Berusaha Menyajikan Acara yang Terbaik

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Halim Kusin, Teddy Lianto, Arimami SA

Para relawan menghias angpau berkah yang merupakan hasil royalti dari penerbitan buku-buku karya Master Cheng Yen yang akan diberikan kepada para relawan, donatur, dan masyarakat umum yang hadir dalam acara nanti.

Setiap tahun, Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan acara pemberkahan akhir tahun. Kali ini acara mengusung tema “Jalan Cinta Kasih Universal Membentang Luas ke Seluruh dunia, Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan untuk Selamanya”.  Acara ini akan berlangsung selama dua hari yang terdiri dari 4 sesi, Sabtu Pukul 09.00 (sesi internal) dan 14.00 WIB, Minggu Pukul 09.00 dan Pukul 14.00 WIB (donatur dan umum), pada tanggal 16-17 Januari 2016 di  Aula Jing Si lantai 4, Tzu Chi Center, Jakarta Utara.

Rencananya pada hari pelaksanaan, selain performa tarian dari murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi juga akan ditampilkan drama “Kilas Perjalanan Tzu Chi Indonesia”. Pementasan drama ini sendiri dipilih mengingat Yayasan Buddha Tzu Chi Internasional (Taiwan) kini sudah menginjak tahun ke- 50.

Untuk memberikan penampilan yang baik, relawan mulai melakukan persiapan. Secara bergotong royong, mereka berbagi tugas untuk setiap pekerjaan yang dibutuhkan. Misalnya pada tanggal 9 dan 10 Januari 2016, relawan dari komunitas Jakarta Utara sudah mulai melakukan latihan untuk membawa angpau dan pelita. “Karena mengingat waktu luang relawan yang berpartisipasi berbeda-beda, maka latihan membawa angpau dan pelita diadakan pada Sabtu dan Minggu. Beruntung, 80% relawan yang ikut dulunya pernah berpartisipasi di kegiatan yang sama, sehingga latihan menjadi lebih lancar,” ujar Haryo Suparmun, koordinator  barisan pembawa angpau dan pelita.  Untuk menambah semangat para relawan, setiap relawan yang berpartisipasi dalam barisan dapat mengetahui makna dari angpau yang diberikan. “Harapannya dengan memahami makna dari angpau tersebut, relawan dapat meneladani apa yang diajarkan oleh Master Cheng Yen, ”  kata dosen di STIE Trisakti ini.


Pada tanggal 9 dan 10 Januari 2016, relawan dari komunitas Jakarta Utara sudah mulai melakukan latihan untuk membawa angpau dan pelita.

Nelly Kosasih, (kanan) memberikan pengarahan kepada para pemain drama “Kilas Perjalanan Tzu Chi Indonesia.”

Perjalanan Tzu Chi Indonesia

Tidak hanya relawan yang berpartisipasi dalam barisan pembawa pelita, tetapi relawan yang turut dalam pementasan drama “Perjalanan Tzu Chi Indonesia” juga ikut melaksanakan latihan pada hari itu.

Sebanyak 26 orang relawan berpartisipasi dalam drama ini. Nelly Kosasih, penulis naskah, sutradara dan sekaligus PIC drama mengatakan jika untuk menyajikan drama tersebut memang penuh dengan tantangan. Tantangan terbesarnya adalah mengumpulkan semua data sejarah, peristiwa dalam waktu yang singkat (lebih kurang 2 bulan lamanya), kemudian menyusunnya menjadi sebuah naskah yang bisa dimainkan dalam sebuah drama menarik. Setelah naskah rampung, Nelly pun harus mencari pemain yang cocok, kemudian melatih relawan dubbing suara, agar rekaman suara terdengar alami dan seperti sedang berdialog, bukan membaca.

Para murid dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang juga turut memeriahkan acara, mulai melakukan latihan untuk memberikan penampilan  yang terbaik pada acara nantinya.

“Sangat bersyukur banyak Bodhisatwa (Tim DAAI TV, Tim Zhen Shan Mei, dan relawan lainnya) yang membantu di sini. Ketika mendapat tanggung jawab ini, saya cukup tegang, karena waktu sangat singkat, dari pembuatan naskah cukup singkat dan harus beberapa kali revisi. Tetapi di balik rasa tegang, ada perasaan  senang, karena dari drama ini, saya belajar banyak lagi karena saya masih awam tentang drama,” ujar Nelly.

Melalui drama ini Nelly berharap semakin banyak orang yang memahami sejarah Tzu Chi yang dulunya hanya beranggotakan beberapa ibu rumah tangga. “Harapannya melalui acara ini masyarakat umum, donatur, mereka paham dan mengerti bagaimana proses dan jerih payah Tzu Chi pada masa awal berdirinya Tzu Chi. Semoga perjalanan Tzu Chi ini bisa dipahami oleh banyak orang,” terang Nelly. “Kadang kita sebagai relawan semangat bisa turun, semoga melihat sejarah Tzu Chi Indonesia ini semua bisa kembali semangat dan bekerja sama menambah panjang barisan Bodhisatwa di Indonesia,” tambahnya penuh harap.

Dengan serangkaian persiapan yang dilakukan relawan untuk menyuguhkan acara yang menarik,  semoga dapat menginspirasi banyak orang untuk bersama-sama melakukan kebajikan untuk dunia dan sesama. 


Artikel Terkait

Persiapan Pemberkahan Akhir Tahun 2014 Batam

Persiapan Pemberkahan Akhir Tahun 2014 Batam

13 Februari 2015 Pada pemberkahan akhir tahun 2014 ini, relawan Tzu Chi Batam sudah mulai mempersiapkannya segala sesuatu sejak bulan September 2014. Relawan Tzu Chi Batam yang akan mementaskan isyarat tengan juga mulai mendalami 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Tujuan dari pendalaman 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan adalah untuk memahami pencapaian pencerahan dengan menghapus kegelapan batin yang mana dimulai dari diri setiap insan.
Berusaha Menyajikan Acara yang Terbaik

Berusaha Menyajikan Acara yang Terbaik

14 Januari 2016

Untuk memberikan penampilan yang terbaik, para relawan bersatu hati melaksanakan latihan untuk membawa angpau berkah, latihan drama "Kilas Perjalanan Tzu Chi Indonesia" untuk mengisi acara pemberkahan akhir tahun yang akan digelar pada tanggal 16-17 Januari 2016 di Aula Jing Si Lantai 4, Tzu Chi Center, Jakarta Utara.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -