Bersilaturahmi Sambil Melatih Diri

Jurnalis : Hendra, M. Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Berliana, M. Galvan Hendra, RanggaSetiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi Bandung, Liana Shijie yang menjadi koordinator Xie Lie Barat memberikan bantuan berupa sembako kepada salah satu pasein yang dikunjunginya yaitu Alit Juhara yang mengidap Hernia.

Setiap insan Tzu Chi terus menjalin tali persaudaraan yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih.  Hal ini dimaksudkan untuk  menciptakan atau membuka lembaran baru bagi mereka yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Hari Minggu, tanggal 2 September 2012, para insan Tzu Chi dari Kantor Perwakilan Tzu Chi Bandung mengadakan kunjungan kasih besar yang artinya setiap perwakilan Xie Lie melakukan kunjungan kasih pada setiap pasien yang masuk dalam area / wilayahnya masing-masing. Sebanyak 39 relawan Tzu Chi - 9 relawan Tzu Chi Xie Lie Selatan, 16 relawan Tzu Chi Xie Lie Tengah, 7 relawan Tzu ChiXie Lie Timur, 3 relawan Tzu Chi Xie LieBarat dan 4 relawan Tzu Chi Xie Lie Utara - terjun langsung untuk menyapa dan menjalin silaturahmi dengan pasien yang telah mendapatkan bantuan dari Tzu Chi Bandung.

Kunjungan kasih ini dimulai pada pukul 08.00 - 15.00 WIB, segala persiapan telah di rencanakan dengan matang baik dari mental, fisik dan sikap. Sebelum memulai kegiatan tersebut para koordinator Xie Lie melakukan pengarahan pada setiap anggotanya agar ketika berkunjung para relawan dapat  menerapkan budaya humanis Tzu Chi.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan relawan Tzu Chi dengan para pasien yang telah mendapatkan bantuan dari Tzu Chi dan melatih diri relawan untuk dapat bersikap rendah hati. Menurut relawan Tzu Chi yang juga menjadi ketua Xie Lie Tengah, Hendra Adiutama kunjungan kasih ini harus menjadi pelajaran yang berharga pada setiap insan Tzu Chi, dimana semua relawan yang terlibat dapat berbaur dan ikut merasakan penderitaan pasien agar nanti para relawan tergerak hatinya untuk saling tolong menolong. “Pada kesempatan ini kita akan berkunjung pada beberapa pasien dan nanti kalau sudah dilokasi, jaga sikap sebagai relawan Tzu Chi terapkan budaya humanis Tzu Chi,” Ujar Hendra Shixiong sesaat sebelum memulai kegiatan kunjungan kasih.

Terjalinnya Tali Persaudaraan 
            Xie Lie Tengah mengawali kunjungannya ke rumah Fransiska Sri Hartanti -  Pasien yang mengalami luka bakar pada kaki kanan sejak kecil dan baru saja di amputasi sekitar tahun 2011 - yang beralamat di Jalan Buton Dalam no 3D/3B, kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung.

Begitu tiba dilokasi dan masuk ke rumah, suasana haru langsung terasa ketika para insan Tzu Chi menyalami dan menanyakan perkembangan kesehatannya. Selain itu, keakraban pun sangat dirasakan ketika Fransiska menceritakan pengalaman terdahulunya sampai ia harus menjalani amputasi pada kaki kanannya. Cobaan demi cobaan ia hadapi dengan tegar dan ikhlas. Ia memasrahkan hidup dan matinya kepada Tuhan. Dengan banyak berdoa dan berserah diri kepada sang pencipta membuatnya mampu menjalani kehidupan sehari-harinya dengan penuh keikhlasan.

foto  foto

Keterangan :

  • Asep Tryana, seorang pasien yang mendapat bantuan pengobatan Tzu chi memberikan sharing pengalaman hidupnya ketika menjalani pengobatan kepada para relawan Tzu Chi yang berkunjung ke rumahnya (kiri).
  • Selain mengunjungi dan memberikan semangat, relawan Tzu Chi juga menanyakan kabar mengenai kehidupan pasien, sehingga pasien dapat teringankan bebannya (kanan).

Banyak pelajaran yang dapat dipetik oleh para relawan Tzu Chi ketika mendengar apa yang diutarakan oleh Fransiska ketika menjalani dan menghadapi cobaan yang dialaminya. Beberapaceloteh terlontar dari relawan Tzu Chi ketika Fransiska menghelakan nafas, ”...ia ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga dan patut untuk di ikuti bahwa sesuatunya ada yang mengatur tinggal kita banyak berdoa dan berserah diri kepada Tuhan,” ujar relawan Tzu Chi.

Canda gurau menghiasai pada kunjungan kasih ini sehingga  rasa kekeluargaan pun terbentuk dan terjalin dengan harmonis. Sebelum relawan Tzu Chi berpamitan, banyak pesan dan motivasi yang disampaikan pada Fransiska seperti jangan pernah putus asa dalam menjalani hidup dan teruslah berdoa kepada Tuhan agar mendapatkan perlindungan dan pencerahan dari Nya.

Sementara itu dari Xie Lie Selatan berkunjung ke rumah Asep Taryana - penderita penyakitBuerger Diseas yaitu penyumbatan pembuluh darah pada kaki akibat merokok. Sejak tahun 2012 Asep telah dibantu oleh Tzu Chi dengan pengobatan sampai pada tindakan operasi. Pasien sebelumnya berobat di RS. Hasan Sadikin dan diharuskan menjalani amputasi serta menimbulkan bau busuk pada kakinya, namun tindakan untuk di amputasi masih bisa dihindari ketika Asep beralih pengobatannya pada RS. Imanuel. Kaki Asep tidak diamputasi karena peredaran pembuluh darahnya masih bisa diperbaiki, dan akhirnya diambil tindakan dengan melakukan penanaman pembuluh darah yang diambil dipaha untuk dijari kaki. Setelah dioperasi di RS Imanuel, sekarang Asep Taryana mulai membaik. Kakinya tidak mengeluarkan bau busuk lagi, sudah bisa berjalan walau masih terasa sakit. Sekarang Asep telah dapat bekerja lagi mencari nafkah untuk keluarganya walau hanya menjadi tukang parkir.

Ketika berkunjung para relawan menanyakan perkembangan Asep setelah mendapatkan penanganan dari RS.Imanuel. “Alhamdulliah sekarang mah udah agak membaik udah bisa aktifitas lagi, terima kasih untuk semua pengurus Yayasan Tzu Chi yang udah membantu Asep untuk berobat gini. Kalau ga di bantu ma, .ga tau bisa sembuh apa ngganya,” ucap Asep penuh haru.

foto  foto

Keterangan :

  • raut wajah gembira terpancar di wajah Fransiska, ketiak relawan Tzu Chi singgah di rumahnya. Kunjungan kali ini merupakan sebuah kesempatan langka bagi para relawan dan pasien untuk berbagi kisah hidup dan memtik hikmah dari sebuah kejadian (kiri).
  • Para relawan Tzu Chi Bandung dari Xie Lie Tengah berkunjung ke rumah Ai Rosmini - pasien penderita tumor Ovarium, yang kini telah menjalani operasi pengangkatan tumor - untuk memberikan dukungan dan semangat kepada Ai Rosmini (kanan).

Raut wajah kegembiraan tak bisa disembunyikan antara Asep maupun para insan Tzu Chi, canda tawa serta kehangatan yang diselimuti cinta kasih begitu terasa pada hari itu. Disetiap kunjungan kasih, para insan Tzu Chi selalu berusaha untuk menghibur para penerima bantuan hal ini dimaksudkan agar semua relawan Tzu Chi dapat diterima sebagai bagian dari keluarga para pasien.

Kesan setelah melakukan kunjungan kasih ini pun bermunculan dari para relawan Tzu Chi, salah satunya muncul dari relawan senior Tzu Chi yaitu Margaretha Teguh menurutnya kunjungan ini sangatlah perlu dan dilakukan sesering mungkin karena selain bersilaturhami, ini pun dapat membina atau merubah sikap para relawan agar selalu rendah diri serta tergugah hatinya untuk membantu yang dilanda kesulitan baik materi maupun mental.

“Merasa bersyukur setelah menangani kasus di Tzu Chi. Berterimakasih telah diberi anak dan kehidupan yang sekarang. Setelah menangani kasus di Tzu Chi kepekaan meningkat. Jangan melihat keatas terus, kita dalam kehidupan harus melihat kebawah juga. Menjalani hidup jangan mengeluh terus, harus bisa bersyukur,” ungkap Margaretha yang menjadi koordinator kunjungan kasih Xie Lie Selatan.

Kunjungan kasih ini selain mempererat tali persaudaraan antar relawan dengan para penerima bantuan, juga merupakan pengalaman yang sangat berarti bagi seluruh insan Tzu Chi agar dapat melatih diri dan ikut merasakan penderitaan yang sedang dihadapi oleh para penerima bantuan. Semoga dengan terjalinnya tali persaudaraan yang dilandasi dengan jalinan jodoh cinta kasih Tzu Chi, semua mahkluk di dunia ini dapat hidup berdampingan dan jauh dari bencana.

 

 
 

Artikel Terkait

Baksos Biak: “Seolah melihat dunia baru.”

Baksos Biak: “Seolah melihat dunia baru.”

27 Juni 2011
Elia Rumakiek (74) adalah salah satu pasien yang menempuh perjalanan cukup jauh dari Kota Biak untuk memperoleh pengobatan mata gratis yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia harus menempuh 4 jam perjalanan dari rumahnya di Supiori.
Merangkul Generasi Muda untuk Cinta Lingkungan

Merangkul Generasi Muda untuk Cinta Lingkungan

26 Juni 2015

Tangan yang paling indah adalah tangan yang melakukan pelestarian lingkungan, ini adalah salah satu kata perenungan Master Cheng Yen yang menghimbau kita untuk meneruskan tongkat estafet pelestarian lingkungan

Kasih untuk Masyarakat Nias

Kasih untuk Masyarakat Nias

01 Juli 2011
Dari tanggal 4 - 6 Juni 2011, 70 orang menjalani operasi katarak dan 180 orang menjalani pemeriksaan THT di Rumah Sakit Stella Maris. Sebuah berkah bagi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan dapat mengikat jodoh yang baik dengan masyarakat di pulau Nias.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -