Cegah Penyakit Dengan Baksos Degeneratif

Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Muhammad Dayar (Tzu Chi Bandung)

Baksos Kesehatan Degeneratif kembali digelar Tzu Chi Bandung di SDN cibuntu Kota Bandung setelah dua tahun vakum karena pandemi Covid-19.

Hidup sehat harus dimulai dari hal yang kecil dan sederhana, seperti menjaga pola makan serta pola hidup sehari-hari. Namun karena faktor kesibukan, ekonomi, dan ketidaktahuan akan pentingnya menjaga pola hidup sehat terkadang seseorang sering mengabaikan hal ini. Bahkan tanda-tanda kesehatan yang memburuk kerap kali dianggap sepele dan dianggap angin lalu.

Namun, ada pula orang yang mengabaikannya dan takut untuk memeriksakan kondisi kesehatannya karena sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk berobat. Ini yang sering menjadi kendala bagi masyarakat yang kurang mampu. Tentu berbagai faktor menjadi penyebabnya, seperti mahalnya biaya berobat maupun jauhnya fasilitas layanan kesehatan yang tersedia. Hal inilah salah satu faktor yang mendorong relawan Tzu Chi Bandung mengadakan baksos kesehatan di berbagai wilayah di Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya.

Pepeng Kuswati, relawan Tzu Chi Bandung mengaku senang bisa ikut kembali membantu masyarakat yang kurang perhatian dalam hal kesehatan.

Ada 360 warga yang menjadi sasaran dalam baksos ini di wilayah Warung Muncang Kec. Bandung Kulon yang berada satu wilayah dengan Aula Jing Si Tzu Chi Bandung.

Pada Minggu 5 Juni 2022 relawan Tzu Chi Bandung mengadakan baksos kesehatan degeneratif yang digelar di SDN 011 Cibuntu, Kelurahan Warung Muncang, Kota Bandung. Selain memberikan pelayan kesehatan yang ditangani langsung oleh para tenaga kesehatan Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Bandung, para relawan juga turut melakukan sosialisasi mengenai Tzu Chi beserta misinya kepada masyarakat.

Sebelumnya para relawan telah membagikan kupon pada masyarakat di RW 1 sampai RW 10 di wilayah Kelurahan Warung Muncang. Kegiatan ini mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat, salah satunya Gusrini (48) yang ikut memeriksakan kesehatanya. Ia sangat berterima kasih karena dengan bakti sosial kesehatan degeneratif secara gratis ini, dapat mengajak masyarakat untuk mau memeriksakan kondisi kesehatanya.

“Manfaatnya sangat banyak sekali untuk kesehatan warga di sini apalagi bagi warga yang kurang mampu. Warga yang asalnya takut untuk berobat jadi agak sedikit berani untuk berobat. Kepada Yayasan Buddha Tzu Chi kami mewakili dari warga sekitar mengucapkan banyak banyak terimakasih atas diadakanya baksos kesehatan ini dan memang ini sangat bermanfaat bagi kami. Mudah-mudahan Yayasan Buddha Tzu Chi semakin berkembang semakin maju semakin sukses,” ujarnya.

Gusrini (48) salah satu warga Kel. Warung Muncang yang menerima mamfaat dari adanya baksos kesehatan Degeneratif ini.

Sebanyak 360 pasien lansia dilayani dalam bakti sosial kesehatan degeneratif ini. Dengan sigap para relawan melayani pemeriksaan, membantu, dan mengatur jalanya kegiatan, sehingga bakti sosial berjalan kondusif. Selain memberikan pelayanan kesehatan, para relawan juga aktif memperkenalkan Tzu Chi serta Misi-misinya.

“Kebanyakan yang diderita ibu-ibu itu penyakit dari kaki, mulai susah berjalan, berat kakinya dipakai berjalan. Jadi kami memberikan penyuluhan agar ibu-ibu menjaga pola makannya untuk hidup sehat. juga dianjurkan untuk berolah raga diberitahu oleh dokter makanan yang sehat bagi mereka seperti apa, sehingga mereka bisa lebih panjang umurnya masih bisa melakukan hal-hal baik bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya,” ujar Pepeng Kuswati, relawan Tzu Chi Bandung.

Dokter Subekti tengah menjelaskan kepada warga mengenai penyakit degeneratif yang biasanya menyerang di usia 45 hingga 65 tahun.

Ketua TIMA Bandung, Dokter Subekti Kartasasmita yang turut hadir dan mendukung kegiatan, menjelaskan bahwa bakti sosial kesehatan degeneratif ini dikhususkan bagi pasien di kisaran umur 45 tahun ke atas. Ia juga berharap masyarakat lebih peduli akan kesehatanya serta mengimbau bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.

“Untuk mereka yang sudah memiliki penyakit degeneratif, kami arahkan agar mereka mau untuk kontrol dan minum obat kemudian memeriksakan diri secara teratur. Karena itu kunci untuk merawat atau menjaga kelainan-kelainan degeneratif seperti hipertensi, diabetes. Jangan menunggu ada gejala, sudah stroke atau penyakit gula. Padahal itu bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan yang teratur sebelum gejala-gejala yang berat. Itu tujuan dari baksos degeneratif,” pungkas Dokter Subekti.

Dengan menggelar bakti sosial kesehatan degeneratif, Tzu Chi Bandung juga TIMA Bandung berharap, ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Selain itu juga agar jalinan jodoh Tzu Chi dengan masyarakat terus terjalin dengan baik.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi ke-3 di Palmerah

Baksos Kesehatan Degeneratif Tzu Chi ke-3 di Palmerah

08 Oktober 2024

Senyum bahagia nampak jelas dari wajah para relawan He Qi Barat 2 saat mempersiapkan kegiatan baksos kesehatan degeneratif ketiga di Palmerah Jakarta Barat (05/10/2024). Apalagi mereka juga didukung warga Rusun Barokah.

Pengobatan Fisik dan Batin

Pengobatan Fisik dan Batin

02 September 2015 Minimnya tingkat kesehatan terutama dialami oleh warga lansia. Sehingga, setiap tiga bulan sekali, insan Tzu Chi komunitas Xie Li Pademangan rutin mengadakan Bakti Sosial Kesehatan yang ditujukan bagi para lansia. Salah satunya diadakan pada Minggu, 30 Agustus 2015, bertempat di Kantor Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Bakti Sosial yang Dinantikan Warga

Bakti Sosial yang Dinantikan Warga

12 Juli 2017

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Polsek Metro Penjaringan mengadakan Bakti Sosial Degeneratif. Baksos ini berhasil melayani 185 warga yang kebanyakan berasal dari area Tanah Pasir dan Tanah Merah, Jakarta Utara. Selanjutnya, baksos degeneratif ke-2 akan dilaksanakan pada 6 Agustus 2017. Ada 69 pasien yang perlu kembali memeriksa kesehatan secara lanjut dan 11 pasien yang perlu dirujuk ke proses berikutnya.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -