Sylvia Chuwardi menyatakan apresiasinya atas semangat dan kesungguhan hati pengurus TIMA periode 2023-2025 dan memberikan dukungan kepada pengurus TIMA periode 2025-2027 untuk lebih giat lagi menjalankan misi kesehatan.
“Dengan jalinan jodoh yang baik, merupakan berkah tak ternilai kita dapat berkumpul pada hari ini dalam hangatnya kebersamaan di acara Gathering TIMA Sumut 2025,” kata dr. Liana, M. Biomed pemandu acara membuka Gathering TIMA Sumut 2025 yang berlangsung pada Minggu, 10 Agustus 2025 di Lantai 5 Gedung DAAI TV, Kompleks Jati Junction Blok P No. 1 Jl. Perintis Kemerdekaan, Kota Medan.
Acara ini dihadiri 52 anggota TIMA Sumut dengan dukungan 24 relawan Tzu Chi. Diisi dengan serangkaian sesi berupa pelantikan pengurus TIMA Sumut periode 2025-2027, penyerahan piagam penghargaan, penjabaran tugas dan tanggung jawab pengurus TIMA dan rencana kegiatan yang akan datang. Gathering ini sekaligus momen ramah tamah menjalin kebersamaan antar anggota TIMA dan relawan yang ditunjukkan dalam sharing anggota TIMA dan relawan serta peragaan isyarat tangan Satu Keluarga.
“Sangat bahagia melihat semua dapat hadir dalam suasana penuh cinta kasih dan semangat baru. Acara hari ini tidak sekedar berkumpul dan pelantikan, namun merupakan momentum untuk mengukuhkan ikrar dan memperbarui tekad awal sebagai insan medis dan relawan kemanusiaan,” ungkap koordinator kegiatan drg. Mellisa Sim, M. Kes., M. Biomed.
Ia menambahkan bahwa sesi pelantikan dalam gathering adalah panggilan untuk semakin bersinergi tidak hanya antar sesama profesi kesehatan, tapi juga dengan seluruh relawan Tzu Chi.
Badan Misi Kesehatan Humanis
TIMA (Tzu Chi International Medical Association) adalah organisasi global yang menjalankan misi kesehatan di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan humanis bagi masyarakat yang membutuhkan. Badan misi ini dibentuk tahun 1996 di Taiwan dan beranggotakan tenaga medis dan paramedis profesional yakni dokter (dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis), perawat, bidan, apoteker, asisten apoteker, psikolog, psikiater, fisioterapis, radiografer, ahli gizi dan analis laboratorium yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP).
Penyerahan piagam penghargaan kepada pengurus TIMA periode 2023-2025 oleh Wakil Ketua Tzu Chi Medan, Sylvia Chuwardi.
TIMA Indonesia yang didirikan pada 10 November 2002 di Jakarta, secara bertahap telah mengukuhkan kehadirannya di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali Sumatera Utara. Menyajikan peluang bagi para tenaga medis profesional untuk melayani orang sakit di daerah-daerah yang kekurangan secara medis atau mereka yang kesulitan biaya pengobatan. Keberadaan tim medis Tzu Chi ini penting dalam memperkuat barisan insan Tzu Chi di Indonesia khususnya dalam bakti sosial kesehatan dan bantuan pengobatan di daerah-daerah yang minim fasilitas kesehatan. Peran tim medis Tzu Chi ibarat menyalakan lentera di jalan yang sunyi dan dingin di kala bencana, mengusap air mata orang yang menderita, menghormati kehidupan dan merangkul semua makhluk dengan cinta kasih universal.
Wakil Ketua Tzu Chi Medan, Sylvia Chuwardi dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas semangat dan kesungguhan hati pengurus TIMA periode 2023-2025 dan memberikan dukungan kepada pengurus TIMA periode 2025-2027 untuk lebih giat lagi menjalankan misi kesehatan.
“Sejak TIMA dibentuk, baik pengurus maupun anggota bersumbangsih tanpa pamrih dengan prinsip gan en (bersyukur), zhun zhong (menghormati), ai (cinta kasih). Dengan tekad melindungi dan menjaga kehidupan dengan cinta kasih yang tulus, tim medis (TIMA) ikut relawan turun ke daerah terpencil dan desa-desa kecil memberikan pengobatan dan perhatian,” ucap Sylvia. Sylvia berharap para anggota TIMA dan relawan bersama-sama bersatu hati dan saling bergotong-royong menggarap ladang berkah yang ada.
Jalinan Jodoh yang Baik
Ketua TIMA Sumut periode 2023-2025, dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG. mengungkapkan syukurnya atas ladang berkah yang diberikan sehingga lebih banyak tenaga medis turut menciptakan berkah bagi diri sendiri dan sesama.
“Terima kasih atas dukungan Yayasan, para anggota dan relawan sehingga kegiatan TIMA dapat terlaksana dengan baik. Semoga dengan kepengurusan yang baru, TIMA Sumut semakin berkembang dan bertambah panjang dengan kualitas yang lebih baik,” kata Hedy Tan.
“Bergabung dengan TIMA adalah melatih diri untuk bersabar dan berbuat kebajikan. Harapan saya, TIMA Sumut lebih baik lagi dan membawa manfaat bagi masyarakat luas,” sambungnya.
Ketua TIMA Sumut periode 2023-2025, dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG., mengungkapkan syukurnya atas ladang berkah yang diberikan sehingga lebih banyak tenaga medis turut menciptakan berkah bagi diri sendiri dan sesama.
Ketua TIMA Sumut periode 2025-2027, dr. Willey Eliot, M.Kes., menjelaskan tugas dan tanggung jawab pengurus TIMA dan kaitannya dengan visi dan misi Tzu Chi serta rencana kegiatan TIMA ke depan.
Dokter Willey Eliot, M. Kes. yang terpilih menjadi Ketua TIMA Sumut periode 2025-2027 merasakan sukacita atas pelantikannya pada gathering ini. “Tentunya ada perasaan bangga juga deg-degan karena tanggung jawab yang diemban bertambah besar. TIMA akan selalu mendukung relawan komunitas dalam kegiatan apapun. Kapanpun dibutuhkan, kami siap. Ke depannya kami akan memperbanyak baksos di luar kota Medan dan di Aceh untuk menjangkau masyarakat lebih luas,” ucap dr. Willey optimis.
Dokter Willey Eliot adalah anak seorang relawan Tzu Chi Jakarta bernama Bao Bing yang aktif di misi pendidikan. Sejak mengenal Tzu Chi tahun 2004 dari sang ibu, ia telah ikut dalam kegiatan bakti sosial Tzu Chi di Jakarta namun belum bergabung sebagai anggota TIMA. Dengan dukungan penuh dari sang ibu dan suami serta anak-anaknya, ia akhirnya bergabung di TIMA Sumut tahun 2019 setelah pindah ke Medan dan aktif di misi kesehatan dan relawan komunitas.
“Selama di TIMA, saya merasakan kehidupan penuh berkah dapat bersama dengan relawan turun di tengah masyarakat. Saya berharap dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Ketua TIMA dengan sebaik-baiknya dan apa yang belum terlaksana pada periode sebelumnya dapat terwujud di periode baru ini,” harapnya.
Dr. Ita L. Rodhertani, Sp. THTBKL (ketiga kanan) bergabung dengan TIMA karena visi dan misinya selaras dengan panggilan jiwanya. Ia merasa Tzu Chi dan TIMA sudah seperti keluarga baginya.
Pada sesi sharing, beberapa anggota TIMA berbagi pengalaman mereka. dr. Ita L. Rodhertani, Sp. THTBKL merasa bahagia berkumpul bersama anggota TIMA lainnya dan relawan. Tzu Chi dan TIMA sudah seperti keluarga baginya.
“Saya bergabung dengan TIMA karena visi misinya sesuai dengan panggilan jiwa saya. Saya akan terus ikut dalam kegiatan-kegiatan TIMA seperti baksos Kesehatan karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita dalam bidang medis,” kata dr. Ita.
Apt. Donita Chandra, S. Farm. berbagi pengalaman selama bergabung dalam barisan TIMA.
Pengalaman lainnya datang dari apt. Donita Chandra, S. Farm. yang terkesan dengan kegiatan-kegiatan TIMA dan Tzu Chi yang sangat teratur. Ia telah mengenal Tzu Chi dan TIMA dari temannya yang relawan Tzu Chi sebelum pandemi Covid-19. Saat itu jalinan jodohnya dengan TIMA belum ada karena baru menyelesaikan studi S-1. Setelah selesai S-2, seorang relawan mengajaknya mengikuti sosialisasi TIMA. Setelah tiga kali sosialisasi, barulah ia memantapkan diri bergabung dalam barisan TIMA Sumut.
“Baksos pertama setelah bergabung dengan TIMA adalah baksos kesehatan di Desa Bulu Cina, Hamparan Perak. Sangat berbeda dengan baksos yang diadakan organisasi atau yayasan lain yang pernah saya ikuti. Baksos TIMA sangat terorganisir dan terencana dengan baik. Para relawan bersungguh hati menyiapkan segala sesuatunya. Kami tinggal melakukan apa yang menjadi bagian kami. Para relawan baik medis maupun non medis saling support dengan satu tujuan yang sama yaitu melayani masyarakat dengan cinta kasih,” kenang Donita.
Leonardo Sirait, S.Kep., Ners., bergabung dengan TIMA setahun lalu bersama istrinya. Meski sempat ragu, ia menyadari bahwa dengan niat tulus, setiap pelayanan menjadi berkah bagi orang lain maupun diri sendiri
Lain lagi dengan Leonardo Sirait, S. Kep., Ners. yang baru bergabung dengan TIMA satu tahun silam bersama istrinya, Yustini P. E. Dermawan, S.Kep. Awalnya Leonardo hanya mengantar jemput istrinya mengikuti kegiatan Tzu Chi dan TIMA hingga ia diajak istrinya menghadiri sosialisasi TIMA tahun lalu.
“Awalnya saya ragu untuk bergabung karena profesi saya adalah perawat. Apa yang bisa saya kerjakan di kegiatan TIMA seperti baksos. Setelah beberapa kali mengikuti baksos, saya menyadari bahwa asalkan dengan niat tulus untuk membantu dan melayani, apapun yang kita kerjakan atau lakukan merupakan berkah bagi orang lain dan diri sendiri,” ucap Leonardo.
Untuk lebih mempererat kekeluargaan antar anggota TIMA dan relawan serta memperkuat keyakinan dan tekad, para peserta diajak memperagakan isyarat tangan lagu Satu Keluarga dan meyaksikan tayangan Lentera Kehidupan bertema Menjalankan Misi Kesehatan dengan Kebajikan dan Cinta Kasih untuk Menggarap Ladang Berkah. Dalam tayangan video itu, Master Cheng Yen memuji semangat dan kesungguhan hati tenaga medis Tzu Chi dalam melenyapkan penderitaan. Berkat mereka, Master Cheng Yen bisa mengintegrasikan ajaran Buddha dengan misi-misi Tzu Chi.
Para anggota TIMA mengabadikan momen kebersamaan dengan relawan setelah selesai acara.
“Tidak hanya mengobati penyakit, tapi juga mencurahkan perhatian kepada keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi, memberikan perawatan jangka panjang bagi para lansia sebatang kara serta mengunjungi dan menjaga mereka secara rutin. Misi kesehatan Tzu Chi telah dikenal luas di seluruh dunia. Tanggung jawab kita adalah melindungi kehidupan, menjaga kesehatan dan menjunjung tinggi cinta kasih. Ini adalah panggilan hidup kita. Gan en kepada semua tenaga medis dan relawan yang telah menjalankan misi kesehatan dengan sepenuh hati dan sempurna,” terang Master Cheng Yen dalam ceramahnya.
Gathering TIMA berlangsung selama tiga jam dengan suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan. Acara diakhiri dengan foto bersama anggota TIMA dan relawan. TIMA, badan misi kesehatan penuh keharmonisan yang selaras dengan Dharma, memiliki tekad yang sama untuk melindungi orang miskin dan sakit serta menyebarkan ajaran kebaikan untuk menggarap ladang batin. Sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen, “Mari bersatu demi kebajikan dan bersumbangsih dengan rasa kebersamaan serta saling mengasihi dan saling memuji dalam mengulurkan tangan untuk saling membantu.”
Editor: Khusnul Khotimah