Doa Bersama Waisak di Universitas Prima Indonesia

Jurnalis : Kenji Marwies (Tzu Ching Medan), Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan), Fotografer : Kenji Marwies (Tzu Ching Medan), Amir Tan, Sherly (Tzu Chi Medan)

Prosesi pemandian rupang Buddha berlangsung sangat khidmat.

Muda-mudi Tzu Chi atau Tzu Ching di Universitas Prima Indonesia merayakan Waisak yang juga dihadiri oleh anggota Tzu Ching Medan, dekan, beserta jajaran program studi Universitas Prima Indonesia, Minggu,11 Juni 2023. Hadir juga sekitar 500 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Prima Indonesia.

Para Bhikkhu dan Samanera juga hadir memberikan ceramah yang sangat berharga terkait ajaran Buddha, khususnya Pancasila Buddhis dan ajaran Dharma. Bhikkhu Aggacitto Thera berbagi pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai etika dan moral yang terkandung dalam ajaran Buddha, serta bagaimana ajaran tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bhante Aggacitto Thera yang memberikan ceramah mengenai ajaran Dharma dan Pancasila Buddhis.

Perayaan Waisak ini juga bertujuan untuk memperingati peristiwa penting dalam agama Buddha.

Pancasila Buddhisme merupakan konsep yang menggabungkan ajaran Buddha dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Para bhikku menjelaskan pentingnya menjaga harmoni antara ajaran Buddha dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka juga mengajak peserta, termasuk Imelda, untuk memahami nilai-nilai kebajikan dalam Dharma dan menerapkannya sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan sesama.

Wakil rektor 1 Universitas Prima Indonesia, Abdi Dharma, S.Kom., M. Kom. Mendukung dan mengapresiasi terhadap upaya Tzu Chi Medan dan Tzu Ching dalam menyelenggarakan kegiatan yang bernilai sosial dan spiritual ini.

“Diharapkan Tzu Ching UNPRI (Universitas Prima Indonesia) bisa aktif kembali setelah pandemi dan mulai merancang kegiatan yang akan dijalankan, dan UNPRI siap untuk mendukung semua kegiatan tersebut,” ucap Abdi Dharma, S.Kom., M. Kom.

Tak hanya Muda-mudi Tzu Chi di Universitas Prima Indonesia, Waisak ini juga dihadiri anggota Tzu Ching Medan, dekan, jajaran program studi Universitas Prima Indonesia, dan para mahasiwa.

Acara Waisak ini juga memberikan kesempatan kepada peserta, untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebaikan. Mereka diajak untuk berbagi dengan sesama melalui kegiatan sosial yang telah disiapkan oleh Tzu Ching. Dalam suasana kegembiraan dan kehangatan, peserta, dengan sukacita melibatkan diri dalam kegiatan tersebut.

Imelda, seorang mahasiswi, sangat antusias dan bersemangat. Ia mengungkapkan betapa berartinya kegiatan ini, terutama bagi generasi muda seperti dirinya. Melalui kegiatan ini, ia mendapatkan pengetahuan yang berharga mengenai agama Buddha dan nilai-nilai kebaikan yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya merasa terinspirasi dan terdorong untuk mengikuti kegiatan yang akan diadakan oleh Tzu Ching di masa depan,” ujarnya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Waisak yang Menginspirasi

Waisak yang Menginspirasi

09 Mei 2011
Perayaan Waisak di Tzu Chi memang jatuh setiap minggu kedua di bulan Mei. Pada hari itu selain merayakan Waisak relawan juga memperingati Hari Tzu Chi Sedunia dan Hari Ibu Internasional. Kurang lebih 4.000 peserta hadir dari berbagai kalangan di Aula Jing Si PIK, Jakarta Utara pada Minggu, 8 Mei 2011.
Sebuah Pengharapan di Hari Waisak

Sebuah Pengharapan di Hari Waisak

22 Mei 2017

Persiapan demi persiapan sudah disiapkan untuk perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di Tanjung Balai Karimun. Di seluruh dunia, pelaksanaan ini dilakukan setiap minggu kedua di bulan Mei, begitu juga di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Hari Waisak di Tanjung Balai Karimun dilaksanakan di halaman rumah Sukmawati, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada 14 Mei 2017 pukul 07.30 WIB.

Suara Kasih : Keagungan Waisak

Suara Kasih : Keagungan Waisak

19 Mei 2010
Tanggal 9 Mei pagi, kita memulai upacara Waisak di Hualien. Para biksuni dari Griya Jing Si, insan Tzu Chi, dan gabungan staf dari empat misi Tzu Chi sungguh menampilkan kedamaian dan keharmonisan.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -