Cinta Kasih berkesadaran

Jurnalis : Henny Yohannes, Yuniwisa (He Qi Utara 2), Fotografer : Basno (He Qi Barat 2), Wellson (He Qi Timur)


Tangal 24 bulan 3 penanggalan lunar merupakan Hari Ulang Tahun Tzu Chi, seluruh insan Tzu Chi berdoa bersama dalam rangka peringatan Hari Jadi Tzu Chi ke-53.

Pukul 8 pagi, sekitar 225 orang dengan sepenuh hati dan tekun melatih diri mereka dengan membaca Sutra Baisajyaguru di Fu Hui Ting Aula Jing Si lt.2. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan untuk menyambut Perayaan Hari Waisak dan juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Tzu Chi. Pada hari itu (28/4/19) seluruh insan Tzu Chi berdoa bersama dalam rangka Peringatan Hari Jadi Tzu Chi ke-53.

Relawan yang hadir pagi itu dari berbagai komunitas yang berbeda-beda. Mereka semua memiliki kesatuan tekad dan hati untuk berkumpul dan melakukan ikrar secara bersama-sama.

Sebelum melakukan kebaktian dengan sambungan langsung bersama Tzu Chi Taiwan, relawan terlebih dahulu menenangkan diri dengan meditasi. Mereka semua mendengar sharing dari De Chan Shifu dan De Shao Shifu.

Dalam sharingnya, De Chan Shifu menjelaskan tentang Chao Shan (ritual namaskara) yang telah relawan lakukan di pagi hari sebelum kebaktian. Lalu shifu juga bercerita ada orang melalukan Chao Shan untuk berikrar, menciptakan pahala, bahkan ada yang datang untuk bertobat sehingga mereka perlu bernamaskara.


Livia merasa 12 tekad Bhaisajyaguru sangat luar biasa. Tekad ini seperti yang sudah diterapkan oleh Tzu Chi dan sangat erat dengan kehidupan kita.

De Chan Shifu pun memberikan cerita tentang salah satu relawan Taiwan yang mendengar Master Cheng Yen berkata “Chao Shan tidak bisa menciptakan pahala”. Saat itu dia berpikir, jika Chao Shan tidak bisa menciptakan pahala, untuk apa dia datang jauh-jauh dan melakukan Chao Shan di Griya Jing si?

Mendengar itu, Master Cheng Yen mengulas dan berkata: “Dahulu saat melakukan Chao Shan, orang-orang berjalan selangkah demi selangkah ke puncak gunung karena wihara ada di sana. Lewat ritual namaskara yang dilakukan kita mengingatkan diri sendiri untuk berintrospeksi”.

Lalu Master Cheng Yen juga berkata “Gunung” ini dapat membina umat manusia dan semua makhluk di dunia ini, jadi gunung ini harus sangat kokoh karena sudah memiliki arah dan target. Jadi kita melakukan Chao Shan bukan semata untuk pahala, melainkan demi meningkatkan pelatihan diri dan kekuatan pertobatan demi mengendalikan tubuh, mulut, dan pikiran.

Berikrar dan Bertekad

Suasana di Aula Jing Si sangat khidmat ketika melafalkan “Bhaisajyaguru sutra” dengan sambungan langsung bersama Taiwan. Panitia acara sangat baik berkoodinasi dengan panitia Taiwan sehingga acara berjalan dengan baik dan lancar. Pembacaan Sutra Bhaisajyaguru ini dipimpin langsung oleh para shifu di Taiwan. Lantunan suara para shifu memenuhi Aula Jing Si, suara yang lembut, dan nada yang tidak terlalu cepat sehingga membuat hati terasa damai saat mendengar dan melafalkan sutra tersebut.


Usai membacakan Sutra Bhaisajyaguru, sebanyak 225 relawan Tzu Chi dan masyarakat umum yang hadir mendengarkan pesan cinta kasih dari shifu di Griya Jing Si.

“Sebelum Bhaisajyaguru menjadi Bodhisatwa, beliau berikrar 12 tekad, siapa yang menjalankan isi dari sutra ini akan terbebas dari penderitaan dan bencana, dia akan menolong orang yang berikrar 12 tekad itu. Sebenernya 12 tekad Bhaisajyaguru ini seperti yang sudah diterapkan oleh Tzu Chi dan sangat erat dengan kehidupan kita. Tekad ini sangat luar biasa. Dengan melakukan doa ini semoga Master panjang umur dan semoga semua makhluk terbebas dari bencana, sehat, dan bahagia,” ucap Livia, panitia kegiatan hari ini.

Doa untuk Sang guru

De Rang Shifu yang mewakili Master Cheng Yen memberikan ceramah berkata, “Hari ini adalah hari yang penuh sukacita, penuh syukur, dan doa. Karena 83 tahun yang lalu telah lahir seorang guru besar, beliau adalah guru kehidupan kita semua. Kita juga harus gan en karena di kehidupan ini kita bisa bertemu guru yang bisa membangkitkan jiwa kebijaksanaan kita semua sebagai muridnya. Kita harus berdoa semoga Master selalu sehat dan membimbing kita berjalan di Jalan Bodhisatwa.”


Relawan cilik bernama Jennifer Cendana merasa senang karena bisa mengispirasi Pei Pei, salah satu temannya untuk melakukan kegiatan Chao Shan bersama-sama pagi itu.

“Sebelum ada Tzu Chi, Master sudah sangat yakin bahwa nanti Yayasan Buddha Tzu Chi akan menjalankan misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis. Karena Hal ini merupakan cara untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa. Apa pun itu dari semua kondisi yang menciptakan kondidi penderitaan, hanya ada satu cara yang bisa membalikan kondisi semua itu yaitu kita semua harus mempraktikkan 6 paramita (dana, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan). Semoga anak cucu kita bisa berjalan di Jalan Bodhisatwa ini,” lanjut De Rang Shifu.

Rasa Damai dan Semangat Dalam Jiwa

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan membaca Sutra Bhaisajyaguru mengundang niat seorang xiao pu sa bernama Jennifer Cendana (12). Ia salah satu relawan termuda yang mengikuti kegiatan ini sejak subuh. Kegiatan ini juga bukan pertama kalinya Jennifer mengikuti kegiatan ini. Sejak pertama kali Chao Shan diadakan di Tzu Chi Center, PIK ia sudah mengikutnya. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini ia merasa senang karena bisa mengispirasi salah satu temannya.


Weini (kiri) dan temannya Rina turut hadir dalam kegiatan kebaktian Sutra Bhaisajyaguru.

“Saya sangat senang karena hari ini saya datang bersama Pei Pei, salah satu teman saya. Pagi ini kami melakukan kegiatan Chao Shan bersama-sama,” ucap Jennifer dengan wajah yang sangat bahagia. “Saking semangatnya Jennifer dari semalam sudah menyiapkan seragam dia sendiri. Jennifer selalu merasa tenteram dan damai setelah mengikuti Chao Shan dan kebaktian,” ucap Tina, sang mama.

Begitu juga Yanti (40) salah satu relawan yang baru bergabung di tahun ini. Kesempatan ini adalah pertama kali ia mengikuti kegiatan Chao Shan. Ia mengetahui kegiatan ini dari komunitasnya. Suasana kegiatan hari ini sangat khidmat sehingga membuat hati dan jiwanya sangat damai. Ia sangat senang dengan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Tzu Chi karena bisa memberikan perubahan positif pada dirinya.   


Yanti merasa Suasana kegiatan hari ini sangat khidmat sehingga membuat hati dan jiwanya menjadi damai.

Weini (37) salah satu warga, pun ingin mencoba ikut dalam kegiatan hari ini. Sejak pukul 5 kurang dia sudah datang di Tzu Chi untuk mengikuti Chao Shan dan kemudian mengikuti kebaktian. Hari ini ia merasa sangat bersyukur karena mendapatkan siraman rohani dan perasaan damai. Dan ia pun berkata jika ada kegiatan seperti hari ini ia ingin mengikutinya lagi.

Harapan Master

“Semoga ladang batin kita bisa seperti bumi yang dibasuh air hujan menjadi sejuk dan murni, semoga semua orang bisa sepenuh hati dan tekun melatih diri. Kita harus dengan sangat tulus menjalankan empat ikrar agung secara nyata. Ada lebih dari 1.000 orang memiliki kesatuan tekad. Para relawan dari tempat yang jauh berkumpul di sini, mereka mempunyai Hati Bodhisatwa, ini sangat berharga, cinta kasih seperti ini disebut cinta kasih berkesadaran.”

Akhirnya tibalah kita diakhir penghujung acara, seluruh relawan yang berada di Aula Jing si berbaris keluar dengan rapi dan panitia membagikan sebuah kue berbentuk buah persik ke setiap relawan yang hadir. Buah persik melambangkan harapan untuk panjang umur dan kesehatan. Panitia berharap semua yang mendapatkan kue ini memiliki usia yang panjang, sehat selalu dan bahagia.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Cinta Kasih berkesadaran

Cinta Kasih berkesadaran

30 April 2019

Pukul 8 pagi, sekitar 225 orang dengan sepenuh hati dan tekun melatih diri mereka dengan membaca Sutra Baisajyaguru di Fu Hui Ting Aula Jing Si lt.2. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan untuk menyambut Perayaan Hari Waisak dan juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Tzu Chi. Pada hari itu (28/4/19) seluruh insan Tzu Chi berdoa bersama dalam rangka Peringatan Hari Jadi Tzu Chi ke-53.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -