Cinta Kasih dalam Sepotong Kue Bulan

Jurnalis : Hidayat Sikumbang (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)
Kebahagiaan tampak di wajah penerima paket sembako dan kue bulan.

Kue Bulan merupakan kue tradisional masyarakat Tionghoa yang biasa dinikmati saat perayaan festival pertengahan musim gugur, atau biasa dikenal dengan nama festival kue bulan. Bentuknya bulat atau persegi dengan isian yang bervariasi, seperti kacang merah, cokelat, kacang hijau, hingga durian. Kue bulan memiliki makna kebersamaan dan kesatuan, karena dalam tradisi masyarakat Tionghoa, bulan purnama dianggap sebagai simbol keutuhan keluarga. Festival ini dirayakan untuk menghormati bulan dan panen, sekaligus menjadi momen berkumpul dengan keluarga.

Dalam rangka merayakan festival kue bulan, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi kembali membagikan kue bulan dan sembako kepada 250 warga kurang mampu. Loh Ing Hung, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi berharap, lewat pembagian kue bulan dan sembako ini, masyarakat kurang mampu dapat merayakan festival kue bulan ini dengan penuh sukacita.

“Dengan mempraktikkan ajaran yang benar, kita dapat membuat batin itu tenang. Saya juga senang membantu orang-orang, jadi ada kepuasan batin di sini kalau kita membantu orang,” ungkapnya.

Rangkaian acara dalam memeriahkan festival kue bulan ini juga mempererat hubungan antar relawan dan masyarakat.

Kegiatan yang berlangsung pada 8 September 2024 di Kantor Tzu Chi Tebing Tinggi ini didukung oleh 60 relawan, yang hadir membagikan paket sembako, beras, air mineral, kue bulan, dan Daai Mie. Para relawan juga berinteraksi dengan warga, menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan. Terdapat juga pementasan genta dan genderang (Zhong-gu), Shou Yu, dan Tari-tarian dalam menyambut Festival Kue Bulan. Kegiatan ini tidak hanya meringankan beban mereka yang membutuhkan, tetapi juga mempererat hubungan antara relawan dan masyarakat.

"Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa lebih dekat dengan warga, mendengarkan cerita mereka, dan sekaligus menumbuhkan rasa saling peduli," tambah Loh Ing Hung.

Bagi relawan, bakti sosial ini bukan sekadar berbagi materi, tetapi juga kesempatan untuk mempraktikkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya para relawan telah melakukan survey agar pembagian sembako dan kue bulan ini lebih terarah.

Leevana, warga Tebing Tinggi bersyukur menerima bantuan dari Tzu Chi Tebing Tinggi dalam perayaan festival kue bulan setiap tahun. Ia juga merasakan kehangatan ketika melihat langsung bagaimana masyarakat mendapat bantuan dari Tzu Chi.

“Saya sangat bersyukur. Kalau saya bilang saya susah, ketika melihat orang lain di sini saya jadi terharu, ternyata ada yang lebih lagi dari kita tapi masih tetap berjuang untuk hidup. Saya kira Tzu Chi sangat-sangat merangkul tidak memandang suku, tidak memandang agama,” ucapnya.

Editor: Khusnul Khotimah  

Artikel Terkait

Perhatian Untuk Anak Asuh Tzu Chi di Lubuk Pakam

Perhatian Untuk Anak Asuh Tzu Chi di Lubuk Pakam

15 Mei 2020

Wabah Covid-19 berdampak pada perekonomian, sehingga banyak tenaga kerja yang dirumahkan atau kehilangan pekerjaan, apalagi buruh harian. Untuk itu Tzu Chi Medan memberikan perhatian kepada 85 keluarga anak asuh yang ada di Lubuk Pakam dengan menyalurkan bantuan sembako.

Sekelumit Kisah Tentang Arti Ketulusan

Sekelumit Kisah Tentang Arti Ketulusan

04 Mei 2020

“Bantuan ini akan habis pada saatnya, tetapi cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Dengan tulus saya mendoakan semoga Bapak/Ibu semua senantiasa aman dan tenteram; bertumbuh dalam berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih!”

Tzu Chi Salurkan Paket Sembako Menyambut HUT RI ke-77 di Rawa Buaya

Tzu Chi Salurkan Paket Sembako Menyambut HUT RI ke-77 di Rawa Buaya

15 Agustus 2022

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Kodim 0503/ Jakarta Barat menggelar Bakti Sosial Gebyar Kemerdekaan HUT RI ke-77 dengan menyalurkan beras dan buku tulis untuk warga Kelurahan Rawa Buaya.

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -