Donor Darah dengan Muda Mudi Tzu Chi di UNPRI

Jurnalis : Garent Triskie (Tzu Ching UNPRI), Fotografer : Garent Triskie, Antonio Silvalim (Tzu Ching UNPRI)

Para peserta melakukan pendaftaran ulang sebelum memasuki ruangan kegiatan penyuluhan kesehatan.

Kegiatan donor darah menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian terhadap sesama. Melalui setetes darah, kita dapat menolong mereka yang membutuhkan dan memberi harapan baru bagi kehidupan. Semangat inilah yang diusung oleh para relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) Universitas Prima Indonesia (UNPRI) dalam kegiatan Donor Darah yang diselenggarakan pada Minggu, 26 Oktober 2025, bertempat di Kampus UNPRI, Jalan Sampul No. 3 Kota Medan, Sumatra Utara.

Kegiatan diawali dengan penyuluhan kesehatan yang dibawakan oleh dr. Juskitar, Sp.KJ, relawan dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Medan. Sebanyak 80 peserta, yang sebagian besar merupakan mahasiswa UNPRI, antusias mendengarkan pemaparan bertema “Hidup Berdamai dengan Stres di Usia Remaja.”

Dokter Juskitar, Sp.KJ, relawan TIMA Medan, memberikan penyuluhan kesehatan kepada para mahasiswa dengan topik “Hidup Berdamai dengan Stres di Usia Remaja.”

Melalui penyuluhan ini, peserta diajak memahami cara mengelola dan berdamai dengan stres yang mereka alami. Selain itu, kegiatan donor darah yang menjadi bagian dari acara ini juga diharapkan dapat membantu menurunkan tingkat stres sekaligus menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.

Setelah penyuluhan selesai, banyak mahasiswa yang tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah. Kegiatan ini dibantu oleh enam relawan dari TIMA Medan serta sepuluh tenaga medis dari PMI Medan. Dari kegiatan tersebut, terkumpul sebanyak 44 kantong darah dari para pendonor yang terdiri atas mahasiswa, dosen, serta relawan Tzu Chi dan Tzu Ching UNPRI.

Setiap peserta yang telah selesai mendonorkan darahnya menerima suvenir dari PMI dan diarahkan untuk menikmati hidangan ringan yang telah disiapkan oleh relawan Tzu Ching UNPRI. Melalui kegiatan ini, para relawan muda-mudi tidak hanya belajar tentang pentingnya menolong sesama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, cinta kasih, dan kepedulian sosial.

Suasana kegiatan donor darah yang berlangsung setelah penyuluhan kesehatan, diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta relawan Tzu Chi dan Tzu Ching UNPRI.

Suasana hangat dan penuh semangat terasa sepanjang acara, diwarnai dengan senyum tulus para relawan yang dengan sabar melayani dan mendampingi para pendonor. Harapan besar disampaikan oleh Antonio Silvalim selaku koordinator kegiatan, “Dengan adanya kegiatan ini, semoga semua orang dapat menjaga kesehatan dengan lebih merata dan lebih fit lagi.”

Antonio juga berharap semangat kepedulian dan kebersamaan yang tumbuh melalui kegiatan ini dapat terus berlanjut di kalangan mahasiswa maupun masyarakat luas. Sebagaimana perenungan Master Cheng Yen, “Menolong orang lain adalah bentuk tertinggi dari rasa syukur.” Pesan ini menjadi pengingat bagi semua yang terlibat bahwa setiap tetes darah yang didonorkan bukan hanya memberi kehidupan bagi orang lain, tetapi juga menjadi wujud nyata rasa syukur dan cinta kasih.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Donor Darah Jadi Rangkaian Menyambut HUT Ke-16 DAAI TV Indonesia

Donor Darah Jadi Rangkaian Menyambut HUT Ke-16 DAAI TV Indonesia

23 Agustus 2023

DAAI TV Indonesia menyelenggarakan donor darah dalam rangkaian HUT ke-16 DAAI TV Indonesia yang jatuh pada 25 Agustus 2023. HUT ke-16 tahun DAAI TV ini bertajuk “16 Tahun Perjalanan Cinta Kasih DAAI TV.” 

Tzu Chi Pekanbaru Adakan Donor Darah Pertama di Tahun 2022

Tzu Chi Pekanbaru Adakan Donor Darah Pertama di Tahun 2022

31 Maret 2022

Di awal tahun 2022 kegiatan donor darah ini kali pertama diadakan pada 20 Maret 2022. Kegiatan berlangsung mulai pukul 8.30 Wib hingga 12.00 Wib di Kantor Tzu Chi Pekanbaru dan berhasil mengumpulkan 88 kantong darah.

Setetes Darah Untuk Kehidupan

Setetes Darah Untuk Kehidupan

29 November 2018

Bagi Juni Haryanto, ini adalah pengalaman pertama mendonorkan darahnya. Ia terpanggil untuk bersumbangsih bagi sesama di Biak. Walaupun sempat tegang juga akhirnya ia berhasil dalam mendonorkan darahnya.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -