Penyerahan kompor mata seribu kepada pihak sekolah.
"Menyayangi dan merawat benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas."
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Selasa (2/9/25), menjadi hari yang penuh makna bagi SMP ETF 02 Kongbeng. Tidak hanya meresmikan pojok baca dan menyalurkan 15 buku bacaan untuk mendukung literasi siswa, relawan Xie Li Kalimantan Timur 1 juga hadir dengan semangat menjaga lingkungan melalui dukungan pada program daur ulang sampah yang sudah berjalan di sekolah.
Salah satu dukungan nyata adalah penyerahan kompor mata seribu, sebuah alat penting yang digunakan dalam proses pembuatan paving block dari sampah botol plastik. Bantuan ini menjadi dorongan baru bagi sekolah dalam mengembangkan kreativitas dan kepedulian lingkungan.
Selama ini, program pengelolaan sampah di SMP ETF 02 Kongbeng sudah berjalan dengan baik. Di bawah bimbingan Aloysius Tesen, guru yang bertanggung jawab pada kegiatan ekstrakurikuler pengelolaan sampah, para siswa rutin mengumpulkan dan memilah sampah sesuai kategori. Plastik digunakan untuk pembuatan paving block, sementara dedaunan kering diolah menjadi pupuk organik yang menyuburkan tanaman sekolah dalam rangka mendukung program Adiwiyata.
Ridlo memperhatian paving block rusak yang ditunjukkan Aloysius Tesen di depan tungku pembakaran.
Saat relawan berkunjungan langsung ke lokasi pembuatan, Aloysius Tesen menjelaskan dengan penuh semangat proses pembuatan paving block. “Botol-botol plastik yang sudah dikumpulkan ini nanti kita potong jadi lebih kecil, lalu dimasukkan ke dalam cetakan ini bu dan hasil akhirnya akan seperti ini,” jelasnya sambil menunjukkan paving block yang sudah jadi.
“Tapi botol yang digunakan juga harus kami pilih lagi, dan dipastikan bersih tanpa ada campuran sampah lain seperti tanah, karena kalau sampah yang digunakan kotor, pavingnya akan jadi seperti ini, mudah rusak dan tidak kuat,” tambahnya menunjukkan hasil paving block yang rusak. Di waktu yang sama, para siswa antusias menunjukkkan kerja sama mendaur ulang sampah. Mereka bergotong royong menyeleksi sampah plastik yang sebelumnya telah mereka kumpulkan.
Bukan hanya siswa yang belajar, para relawan Xie Li Kalimantan Timur 1 pun ikut terinspirasi. Salah satunya adalah Noni, yang terlihat antusias mengamati setiap prosesnya. “Saya benar-benar kagum melihat gimana sampah bisa berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Apalagi nanti paving block ini akan dipakai untuk menutup area sekolah yang becek saat hujan. Padahal sampah-sampah ini awalnya kelihatan nggak berarti, tapi hasilnya jadi bagus dan bermanfaat kalo dikelola dengan baik,” ungkapnya.
Dukungan kompor mata seribu disambut hangat Aloysius Tesen. Ia mengatakan kompor ini sangat membantu mempercepat proses pembuatan paving block. “Sebelumnya kami sering kesulitan karena peralatan kurang memadai, kami biasanya hanya menggunakan tungku ini. Dengan adanya kompor ini, semoga proses pembuatan paving block jadi lebih cepat dan efisien. Kami berharap anak-anak semakin termotivasi menjaga lingkungan, karena mereka sudah merasakan langsung hasil dari kerja keras mereka,” ujarnya.
Siswa bergotong royong menyeleksi sampah botol yang layak digunakan.
Kunjungan ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang membaca buku di kelas, tetapi juga tentang menanamkan kepedulian terhadap lingkungan dan mencetak generasi yang bertanggung jawab. Dukungan literasi melalui pojok baca dan bantuan nyata dalam program daur ulang sampah adalah langkah harmonis yang saling melengkapi, yaitu membangun kecerdasan pikiran sekaligus kepedulian hati.
Tim relawan juga menyalurkan 15 buku bacaan untuk siswa-siswi SMP ETF 02 Kongbeng. Program ini diharapkan dapat menjadi langkah kecil namun berdampak besar dalam mengembangkan karakter para pelajar menjelang masa remaja.
Buku-buku yang diberikan tidak sekadar bacaan biasa. Koleksi ini dipilih agar mampu membantu para siswa dalam mengembangkan karakter, memperluas wawasan, sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi masa remaja dengan penuh kesadaran dan pengetahuan. Salah satu buku yang menarik perhatian siswa adalah “Dark Psychology” karya Novita WD. Buku ini mengupas tentang sisi lain dari psikologi manusia, bagaimana memahami pengaruh, kendali, dan manipulasi dalam kehidupan sehari-hari.
Di antara banyaknya siswa yang ikut dalam agenda peresmian pojok baca hari itu, ada sosok Fadil yang tertarik untuk langsung membuka salah satu buku yang berjudul “Dark Psychology”. Murid kelas VIII A berusia 14 tahun yang haus akan ilmu itu adalah salah satu siswa yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan kini tengah mengikuti lomba bidang IPA tingkat kabupaten.
Siswa tampak membaca buku di pojok terasi yang berada di halaman sekolah.
Momen menarik terjadi ketika Ridlo, salah satu relawan Xie Li Kalimantan Timur 1, menghampiri Fadil dan bertanya, “Fadil, kenapa kamu memilih buku ini? Apa yang membuatmu tertarik?”, dengan raut malu-malu namun berani dan penuh semangat Fadil menjawab, “Awalnya saya hanya tertarik dengan judul bukunya, Pak. Terus dari sampulnya menbuat saya tertarik. Tapi setelah saya buka, menurut saya, buku ini penting karena mengajarkan cara berpikir lebih kritis dan bagaimana memahami orang lain. Tapi saya belum selesai bacanya pak, baru beberapa lembar,” jawabnya. Kalimat itu memperlihatkan bagaimana sebuah buku mampu memantik rasa ingin tahu yang dalam, dan mungkin saja menjadi pintu awal bagi perjalanan panjang Fadil dalam meraih impian.
Program ini disambut hangat pihak sekolah. Wakil Kepala Sekolah SMP ETF 02 Kongbeng menuturkan rasa terima kasih yang tulus, “Kami percaya bahwa literasi adalah pintu menuju masa depan yang lebih baik. Buku-buku yang dibawa oleh Xie Li Kalimantan Timur 1 ini akan menambah kekayaan pojok baca kami. Kami senang melihat siswa-siswi begitu antusias, apalagi ada beberapa yang langsung semangat membaca bukunya. Kami berharap kerjasama ini terus berlanjut, karena membangun budaya membaca tidak bisa hanya sekali, melainkan harus berkesinambungan,” ujar Mukton, Wakil Kepala Sekolah ETF 02 Kongbeng.
Bagi relawan, kegiatan ini adalah salah satu cara untuk bersumbangsih untuk masa depan bangsa. Buku yang dibaca hari ini akan membentuk pola pikir, karakter, bahkan jalan hidup seorang anak di kemudian hari. Membangun pojok baca, menghadirkan bacaan berkualitas, dan menciptakan ruang nyaman bagi siswa untuk merenung serta belajar, menjadi langkah nyata agar literasi tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar hidup di tengah-tengah mereka.
Editor: Khusnul Khotimah