Dari Cileungsi Sampai Tzu Chi
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)
|
| ||
Aku berjalan melewati setapak demi setapak di jalan berbatu dengan genangan air bergemericik di kakiku. Dengan tongkat “ajaibku”, 30 menit berjalan, membuatku bisa mencapai terminal bus. “Kalideres …., kalideres!!” ujar kenek dari sebuah bus yang kuyakini sangatlah besar. Kulangkahkan kaki menaiki tangga bus sendirian. Menunggu penumpang lainnya datang, kurasakan kegembiraan tak terbatas dari perjalananku kali ini. Ya, aku akan ke Jakarta. Kecelakaan yang Merengut Penglihatan
Ket : - Dengan hati gembira Budi mengikuti acara penutupan pelatihan hari itu. Budi merasakan banyak manfaat dari pelatihan Body Space Medicine ini.(kiri) Tanggal 15 Juni 2010, perjalananku menuju dunia pijat yang baru dimulai. Pelatihan fisik yang kualami sangat berat. Pagi hari kulewati dengan senam Shaolin yang memusatkan energi pada daerah yang berbeda-beda setiap harinya. Banyak para peserta yang kemudian mundur dan banyak beristirahat di tepi lapangan. Namun dengan adanya tekad kuat, aku terus bertahan. Siang hari kemudian kulewati dengan melatih chi– ku bersama para laoshi (guru) dalam bentuk Body Space Medicine. Hal ini terus berulang sampai 20 hari berlalu. Bagian dari Keluarga Seperti biasa, makanan yang disediakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi adalah vegetarian. Sangat unik, terbuat dari tepung dan jamur. Aku pun dengan lahap menghabiskan makan siang tersebut. Segera setelah kuhabiskan, selamat tinggal kuucapkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memfasilitasi kebutuhan aku dan teman-temanku selama pelatihan ini. Duduk kembali di sebuah bus yang akan mengantarkan aku ke terminal, aku berikrar pada diriku untuk terus bervegetarian, menerapkan ilmu BSM ini ke dalam tempat pijatku dan terus berkontribusi dan menjalani budaya kemanusiaan Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait

Suara Kasih: Memerhatikan Korban Bencana
11 Oktober 2011 Namun, berkat Suster Angela yang menulis surat rekomendasi kepada walikota setempat, akhirnya ia yakin bahwa Tzu Chi merupakan sebuah organisasi yang bisa dipercaya. Ini sungguh sesuatu yang berbeda dan itu bukan karena materi.Gemas! Siswa-siswi TK Memperkenalkan Tentang Misi Kemanusiaan
23 Februari 2018 Siapa yang tak gemas melihat penampilan anak-anak usia TK yang dengan percaya dirinya menari, berakting, juga membawakan isyarat tangan. Sekitar 500 siswa-siswi TK Tzu Chi Indonesia tampil di atas panggung dalam gelaran Ren Wen Week atau Pekan Budaya Humanis, hari ini, Jumat 23 Februari 2018.Shelly : Setiap Ada Penambahan, Saya akan Bernyanyi
19 Agustus 2016Relawan Tzu Chi, Shelly Widjaya memiliki komitmen yang kuat soal bervegetarian. Shelly yang sudah bervegetaris sejak November 2011 juga memotivasi orang-orang agar bervegetaris.