Bersatu Hati Menyebar Cinta Kasih

Jurnalis : Erich Kusuma, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoSuasana kegiatan pengepakan produk cetak Tzu Chi yang menyenangkan membuat relawan menjadi hanyut dalam aktivitas sosial yang mereka lakukan.

Bruk! Sebuah tumpukan kertas diletakkan di pojok ruangan yang biasa digunakan sebagai ruang rapat para relawan Tzu Chi. Troli demi troli tumpukan kertas yang sebenarnya adalah Buletin Tzu Chi dibawa berlalu lalang lewat di depan Fo Tang (Tempat sembahyang umat Buddha–Red). Sesekali terlihat Erich, salah satu staff Yayasan Buddha Tzu Chi yang bertanggung jawab di bagian sirkulasi datang mengecek jumlah Buletin yang masuk sambil membawa alat keperluan untuk packing Buletin. Tak berselang lama, kemudian muncullah Himawan sambil membawa banyak amplop berwarna coklat dengan berbagai ukuran. Tumpukan–tumpukan buletin terus mengalir hingga yang terakhirpun diletakkan di pojok ruangan bersama tumpukan-tumpukan lain. Berbagai peralatan packing juga sudah tersedia di sana.

Sambil menunggu kedatangan relawan Tzu Chi yang hendak membantu kegiatan packing, Erich memulai kegiatannya dengan melipat tumpukan buletin yang berjumlah total 11.000 eksemplar itu menjadi tumpukan lipat dua yang setiap lipatannya berisikan sepuluh buletin. Sementara Himawan menyiapkan beberapa kotak kardus yang nantinya akan digunakan untuk diisi buletin Tzu Chi dan dikirimkan ke setiap kantor penghubung Tzu Chi di seluruh Indonesia. Bagi mereka, kegiatan yang selalu dilakukan di setiap awal bulan ini sudah menjadi bagian dari tugas selama bekerja di Yayasan Buddha Tzu Chi. Akan tetapi ada juga beberapa relawan Tzu Chi yang meluangkan waktunya membantu agar tugas mereka menjadi lebih ringan.

Sreeeeet! Suara yang berasal dari lakban ditarik dan direkatkan ke kardus membuat suasana ruangan sedikit bising. Untungnya saat itu tidak ada yang sedang rapat di ruang sebelah, jadi tidak perlu khawatir ada yang  merasa terganggu. Jam menunjukkan pukul sepuluh lebih sedikit, relawan yang ditunggu–tunggupun akhirnya menampakkan diri di hadapan mereka berdua yang sedang konsentrasi pada pekerjaannya. Dengan sedikit kaget karena habis tersadar dari konsentrasinya, Himawan menyambut relawan yang datang dengan gembira, apalagi kali ini ada yang berbeda, biasanya yang datang selalu berdua saja yaitu Filan seku dan Maya seku, akan tetapi kini yang datang menjadi empat relawan. Dua di antaranya adalah relawan baru yang masih menggunakan rompi Tzu Chi, namanya Nadi shixiong dan Noel shixiong. Meskipun masih mengenakan rompi Tzu Chi, Nadi dan Noel berencana untuk mengikuti seluruh kegiatan Tzu Chi. “Hitung–hitung untuk mengisi waktu luang. Daripada mengisi waktu luang dengan tidak berbuat apa–apa, lebih baik mengikuti kegiatan Tzu Chi dan membantu orang lain yang membutuhkan,”  begitu kata mereka. Hmm..cukup baik.

Pembagian tugaspun dilakukan. Filan seku mendapat tugas menempel alamat kantor Tzu Chi dan alamat tujuan pada amplop yang tersedia, Maya seku mendapat tugas memasukkan buletin Tzu Chi yang sudah dilipat oleh Erich ke dalam amplop yang sudah diberi keterangan alamat. Sedangkan Nadi shixiong mendapat tugas seperti Erich, yaitu melipat buletin. Begitu juga Noel shixiong, dia mendapat tugas membantu Himawan menyiapkan kardus dan memasukkan buletin ke dalamnya untuk dikirim ke kantor–kantor penghubung Tzu Chi.

Suasana di dalam ruangan kian menjadi. Suara bising karena lakban yang ditarik, suara saat kardus diletakkan, candaan dan tawa dari Sq Maya mencairkan suasana yang tegang, dan tidak ketinggalan suara benturan saat kaki Erich terantuk meja saat dia mencoba berdiri dan melemaskan badannya. Tak luput pula ada beberapa relawan lain yang mengintip kedalam ruangan. Mengintip – pergi – mengintip lagi – pergi lagi. Seolah rasa penasaran terus mengganggu pikirannya, tapi belum berani untuk mengutarakan maksudnya. Mungkin karena takut mengganggu.

foto  foto

Ket : - Satu-persatu Buletin Tzu Chi dan Majalah Dunia Tzu Chi ditumpuk dan dibungkus rapi dengan hati yang             penuh cinta kasih untuk dikirimkan ke seluruh insan Tzu Chi di Indonesia.(kiri)
         - Ekspresi gembira tampak jelas di wajah relawan Tzu Chi yang membantu proses kegiatan pengepakan            produk cetak Tzu Chi. Tanpa terasa satu hari pun berlalu dalam kebersamaan. (kanan)

Tanpa terasa setengah hari telah terlewati, jam makan siang pun tiba, akan tetapi hal itu tidak mengganggu kegiatan packing yang sedang berlangsung. Seakan lupa akan waktu. Erich, dan Himawan terhanyut dalam suasana kegiatan hingga tak menghiraukan jam makan siang, begitu juga dengan relawan Tzu Chi yang lain yang membantu. Kegiatanpun akhirnya terus berlangsung tanpa henti sampai jam makan siang hampir selesai. Pop! Seolah tersadar dari alam kegiatan, Maya seku mengingatkan mereka untuk makan siang dahulu sebelum melanjutkan kegiatannya lagi. Kegiatan dihentikan sementara, dan makan siang jadi tujuan utama.

After Lunch
Setelah selesai makan, relawan packing beristirahat dahulu sebelum memulai kembali kegiatannya. Seperti kata orang–orang dahulu, biarkan makanan turun dulu baru mulai melanjutkan kerja. Mereka berkumpul dan sharing tentang apa yang mereka lakukan sebelum datang ke kantor Tzu Chi. Banyak cerita–cerita menarik yang diceritakan, salah satunya cerita Maya seku yang dalam ceritanya dia sampai tanpa sadar tahu dan cabe belanjaan dia tertinggal di salah satu toko langganannya. Penyebabnya adalah karena ia ditelpon oleh Filan seku dan buru–buru datang ke kantor Yayasan Tzu Chi untuk bantu packing. Maya seku sendiri adalah seorang ibu rumah tangga, dan kesehariannya di rumah juga cukup sibuk. Belum lagi Filan seku, tadi telepon Filan seku berbunyi dan ketika diangkat ternyata ada relawan He Qi Utara yang meminta bantuan Filan dan Maya seku untuk membantu di posko daur ulang pada pukul tiga sore nanti.

Kegiatan packing pun dilanjutkan kembali, suasana ribut seperti sebelumnya kembali terdengar. Relawan Tzu Chi dari He Qi Selatan yang sebelumnya hanya mampir untuk melihat menjadi penasaran dan akhirnya ikut turut ambil bagian, sehingga pekerjaan menjadi cepat selesai. Tepat pukul empat sore, semua buletin sudah siap untuk dikirimkan ke semua pelanggan Tzu Chi. Nafas–nafas lega dan capek dihembuskan. “Asik juga ya ikut kegiatan packing di Tzu Chi,” Ucap Nadi. “Shixiong Erich, bulan depan kalau ada kegiatan packing lagi kabarin kami berdua ya,” tambah Noel. Semangat karena mendapat teman untuk membantu packing, Erich mengangguk–anggukkan kepalanya tanda setuju. Akhirnya kegiatan hari itu bisa selesai dengan rapi, dan semua itu dapat terwujudn karena berawal dari niat hati yang baik untuk menyebarkan berita tentang cinta kasih Tzu Chi kepada seluruh masyarakat di Indonesia. Semua bersatu hati meluangkan waktu bersama pada kegiatan packing buletin kali ini. Gan En.

  
 
 

Artikel Terkait

”Ingin Bertemu Kembali”

”Ingin Bertemu Kembali”

06 Desember 2011 Pada hari itu, sebanyak 1.385 beras dibagikan kepada warga kurang mampu yang telah disurvei terlebih dahulu oleh para relawan Tzu Chi. Manfaat dari pembagian beras ini akan meringankan pengeluaran rutin warga penerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Bulan Tujuh Penuh Berkah di Palembang Trade Center (PTC) Mall

Bulan Tujuh Penuh Berkah di Palembang Trade Center (PTC) Mall

08 September 2023

Palembang Trade Center Mall terasa lebih semarak dengan acara yang digelar oleh Tzu Chi Palembang dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah. Ada beragam talkshow menarik, pemutaran video tentang Tzu Chi, juga penampilan isyarat tangan.

Tumpuan dan Harapan Inah

Tumpuan dan Harapan Inah

12 November 2020

Tak banyak yang bisa dilakukan Inah (54), warga Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat selama sebelas tahun ini. Inah mengalami stroke yang menyebabkan kakinya lumpuh. “Sejak ada bantuan, Alhamdulillah saya bisa pakai pampers (diapers) setiap hari. Dulu beli pampers juga nggak kebeli sama anak saya. Saya berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena sudah dibantu selama ini,” ujarnya.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -