Menyisihkan Uang Saku untuk Kemanusiaan

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Para siswa-siswi SMP Sekolah Permai menuangkan celengan bambu melalui sebatang bambu ke dalam wadah. Penuangan celengan bambu ini mulai dilakukan kembali setelah tertunda karena pandemi Covid-19.

Sekolah Permai yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Permai memang selalu mengedepankan pendidikan karakter. Guru-guru Sekolah Permai memberikan pendidikan bagi para siswa dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagai anak bangsa yang nasionalis. Salah satu wujud dari nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan di Sekolah Permai adalah dengan rutinnya penuangan celengan bambu Tzu Chi yang dialakukan setiap 3 bulan sekali.

Pada Kamis, 12 Januari 2023 murid-murid sekolah Permai mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) secara bergiliran menuangkan celengan bambu mereka yang sempat tetunda karena pandemi Covid-19.

Sebelum menuangkan celengan bambu, para siswa-siswi SMU Sekolah Permai melakukan registrasi (barcode) yang telah di siapkan oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 dan tim Sekretariat Tzu Chi Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan para siswa Sekolah Permai ini adalah bentuk empati atas penderitaan para korban bencana alam dan warga prasejahtera. Lewat celengan bambu, para siswa juga  berkomitmen membantu melalui mereka dengan menyisihkan uang saku mereka setiap hari. Indah, Kepala Sekolah TK Sekolah Permai mengatakan bahwa anak-anak TK yang belum begitu memahami arti berbagi untuk sesama juga diajarkan para guru untuk belajar berbagi.

“Anak-anak ini sangat perlu dukungan orang tua karena mereka belum paham dan mengerti artinya berbagi kepada sesama. Jadi, dukungan dan pengertian orang tua murid sangat berperan,”ujar Indah.

Indah juga menambahkan bahwa setiap hari guru-guru di jam sekolah juga selalu mengingatkan para siswa jika ada uang saku atau hadiah pemberian dari orang tua bisa disisihkan sebagian untuk membantu orang lain. “Seperti dapat hadiah dalam bentuk uang seperti Hari Raya Imlek kan mereka pasti dapat angpau. Mereka bisa menyisihkan sedikit untuk orang yang membutuhkan,” jelas Indah.

Dengan antusias, para siswa dan siswi TK Sekolah Permai juga menuangkan donasi mereka dengan menggunakan amplop.

Selain itu, guru-guru Sekolah Permai juga mengedukasi siswa dengan menceritakan tentang bencana alam, gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran, kekeringan dan lain sebagainya yang ditampilkan dalam bentuk video. Hal tersebut dilakukan agar para siswa memahami tujuan dari menyisihkan uang saku tersebut untuk apa. “Anak-anak TK B sudah mulai mengerti. Mereka di rumah pasti memberi tahu orang tua mereka untuk berdonasi bagi orang-orang yang dalam kesusahan, khususnya bencana alam,” kata  Indah.

Pada penuangan celengan bambu ini, Indah mengakui sangat berterima kasih sekali kepada orang tua siswa yang sangat mendukung penggalangan dana celengan bambu yang di salurkan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Indah juga menambahkan bahwa melatih kepekaan jiwa kemanusiaan anak sejak dini itu akan lebih mudah jika di dukung dari orang tua mereka masing-masing di rumah.     

Suasana penuangan Celengan Bambu Tzu Chi berlangsung di ruang perpustakaan Sekolah Permai. Para siswa dan siswi secara bergiliran menghindari keramaian dalam penuangan Celengan Bambu Tzu Chi.

Chandra (17), siswa kelas 10 Sekolah Permai juga sangat gembira bisa kembali menyalurkan dana sumbangan yang yang sempat tertunda dimasa pandemi. “Iya, ini baru penuangan lagi. Senang sihhh..., udah lama sekali gak ada tuang celengan sampai tutup celengannya karatan, susah tadi dibukanya,”ujar Chandra.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Audrey, siswi kelas 10 Sekolah Permai. Ia dan kawan-kawannya sangat antusias pada penuangan celengan bambu. Audrey juga berharap dana yang terkumpul ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya untuk membantu warga yang terkena bencana gempa seperti di Cianjur agar bisa mendapatkan pakaian yang layak atau dibangunkan tempat tinggal yang baru lagi.

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 Puspawati, Lauw Diana Yanti, dan Vinie dari Sekretariat Tzu Chi Indonesia mengarahkan proses registrasi celengan bambu kepada siswa-siswi Sekolah Permai.

Lauw Diana Yanti relawan Komite Tzu Chi yang mendampingi kegiatan penuangan celengan bambu ini mengatakan murid-murid Sekolah Permai sangat antusias berdonasi untuk kemanusiaan. “Saya lihat anak SD sangat antusias. Tadi saya lihat celengan bambu mereka lumayan banyak dan terisi penuh,” ujar Diana.

Diana juga merasakan bahwa murid-murid Sekolah Permai pada masa pandemi rasa kemanusiaannya tetap tinggi. Mereka memahami manfaat celengan bambu ini untuk membantu saudara-saudara mereka yang dalam kesusahan. “Kedepannya kita (relawan Tzu Chi) tiga bulan lagi kita akan akan datang untuk menyosialisasikan kepada siswa-siswi SMP dan SMU makna celengan bambu itu untuk apa. Dan para orang tua juga sudah mulai menyadari pentingnya anak-anak memiliki jiwa kemanusiaan,” tutup Diana.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Bersumbangsih dengan Hal yang Paling Mudah

Bersumbangsih dengan Hal yang Paling Mudah

31 Januari 2019

Bagi yang berpartisipasi dalam program SMAT, mereka menyadari betapa pentingnya memberikan cinta kasih guna menolong sesama. Hal ini karena dalam jangka waktu tertentu, dana yang telah terkumpul akan dibuka secara bersama-sama yang nantinya akan dipergunakan untuk kegiatan sosial Tzu Chi.

Melihat dari Dekat Kehidupan Penduduk di Asmat

Melihat dari Dekat Kehidupan Penduduk di Asmat

22 Februari 2018

Pemberian bantuan Tzu Chi ke Kabupaten Asmat, Papua sudah memasuki gelombang ke-2. Bantuan berupa sembako ini untuk menunjang pemulihan warga Asmat setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) di kabupaten ini.

Koin-koin Kemanusiaan

Koin-koin Kemanusiaan

21 Oktober 2015

Memiliki motivasi dan tujuan yang sama, para karyawan Bank BCA Kantor Cabang Utama Wisma Asia bersemangat untuk menuangkan celengan agar cinta kasih yang dikumpulkan bisa segera dirasakan oleh sesama yang membutuhkan, meskipun penuangan celengan berlangsung usai jam kerja.

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -