Dimulainya Program Renovasi Rumah Tak Layak Huni di Bandung
Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Muhammad Dayar (Tzu Chi Bandung)
(Dari kiri ke kanan) Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma; Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan; Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Maruarar Sirait; dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan Kick-off sebagai tanda dimulainya tahap awal Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Bandung.
Sebanyak 500 rumah tidak layak huni di Kota Bandung akan direnovasi melalui Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni, hasil kolaborasi antara Yayasan Tzu Chi Indonesia dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Kick-off program ini ditandai dengan dimulainya renovasi tahap awal terhadap 68 rumah di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler. Kegiatan tersebut resmi digelar pada 3 Mei 2025.
Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma, menyampaikan bahwa program renovasi rumah tidak layak huni di Bandung ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Tzu Chi dalam skala sebesar ini. “Tzu Chi Indonesia sudah membangun sekitar 8.000 rumah untuk masyarakat, terutama di wilayah bencana seperti Aceh, Padang, Palu, dan Jogja. Biasanya kami membangun rumah baru di daerah baru. Tapi untuk renovasi dalam skala besar seperti ini, baru pertama kali kami jalankan di sini,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian atas kondisi yang ada serta sebagai panggilan untuk membantu sesama yang kurang beruntung.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Maruarar Sirait, melakukan aksi simbolis dengan mengecat salah satu rumah warga penerima bantuan program renovasi rumah.

Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma, menyatakan bahwa program ini bukan hanya sebagai bentuk bantuan kepada pemerintah, tetapi juga sebagai wujud kepedulian untuk menolong sesama.
Acara kick-off ini turut dihadiri oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia Maruarar Sirait, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta Wali Kota Bandung Muhammad Farhan.
Dalam sambutannya, Maruarar Sirait menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi berbagai pihak dalam program ini. “Saya berterima kasih, ini adalah wujud nyata dari Pancasila, khususnya sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Gotong royong itu tampak hari ini di Jamika, Kota Bandung,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor. “Ini adalah kolaborasi nyata antara Pemerintah Kota Bandung, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, dan tentu saja Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia,” tambahnya.
Program ini menjadi bukti nyata upaya peningkatan kualitas hunian masyarakat di Kota Bandung, yang dimulai dari Kelurahan Jamika. Diharapkan, renovasi rumah ini tidak hanya memperbaiki kondisi fisik bangunan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kehidupan warga secara menyeluruh.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, beserta jajaran mendukung sepenuhnya program kolaborasi ini dan akan menyediakan tempat relokasi bagi warga yang rumahnya akan direnovasi.

Relawan Tzu Chi Indonesia tengah memeriksa kondisi rumah Ikin, yang akan direnovasi dalam program ini.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyoroti hal unik dari program ini. “Ini pertama kalinya saya mendengar, dari Pak Gubernur dan Pak Wali Kota, ada yayasan yang melaksanakan program sebesar ini tanpa menggunakan dana APBN, APBD, atau BUMN. Yayasan Buddha Tzu Chi tergerak hatinya membantu rakyat di Jamika ini dan di Kota Bandung sebanyak 500 rumah,” ujarnya.
Sebagai simbol dimulainya program renovasi, Menteri PKP bersama Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, Gubernur Jawa Barat, dan Wali Kota Bandung mengunjungi rumah milik Ikin, salah satu warga penerima bantuan. Mereka juga secara simbolis turut mengecat rumah tersebut sebagai bagian dari seremoni peresmian.
"Dulu sih lumayan, nggak bocor-bocor banget. Tapi lama-lama atapnya pecah-pecah, kalau ke atas kelihatan retak. Hujan masuk, nembus ke dalam. Kayu-kayu penopang juga jadi rapuh. Ya gitu aja, bocor terus. Paling kalau makan, tetangga yang kasih, kopi atau makanan," cerita Ikin (55), warga RT 01/RW 03 Kelurahan Jamika.
Ikin tak kuasa menahan air mata saat mengenang kondisi rumah yang telah ditempati bersama sepupunya sejak kecil. Rumah tersebut kini hampir roboh karena kerusakan yang semakin parah seiring berjalannya waktu. Sebagai buruh harian, Ikin tak mampu memperbaiki rumahnya. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, dan terkadang tetangga memberikan bantuan untuk mereka.

Kondisi rumah Ikin yang hampir roboh, tempat tinggalnya bersama sepupunya, yang membutuhkan renovasi segera.

Ikin, warga RT 01/RW 03 Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, tak kuasa menahan air mata karena bahagia mendapat bantuan renovasi rumah ini.
Sepupu Ikin, Ajat Sudrajat, menceritakan kondisi rumah yang semakin buruk. Kayu penahan atap sudah lapuk akibat sering bocor ketika hujan datang. Mereka sangat bersyukur terpilih sebagai penerima program renovasi rumah.
"Kalau hujan, kami terpaksa pakai ember untuk menampung air yang bocor. Setelah rumah ini direnovasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, mungkin nggak ada lagi masalah bocor seperti itu. Kami cuma kerja serabutan, seperti Pak Ikin yang jualan galon. Saya sendiri motong rumput. Penghasilan kami hanya cukup untuk makan, jadi nggak bisa memperbaiki rumah. Saya sangat senang dan berterima kasih atas program renovasi ini," ungkap Ajat dengan penuh haru.
Sebanyak 68 rumah akan direnovasi pada tahap awal program ini. Para penghuni rumah yang akan direnovasi akan direlokasi sementara ke rumah kerabat atau tempat sewa selama tiga bulan. Biaya sewa tempat tinggal sementara ini akan didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjelaskan bahwa selama masa relokasi, kebutuhan para penghuni akan dipenuhi. “Selama tiga bulan mereka membutuhkan tempat tinggal sementara. Oleh karena itu, kami menyiapkan dua paket bantuan. Pertama, paket makanan yang sebagian sudah disalurkan. Kedua, kami memberikan bantuan sebesar 3 juta rupiah untuk sewa kontrakan selama tiga bulan. Setelah itu, mereka bisa kembali ke rumah yang sudah direnovasi,” ujar Dedi.
Renovasi rumah ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah, komunitas, pengusaha, organisasi, dan lembaga sosial dapat memberikan dampak yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait

Dimulainya Program Renovasi Rumah Tak Layak Huni di Bandung
06 Mei 2025Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kota Bandung mulai dilaksanakan. Sebanyak 68 rumah di Kel. Jamika siap untuk diperbaiki, dari total 500 rumah yang direncanakan direnovasi di Kota Kembang ini.