Cinta Kasih yang Takkan Pernah Habis

Jurnalis : Mettasari (He Qi Utara) , Fotografer : Aris Widjaja (He Qi Utara)

fotoMinggu 14 Agustus 2011, sebanyak 108 relawan membagikan kupon beras cinta kasih kepada warga kurang mampu di Tanah Sereal.

 

“Bodhisatwa tidak tampil dalam bentuk patung dari tanah liat atau patung ukiran kayu, Bodhisatwa yang sebenarnya merupakan suatu wujud yang dapat melakukan sesuatu, dapat berbicara, makan, dan meringankan penderitaan semua makhluk, serta selalu hadir di semua tempat.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

 

Beras cinta kasih yang dikirim dari Taiwan  kini diberikan untuk kedua kalinya kepada masyarakat di Indonesia yang membutuhkan, salah satunya warga di Tanah Sereal, Jakarta. Seperti biasanya sebelum membagikan beras, para relawan Tzu Chi melakukan survei dan pembagian kupon kepada warga. Survei tersebut dilakukan di setiap RT untuk mencari warga yang benar-benar membutuhan bantuan. Syarat dan ketentuan berlaku, seperti bagi warga yang tidak memiliki mata pencarian tetap dan mempunyai tanggungan biaya hidup yang besar untuk keluarganya.

Kupon beras cinta kasih yang tersedia sebanyak 3.014 buah. Barisan insan Tzu Chi pun siap membagikan kupon tersebut. Relawan Tzu Chi dibagi menjadi beberapa kelompok yang berpencar untuk melakukan survei. Relawan yang terlibat pada  saat itu  terdiri dari 11 relawan komite, 48 biru putih, 26 abu putih, dan 23 relawan rompi (kembang). Mereka selalu menyediakan waktunya untuk bersumbangsih di jalan Tzu Chi. Minggu pagi yang cerah, tepat pada tanggal 14 Agustus 2011, jam 7 pagi,  seluruh kegiatan survei kupon beras dimulai. Terlihat aktivitas para relawan Tzu Chi di Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Para relawan berangkat menuju Kelurahan Tanah Sereal dengan welas asih dan kebijaksanaan dalam memberikan beras cinta kasih kepada warga setempat. Sampai pada akhirnya tercatat sebesar 2.778 kupon beras cinta kasih yang terbagikan untuk warga yang membutuhkan.

foto  foto

Keterangan :

  • Di hari libur (Sabtu atau Minggu) yang biasa digunakan untuk acara keluarga, relawan Tzu Chi justru menggunakannya untuk berkegiatan sosial (survei dan pembagian kupon beras). (kiri)
  • Saat survei berlangsung, para relawan berinteraksi dengan para warga dengan penuh kehangatan.(kanan)

Puasa Bukan Halangan
Di bulan Ramadan yang suci dan penuh berkah ini, relawan Tzu Chi yang menganut agama Islam turut berperan serta dalam pembagian kupon beras. Rasa dahaga, lapar, dan lelah tidak mengurungkan niat para relawan untuk bersumbangsih. “Alhamdulillah, saya masih tetap puasa. Saya bersyukur dengan keadaan saya sekarang ini, karena dengan melihat langsung ternyata masih ada orang yang lebih susah lagi daripada saya,” ujar Salma Shijie. Semangat Salma Shijie dapat memberikan inspirasi kepada kita. Dengan kemauan yang ia miliki di bulan puasa ini, ia turut ikut berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi.  Hal ini menandakan tekadnya dalam bersumbangsih di bulan suci Ramadan.

foto  foto

Keterangan :

  • Tercatat sebanyak 2.778 kupon beras cinta kasih yang dibagikan kepada warga Tanah Sereal. (kiri)
  • Pembagian kupon ini berlangsung lancar berkat kerjasama yang baik dari setiap relawan dan warga setempat. (kanan)

Di salah satu sudut jalan di RW 15, terlihat salah satu rumah warga yang kurang terawat. Rumah yang hanya beralaskan puing-puing itu juga tidak memiliki ventilasi udara yang cukup di dalamnya, sehingga membuat rumah tersebut gelap dan tidak ada sirkulasi udara. Toni merupakan salah satu warga yang namanya tercantum untuk mendapatkan beras cinta kasih. Ia berkerja sebagai pendorong gerobak. Saat relawan Tzu Chi datang mengunjungi rumah Toni dan menjelaskan maksud kedatangan mereka untuk memberikan kupon beras cinta kasih, tatapan mata istri Toni tampak berkaca-kaca. Air matanya membasahi kelopak matanya. Ia terharu dan berterima kasih atas beras cinta kasih yang diberikan kepadanya.

Melihat kondisi yang dialami oleh masyarakat Tanah Sereal, membuat kita harus bercermin dengan keadaan kita yang sekarang. Dapat tinggal di tempat yang layak, memilik atap rumah yang kokoh, itu semua merupakan berkah yang besar. Kisah keluarga Bapak Toni hanya satu dari ribuan warga yang memperoleh beras cinta kasih. Kegiatan pembagian kupon beras cinta kasih ini membuat para relawan merasa bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan untuk turut bersumbangsih terhadap warga kelurahan Tanah Sereal. Para relawan Tzu Chi ingin menjadi seorang Bodhisatwa yang dapat meringankan penderitaan semua makhluk. Master Cheng Yen berkata, “Bersumbangsih adalah perwujudan dari rasa berterima kasih dan bersumbangsih sesungguhnya merupakan tindakan menuai panen yang terbesar.”

  
 

Artikel Terkait

Tantangan dalam Menyikapi Arus Informasi di Masyarakat

Tantangan dalam Menyikapi Arus Informasi di Masyarakat

22 Oktober 2018
Antusias para peserta seminar terlihat saat mengikuti Seminar Media dan Kemanusiaan, Minggu, 21 Oktober 2018. Seminar ini digelar di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Para pembicara seminar berasal dari berbagai kalangan seperti pemerintah, praktisi media, tokoh masyarakat, serta dari Tzu Chi Indonesia.
Berbagi Kasih di Panti Asuhan Baitul Yatama

Berbagi Kasih di Panti Asuhan Baitul Yatama

06 Maret 2017

Pada Sabtu, 18 Februari 2017 sebanyak 20 orang relawan Tzu Chi Sinar Mas datang ke Panti Asuhan Baitul Yatama dengan membawa bantuan berupa rak buku dan sepatu sekolah. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan kedua yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi.

Baksos Tzu Chi ke-89: Banyak Pihak Percaya

Baksos Tzu Chi ke-89: Banyak Pihak Percaya

23 Maret 2013 Dalam prosesi itu Wakapolda Papua, Paulus Waterpauw mengatakan bahwa baksos yang diadakan oleh  Tzu Chi merupakan wujud kepedulian dalam meringankan beban hidup masyarakat banyak terutama dalam bidang kesehatan.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -