Betapa Tulusnya Perhatian Relawan kepada Para Lansia

Jurnalis : Fithria Calliandra (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Dokumentasi Xie Li Indragiri

Rumah Mbah Murdi dan Mbah Tuminem yang sangat sederhana.

“Sebutir benih dapat menghasilkan benih yang tidak terhingga, sebersit niat baik dapat menyebarkan kebaikan yang tidak terhingga”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

Rumah panggung yang terbuat dari papan sangat sederhana tampak telah usang digerus oleh waktu. Teras depannya terdapat papan kayu sebagai pijakan kaki juga telah keropos dan berbunyi krekk krekk, apabila terpijak seperti akan runtuh. Begitu juga dengan pintu yang tripleknya sudah mulai terkelupas. Tidak ada barang berharga di dalam rumah ini. Hanya ada satu radio lawas, dua buah kasur salah satunya sudah usang, sebilah karpet plastik dan peralatan dapur seadanya. Terlihat pakaian yang berserakan di bawah, sebagian lagi berada di dalam dus. Di sinilah tinggal pasangan Subardi (71) biasa dipanggil Mbah Murdi dan Tuminem (64). Di sebelahnya tinggal Muhammad Muhaimin (38) yang merupakan satu-satunya anak dari pasangan lansia ini.

Murdi sudah dua tahun lebih menderita stroke. Tuminem dengan setia dan sabar mendampingi serta merawat suaminya. Sepasang kakek dan nenek ini hidup berdua di rumah yang sangat sederhana di Desa Suka Mandiri, Bagan Jaya, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Setelah mengalami stroke yang cukup parah, Murdi tidak dapat melakukan aktivitas apa-apa. Kesehariannya hanya dihabiskan terbaring di tempat tidur, untuk berbicara pun tidak jelas setiap kalimat yang diucapkannya. Tahun ini kesehatan Murdi sedikit demi sedikit berangsur membaik. Hal ini karena kesabaran Tuminem dan Muhaimin bersama sama merawat Murdi.

Para relawan membawakan paket sembako dan peralatan dapur.

Relawan juga memberikan bantuan kasur busa dan lemari pakaian kepada Muhammad Muhaimin  mewakili kedua orang tuanya.

Relawan dan Dharma Wanita Xie Li Indragiri kembali melakukan kunjungan kasih dan memberikan bantuan sembako, beberapa peralatan dapur, lemari pakaian serta kasur busa kepada pasangan kakek dan nenek ini. Dari pagi hari relawan sudah bersemangat, sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Setelah sampai di lokasi, relawan kemudian berjalan bersama sama dengan membawa bantuan. Terlihat pintu rumah yang sudah terbuka, “Pak kae wis teko ibu ibu ne, ayo gek ndang siap-siap. (Pak itu sudah datang ibu-ibunya, ayo siap-siap sekarang),” ujar Tuminem yang duduk di dekat pintu melihat ke arah para relawan.  Sementara Mbah Murdi masih berada di dalam rumah. Tidak lama relawan pun masuk ke dalam rumah, menyapa dan berbincang-bincang.

Alhamdulillah senang sekali melihat Mbah Murdi semakin sehat, Mbah Tuminem juga masih kelihatan segar bugar, masih diberikan umur untuk kembali bertemu lagi,” ucap Maryani, salah satu relawan.

Pada kesempatan kali ini relawan memberikan bantuan berupa beras 10 kg, telur 1 papan, minyak goreng 2 liter, panci, penggorengan, kasur busa, dan lemari pakaian. ”Maturnuwun, mugo-mugo kabeh diparingi kesehatan, panjang umur, lan iso ketemu neng surgo sesuk yo (Terima kasih, semoga semuanya diberikan kesehatan, panjang umur, dan besok dapat dipertemukan di surga),” ujar Mbah Mardi  terbata.

Para relawan membantu memasang sprei dan merapikan barang di sekitar kasur.

Para relawan bahu membahu merakit lemari pakaian untuk Mbah Murdi dan Mbah Tuminem.

“Kemarin waktu pertama kali datang rasanya kasihan melihat pakaian simbah ini berserakan di mana-mana, ada yang ditumpuk di dekat kasur, ada yang ditaruh di kardus-kardus kerena simbah tidak punya lemari pakaian. Terus lihat kasur dua, yang satu masih bagus tetapi yang satu sudah tipis sekali ternyata itu untuk tempat tidur simbah putri. Puji Tuhan hari ini kami bisa memberikan bantuan lemari pakaian dan juga kasur busa,” ucap Norani Yan dengan wajah terharu.

“Kalau saya kasihan melihat panci dan penggorengan simbah putri sudah bolong-bolong jadi masaknya miring-miring supaya tidak bocor ke bawah,” sambung relawan lainnya.

Hooh simbah nek masak kangelan mergo kabeh wis do bolong-bolong, matur nuwun wis perhatian karo simbah. Kabeh kok do apik-apik tenan wong e. Simbah meng iso dungo, ben Gusti Allah sing bakalan bales kabehe yo. (Iya simbah kalau masak suka kesusahan karena semua sudah bolong-bolong, terima kasih sudah perhatian sama simbah. Semua orang kok pada baik-baik. Simbah hanya bisa mendoakan supaya Allah membalas semua kebaikan dengan berlipat-lipat),” tutur Tuminem menahan haru.

Para relawan pun membantu menyiapkan kasur baru, dari membuka kasur, memasang sprei, melipat pakaian yang berserakan dan merapikan barang-barang di sekitar kasur. Relawan juga penuh semangat merakit lemari plastik. Setelah lemari jadi diteruskan membantu merapikan pakaian yang berserakan di dalam rumah. Mbah Murdi dan Mbah Tuminem terlihat duduk dengan mata berkaca-kaca melihat ketulusan dari para relawan.

Para relawan juga membantu memasukkan lemari pakaian ke dalam rumah Mbah Murdi dan Mbah Tuminem. Setelah itu relawan juga membantu memasukkan pakaian keduanya ke dalam lemari.

Sebelum berpamitan, relawan mengajak bercanda Mbah Tuminem dan Mbah Murdi.

”Puji Tuhan hari ini saya sangat bahagia sekali hingga susah diungkapkan dengan kata-kata. Bisa melihat wajah Mbah Murdi dan Mbah Tuminem sangat bahagia saat menerima bantuan. Di mana bantuan ini memang sangat dibutuhkan, ada perasaan damai di hati saya,” ungkap Sartika Sembiring penuh haru.

“Saya juga tadi dengar mbah putri bilang, ngimpi opo yo aku iki kok entuk bantuan iki (Mimpi apa aku ya kok bisa dapat bantuan ini). Dengar itu rasa hati mak nyesss gitu. Mungkin ini juga karena mbah putri sudah dengan ikhlas mengurusi mbah kakung,” sambung Fara Dwi Azhar.  

”Syukur Alhamdulillah hari ini bapak-bapak dan ibu-ibu datang kembali untuk memberikan bantuan kepada bapak dan ibu saya. Saya ucapkan ribuan terima kasih kepada yayasan juga perusahaan. Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan bapak-bapak dan ibu-ibu. Kami hanya bisa mendoakan supaya bapak-bapak dan ibu-ibu selalu diberikan nikmat sehat dan panjang umur, Aamiin,” ujar Muhammad Muhaimin mewakili kedua orang tuanya.

”Kami pamit ya mbah, semoga bantuan ini bermanfaat bagi keluarga simbah. Simbah berdua juga harus selalu jaga kesehatan,” ujar Agustina Melisa sembari bersalaman pada saat berpamitan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Berbagi Kasih untuk Oma dan Opa di Panti Tresna Werdha

Berbagi Kasih untuk Oma dan Opa di Panti Tresna Werdha

21 September 2016
Tawa Canda oma dan opa penghuni Panti Tresna Werdha Kota Gowa menyentuh hati para relawan Tzu Chi Makassar. Kunjungan kasih pada Minggu, 18 September ini menguatkan rasa syukur di hati para relawan. 
Merawat Optimisme untuk Bisa Sembuh dan Melanjutkan Cita-cita

Merawat Optimisme untuk Bisa Sembuh dan Melanjutkan Cita-cita

06 Mei 2021

Tuberkulosis (TB) tulang menyerang Handreas yang masih berusia 21 tahun. Ia kini lumpuh, kedua kakinya tertekuk kaku, tulang pahanya mengecil karena keropos. Handreas yang dulu gemuk kini kurus kering dan hanya terbaring di kasur.

Dukungan dari Tzu Chi dan Sang Ayah Membuat Jimmy Lebih Semangat Jalani Pengobatan Tumor Otak

Dukungan dari Tzu Chi dan Sang Ayah Membuat Jimmy Lebih Semangat Jalani Pengobatan Tumor Otak

06 Februari 2024
Mendapat bantuan berupa pendampingan dari Tzu Chi, baik di Pekanbaru maupun di Jakarta, Jimmy sangat bersyukur.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -