Celengan Bambu Di Sekolah Pahoa
Jurnalis : Apriyanto , Fotografer : Apriyanto
|
| ||
Mengingat banyaknya jumlah siswa, maka dalam acara penuangan celengan ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama pada pukul 08.00 yang diikuti oleh siswa kelas satu sampai kelas tiga dan sesi berikutnya pada pukul 10.00 yang diikuti oleh siswa kelas empat sampai kelas enam. Tapi yang agak berbeda dari kegiatan penuangan celengan bambu sebelumnya adalah dana yang terkumpul pada hari itu akan disumbangkan untuk korban bencana Topan Haiyan di Filipina. Sudarno seorang relawan Tzu Chi yang hadir pada hari itu menjelaskan bahwa, seminggu sebelum acara penuangan pihak sekolah memberikan usulan agar dana dari celengan bambu itu bisa disumbangkan ke korban Topan Haiyan. Dan tentu saja niat baik ini pun langsung disambut hangat oleh Tzu Chi. Maka pada hari itu sebelum para siswa menungkan celengannya, mereka terlebih dahulu menyaksikan tayangan tentang bencana di Filipina dan apa yang telah Tzu Chi lakukan di sana.
Keterangan :
Di puncak acara para siswa pun dengan penuh antusias menuangkan isi celengannya ke dalam wadah. Keluguan dan keikhlasan khas anak-anak ini ternyata memberikan inspirasi bagi seorang relawan bernama Rega. Ia adalah seorang karyawan Summarecon yang ditugaskan untuk mengkoordinir karyawan lain dalam menggalang hati melalui celengan bambu. Menurutnya selama menjalani kegiatan ini ia tak pernah merasa terbebani kendati ini merupakan tugas tambahan dalam pekerjaannya. Dan satu hal yang membuat ia berkesan pada kegiatan celengan bambu ini adalah ketika celengan bambu ini mulai di sosialisasikan di kantornya pada bulan Agustus lalu, ia tersentuh tatkala mendengar pesan Master Cheng Yen yang berbunyi: Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan, berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan. Karena kebetulan saat itu ayahnya sedang sakit, maka Rega langsung teringat pada ayahnya dan tak menyi-nyiakan waktunya untuk berbakti. Dan penggalangan celengan bambu ini ia anggap sebagai wujud dari melakukan kebajikan. “Waktu itu papa sedang sakit, maka saya langsung ingat berbakti pada papa. Sedangkan kegiatan celengan bambu ini saya anggap sebagai perbuatan bajik,” kata Rega. | |||
Artikel Terkait

Sepatu Baru di Tahun Ajaran Baru
19 Agustus 2011 Satu per satu kelompok anak-anak dibimbing oleh para relawan untuk berbaris mengambil sepatu, keceriaan pun terlintas di wajah mereka.
Donasi untuk Nepal: Motivasi untuk Ikut Berbagi
26 Juni 2015
Berbagi Kebahagiaan dengan 1.256 Paket Lebaran
27 April 2023Tzu Chi Pekanbaru memberikan 1.256 paket sembako (Paket Lebaran) kepada warga prasejahtera di Pekanbaru, Tualang-Kabupaten Siak, dan Kota Dumai.