaru membawa langsung bahan bumbu khasnya dalam koper bagasi menjelang berangkat ke Kota Batam.

Berbeda dengan pau, meskipun ada sisa bahan untuk isi kebab, kulit kebab yang diinginkan tidak ditemui di Batam. Relawan Pekanbaru secara sigap mencari bahan yang dibutuhkan usai pekan amal untuk menu dadakan seperti Mie Jawa, Mie Sagu, dan Bihun Bagan untuk hari kedua karena diprediksi akan habis terjual dengan cepat juga. Ternyata benar, keseokan harinya dalam hitungan jam, 30 kg Mie Jawa, 12 kg Mie Sagu sudah ludes, relawan kemudian menganti signboard menjadi Bihun Bagan.

Bernasib serupa, pagi-pagi Ho Cio Pao juga ludes diserbu pembeli, sebagai gantinya Mie Sagu pun terjual sangat cepat, hingga akhirnya hanya sisa menu Bihun Sagosim pada dini hari yang memang disiapkan lebih banyak dari hari sebelumnya.

Semangat mereka tidak hanya sampai situ, di penghujung hari, ketika semua menu sudah habis terjual, bumbu sagosim yang tersisa pun tidak disia-siakan, bumbu tersebut ditawarkan keliling oleh relawan agar pembeli dapat membeli sebagai lauk. Siapa sangka, sisa bumbu tersebut juga habis terjual sebanyak Rp 710.000. Harapannya agar dapat sedikit banyak membantu menggalang dana pembangunan Sekolah Tzu Chi di Batam.

Pengalaman pertamanya berpartisipasi di pekan amal Tzu Chi Batam, Rina sangat sukacita. “Sangat bersyukur kami ada tim disini yang meng-handle kami, sangat memperhatikan apapun yang kami minta, dicarikan, apapun kami kurang pasti ada. Pelayanan, perhatiannya sangat luar biasa layaknya keluarga sendiri.” Kesan Rina.

Peran Penting Dibalik Suksesnya Pekan Amal Tim Luar Pulau
Keberhasilan penjualan relawan luar pulau di pekan amal Batam tentunya tidak luput dari dukungan relawan Tzu Chi Batam. Persiapan menjelang pekan amal adalah hal sangat menantang. Susanto Chua sebagai koordinator untuk relawan luar pulau bersama timnya mencari sebagian bahan menu pekan amal hingga kebutuhan sehari-hari relawan, seperti penjemur seprai dan selimut yang sudah lama tidak digunakan, bagaimana relawan mencuci baju, jemuran, jepitan, cukup tidaknya seragam yang dibawa. Hingga perlengkapan barang dapur, bahan kering, penjemputan bahan dan relawan. Hal-hal kecil sekalipun menjadi perhatiannya.

Relawan Padang menyiapkan hidangan khas Padang, termasuk rendang, sate, dan keripik, untuk dijual dalam Pekan Amal Tzu Chi Batam.

Semua kebutuhan disiapkan sedemikian rupa agar relawan dari luar pulau dapat fokus mempersiapkan menu pekan amal, sementara tim Batam memastikan segala kebutuhan mereka terpenuhi. Dengan kerja sama ini, pelaksanaan pekan amal berlangsung lancar sekaligus mempererat kebersamaan antar relawan lintas daerah.

Tidak hanya itu, ketika mendengar relawan Pekanbaru akan mengunjungi pasar untuk membeli bahan baku, Susanto bersama dua relawan lainnya yang semuanya laki-laki bahkan rela bangun pagi untuk survei ke pasar dan diarahkan shijie yang berpengalaman agar saat hari-H mereka sudah tahu lokasi tempat menjual bahan yang murah dan segar. Hal ini dilakukan supaya proses belanja lebih cepat dan efisien.

“Beberapa daerah perlu kami carikan seperti sayur, lontong dan sebagainya untuk cari yang model ketupat di Batam memang tak gampang, Begitu kami dapat, ternyata supplier jarang menerima orderan yang begitu banyak. Jadi awalnya dia mau terima juga ragu-ragu. Sampai akhirnya dia terima, saya yang jadi ragu, ini terkirim enggak ini, hari-H kalau nggak terkirim gimana ya.” kenangnya.

Mulai dari penjemputan, akomdasi hingga tenaga penjual, Susanto Chua selaku koordinator Luar Pulau memastikan di tengah kesibukan relawan Batam, setiap keperluan relawan luar pulau Batam tetap terpenuhi.

Karena urusan lontong, Susanto mengaku sempat tidak tidur nyenyak beberapa malam. Kekhawatirannya wajar, mengingat lontong merupakan bagian penting untuk Sate Padang nanti. “Kami merasa sudah cukup effort, tapi setelah acara berjalan, ternyata saya melihat effort tim luar pulau ini melebih-lebihi kami, mereka benar-benar semua heng yong xin, saya sangat terharu terhadap kesungguhan hati mereka,” ungkapnya.

Susanto merasa pengalaman barunya ini menjadi ladang pelatihan, karena ia belajar banyak hal dan berharap ketika ada kegiatan besar lainnya, Tzu Chi Batam siap untuk menyambut tamu luar pulau. Ia juga berharap semakin banyak relawan Tzu Chi luar pulau yang ikut terlibat dalam Pekan Amal Batam sehingga promosi pola hidup vegetarian yang beragam dapat lebih meluas.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Pekan Amal Tzu Chi Makassar: Menebar Kebaikan Lewat Pakaian Layak Pakai

Pekan Amal Tzu Chi Makassar: Menebar Kebaikan Lewat Pakaian Layak Pakai

12 Agustus 2025

Tzu Chi Makassar menggelar Pekan Amal Pakaian Layak Pakai pada Minggu, 10 Agustus 2025, di area Car Free Day Sudirman. Hasil penjualan digunakan untuk mendukung Misi Amal Tzu Chi.

Pola Makan Nabati dan Berbuat Kebajikan untuk Melindungi Bumi

Pola Makan Nabati dan Berbuat Kebajikan untuk Melindungi Bumi

03 Oktober 2024

Mal Ciputra Seraya Pekanbaru menjadi tuan rumah Pekan Amal Tzu Chi yang berlangsung meriah. Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan vegetaris bagi kesehatan dan lingkungan.

Pekan Amal Tzu Chi 2016: Kesempatan Setiap Orang Untuk Bersumbangsih

Pekan Amal Tzu Chi 2016: Kesempatan Setiap Orang Untuk Bersumbangsih

13 Desember 2016

Kesigapan para relawan serta tim medis Tzu Chi di Pidie Jaya, membuat Supandi dan empat orang relawan Tzu Chi Aceh lainnya mantap untuk berangkat ke Jakarta. Relawan Tzu Chi Aceh berbagi tugas, meringankan korban bencana gempa dan turut serta menggalang dana untuk pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi.

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -