Celengan Bambu Berantai

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 

fotoUntuk turut berbuat kebajikan, Cun Bie juga mendonorkan darahnya. Donor darah di Tzu Chi Tangerang ini adalah donor darah kedua yang diikutinya.

 

 

Jarum jam tepat menunjukkan pukul 1 siang. Para relawan Tzu Chi Tangerang yang bertugas di bagian pendaftaran acara donor darah baru saja akan berbenah ketika Liem Cun Bie beserta istri dan anaknya datang dengan mengendarai sepeda motornya. “Maaf terlambat, soalnya saya harus mengantar pesanan dulu ke pelanggan di Jakarta Utara,” katanya. “Tidak apa-apa, Bapak bisa langsung ke atas,” kata Melti, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan donor darah Tzu Chi Tangerang di hari Sabtu, tanggal 14 November 2009 lalu. Cun Bie pun bergegas menuju ruang pemeriksaan yang berada di lantai 2 Kantor Perwakilan Tzu Chi Tangerang.

 

 

Donor yang Kedua
Setelah menjalani tes kesehatan – tensi dan kadar hemoglobin – untuk menentukan layak atau tidaknya mendonorkan darah, warga Tangerang ini pun segera menghampiri petugas medis dari PMI Tangerang yang telah siap menunggu dan mengambil darahnya.

Ini bukanlah kali pertama Cun Cie dan istrinya, Kan Mi Lan mendonorkan darah. “Ini donor kedua kami di Tzu Chi. Sebelumnya saya juga pernah donor di PMI, tapi belum rutin,” kata pria yang berprofesi sebagai penjual siomay ini. Menurutnya, selain baik untuk kesehatan, donor darah ini juga bisa membantu mereka yang membutuhkan darah. “Kita sudah dibantu, jadi kita juga harus mau membantu orang lain,” tambah Kan Mi Lan.

Liem Cun Bie dan Kan Mi Lan adalah orangtua dari Theresia (7), gadis kecil yang pernah mengidap tumor teratoma (sering disebut juga tumor monster lantaran terdapat rambut dan tulang-belulang –red) di rahimnya. Setelah melalui proses pengobatan yang panjang, akhirnya kini There bisa sembuh seperti sedia kala dan bersekolah kembali. Dan merupakan jalinan jodoh yang baik antara keluarga ini dengan Tzu Chi hingga pengobatan There bisa berjalan dengan tuntas. (baca juga: “Celengan Bambu Keliling”).

foto  foto

Ket: - There (pasien pengobatan yang telah dibantu Tzu Chi) menyerahkan celengan bambu yang digalang               oleh sang ayah, Liem Cun Bie, melalui teman-teman dan saudara-saudaranya.     (kiri)
           - Selain berdana lewat celengan bambu di rumah, Liem Cun Bie juga mengajak para pelanggannya berdana               melalui celengan bambu yang ditaruhnya di kotak dagangannya. Selain itu, ia kini juga menggalang               dana untuk Tzu Chi lewat teman dan saudara-saudaranya.  (kanan)

Bertambah Banyak Donatur
Siang itu Cun Bie tidak hanya mendonorkan darah, ia juga membawa dua buah celengan bambu yang telah terisi penuh. Kedua celengan itu bukanlah miliknya, tetapi milik teman dan saudaranya yang tinggal di daerah Jelambar, Jakarta Barat. “Tadi sehabis mengantar pesanan, saya juga ngambil celengan ini,” terang Cun Bie seusai mendonorkan darah. Melalui Melti, relawan Tzu Chi Tangerang, Cun Bie pun menyerahkan celengan bambu itu kepada Tzu Chi.   

Rupanya selain menabung dalam celengan bambu dan mengedarkannya saat berdagang, Cun Bie juga selalu mengimbau kepada rekan seprofesi serta saudara-saudaranya untuk menggalang hati dan kepedulian melalui celengan bambu Tzu Chi. “Saya ajak yang mau aja, nggak dipaksa. Saya jelasin kalau celengan ini untuk membantu orang lain, nggak dibatasin, berapa aja boleh,” ujarnya. Ini merupakan kali keempat Cun Bie menyerahkan celengan bambu ke Tzu Chi – pribadi, celengan bambu keliling, dan teman-temannya.

foto  foto

Ket: - There kini tumbuh sebagai anak yang sehat dan ceria. Ia dapat bersekolah dengan baik tanpa terganggu             oleh rasa sakitnya.   (kiri)
        - Kan Mi Lan, ibu dari Theresia pun tergerak untuk turut berbuat kebajikan melalui darahnya. "Kami dah             dibantu, kami juga harus membantu orang lain," ujarnya. (kanan)

Cun Bie pun bercerita, pernah saat ia berdagang siomay, ada orang yang memanggilnya. Setelah dihampiri, ternyata orang itu bukan ingin membeli siomaynya, tapi justru ingin berdana di celengan bambu Tzu Chi. “Ya nggak  apa-apa, malah senang donatur saya jadi tambah banyak,” ujarnya sembari tersenyum.  Kan Mi Lan sang istri pun tak keberatan dengan apa yang dilakukan suaminya. “Nggak papa, malah bagus jadi ikut mengajak orang berbuat baik,” kata Kan Mi Lan. 

Bapak dua orang anak ini juga mengaku bahwa rezekinya semakin bertambah sejak ia menggalakkan celengan bambu dengan sepeda motornya. “Dagangannya lancar, malah kadang ada yang pesan untuk acara di rumah mereka,” kata Cun Bie sumringah. Ketika ditanya sampai kapan ia akan menggalang dana dari para pelanggannya, dengan tegas Cun Bie menjawab, “Selama Yayasan Buddha Tzu Chi masih berdiri, dan saya diberi kesehatan dan panjang umur, saya akan terus menggalang dana. ”Ketika benih cinta kasih tumbuh di lahan yang tepat dan subur, selain ia akan tumbuh menjadi sebuah pohon yang kuat, benih-benih itu pun akan menyebar terus ke lahan-lahan yang lain. 

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Kaya secara Spiritual

Suara Kasih: Kaya secara Spiritual

08 Mei 2012 Baik petani maupun buruh, mereka semua sangat bekerja keras. Kita sungguh harus berterima kasih dan menghargai mereka karena masyarakat kita  tidak boleh kekurangan mereka
Memberikan Contoh yang Baik

Memberikan Contoh yang Baik

29 Mei 2012 Bagaimanakah caranya? Kita dapat mengembalikan kondisi alam secara perlahan tapi pasti jika kita memiliki tekad yang kuat, karena untuk mengembalikan kondisi bumi kembali ke awal akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Tetapi jika dilakukan secara terus menerus dan konsisten segalanya dapat tercapai.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -