Berterima Kasih Kepada Gan En Hu

Jurnalis : Rahma Mandasari ( DAAI TV Medan ), Fotografer : Syafrizal ( Tzu Chi Medan )
 
 

fotoRelawan dengan penuh cinta kasih menuntun langkah gan en hu yang mengalami cacat fisik.

Pada tanggal 8 Januari 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengadakan pemberkahan akhir tahun yang diselenggarakan di sekolah Chandra Kesuma, Medan. Sebanyak 287 anak asuh Tzu Chi didampingi oleh para orangtua juga ikut hadir di acara tersebut.

 

Beberapa di antara mereka merupakan siswa-siswi berprestasi di sekolahnya, bahkan ada yang berhasil meraih juara Olimpiade tingkat nasional, yaitu Sulaiman, seorang siswa SD yang bercita-cita menjadi guru dan donatur Tzu Chi. Sulaiman berhasil meraih juara ketiga Olimpiade Matematika seluruh Indonesia di Manado pada tanggal 15-20 September 2011.

Lim Ik Ju, relawan Tzu Chi, mengatakan,” acara ini selalu diadakan setiap tahunnya dengan tujuan agar para penerima bantuan mengenal Tzu Chi lebih mendalam. Baik itu dari sisi budayanya, ajarannya, dan misi dan visinya. Selain itu, juga untuk mempererat persaudaraan para penerima bantuan dengan relawan Tzu Chi.”

foto   foto

Keterangan :

  • Sulaiman, anak asuh Tzu Chi yang menjadi juara 3 olimpiade matematika tingkat nasional tahun 2011, bercita-cita menjadi donatur Tzu Chi suatu hari kelak (kiri).
  • Andika yang baru berusia 7 tahun menderita penyakit hidrocephalus. Ia dan ibunya Halimah turut menghadiri acara pemberkahan akhir tahun (kanan).

Andika
Andika, bocah penderita hidrocepalus yang kini berusia hampir 7 tahun. Tubuhnya lemah tak mampu menopang lingkar kepalanya yang semakin membesar. “Si Andika kena hydrocephalus sejak usia 3 bulan. Waktu melahirkannya di rumah dengan bantuan bidan kampung memang ada kelainan waktu melahirkannya. Kakak-kakaknya panjang dan lonjong. Kalau Andi memang udah bulat dan lembek ga ada tulang-tulangnya,” ungkap Halimah, ibu dari Andika.

Sebelum Andika lahir, Halimah sempat menjadi buruh cuci, penjual makanan dan sapu lidi yang diperoleh dari kebun kelapa sawit di sekitar rumahnya. Namun, kini usahanya itu harus ia tinggalkan karena harus merawat Andika. Sementara penghasilan suaminya tak menentu karena pekerjaan yang tidak tetap. Akibat keterbatasan biaya, penanganan medis untuk penyakit Andika terlambat. Suatu hari kepala desa memperkenalkan dirinya dengan para relawan Tzu Chi. Sejak itu, beban hidup Bu Halimah terasa berkurang. Tidak hanya itu, putri sulungnya pun  juga mendapat bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi. Kisah hidup dari para penerima bantuan Tzu Chi ini dapat menjadi sebuah insipirasi (cermin diri) bagi para relawan Tzu Chi, yakni harus selalu bersyukur atas apa yang telah mereka miliki sekarang.

 

  
 

Artikel Terkait

Saatnya untuk Kembali Donor Darah

Saatnya untuk Kembali Donor Darah

25 Mei 2021

Menggalang Donor Darah New Normal sesuai protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan dengan sabun, menyemprotkan disinfektan ke seluruh tempat ruangan dan peralatan yang dipakai bertempat di Ehipassiko School BSD, Tangsel.

Makna dari Sebuah Kacamata

Makna dari Sebuah Kacamata

18 Juni 2012 Sejumlah relawan Tzu Chi datang untuk mengadakan kegiatan bakti sosial pemeriksaaan mata dan pembagian kacamata. Para siswa tersebut nantinya satu persatu akan diperiksa mata dengan alat bantu snellen chart yang dioperasikan oleh relawan untuk mengetahui apakah ada gangguan mata atau tidak.
Berbakti Kepada Orang Tua dan Berbuat Kebajikan

Berbakti Kepada Orang Tua dan Berbuat Kebajikan

28 Agustus 2024

Tzu Chi Medan mengadakan Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah di gedung STBA – PIA Medan. Tujuannya agar semakin banyak orang paham bahwa bulan tujuh (penanggalan lunar) adalah bulan yang penuh sukacita, syukur, dan berkah.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -