Gigi Sehat, Belajar pun Giat

Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy

baksos gigi

Sebanyak 232 pasien dari 332 pasien yang ditangani dalam pengobatan gigi oleh Tzu Chi merupakan siswa/i SDN Marunda 02. Relawan Tzu Chi dan dokter TIMA senantiasa mendampingi para siswa/i agar mereka tidak merasa takut.

 

Wajah Agita Cahyani nampak tegang, langkah kakinya pun terhenti sejenak. “Ayo nggak papa,” ujar seorang ibu berbaju hijau yang berjalan di sampingnya. Semakin gadis berusia tujuh tahun tersebut mendekat ke kursi dokter gigi, semakin ragu langkahnya. Hari itu, Rabu, 11 Maret 2015, Agita akan mencabut gigi taringnya yang tumbuh tidak pada tempatnya di Posko Pengobatan Gigi Tzu Chi. Ibunya, Pritawati yang menemaninya ke baksos ini.

Baksos kesehatan gigi ini merupakan satu kesatuan dari Bhakti Kesehatan Polri 2015 yang diselenggarakan pada Rabu, 11 Maret 2015 di Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Baksos kesehatan ini dapat terselenggara berkat kerja sama Polri dengan berbagai pihak, salah satunya Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Para relawan, dokter Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia, dan dokter dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri bahu membahu menanggani 332 pasien gigi yang datang.

Seketika tubuh Agita yang berbalut baju berwarna kuning sudah terduduk di kursi dokter gigi. Meski dua dokter TIMA menghiburnya, Agita tetap tak mampu menyembunyikan rasa cemasnya. Pritawati masih setia menunggu putrinya di samping bangku dokter. Dokter yang menangani Agita adalah drg. Nanne M. Hermawan. Menurut drg. Nanne, sebagian besar pasien yang masih anak-anak memang merasa takut dan cemas saat menjalani pengobatan. “Kalau sudah begitu kita hibur, bercandain, diajak diskusi, dan tanya-tanya. Kalau dia takut, kita lepas dulu supaya tidak tegang. Ada juga yang gemetar. Kita baca respon si anak aja, kalau dia takut jangan kita kerjain dulu, kasihan trauma nanti,” tutur drg. Nanne.

baksos gigi

Salah satu dokter TIMA, drg. Nanne seringkali berbincang dengan para pasien terlebih dahulu agar mereka dapat rileks dan tidak merasa takut menjalani pengobatan.

Menurut Kepala Pusdokkes Mabes Polri, Brigjen Pol Arthur Tampi, kegiatan Bhakti Kesehatan Polri 2015 ini ditujukan untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat. “Kegiatan ini merupakan kegiatan pascabanjir yang dilakukan di wilayah Jakarta Utara,” tambah Arthur. Menurut Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi memang wilayah di Jakarta Utara diterjang banjir hampir merata. Pasalnya, menurut Rustam wilayah Jakarta Utara lebih rendah dibanding wilayah lain di ibukota. Lebih lanjut, dia mengapresiasi kegiatan yang memberi perhatian kepada warganya ini. ”Hari ini saya bersyukur, alhamdulillah, ini kegiatan terbesar di Jakarta Utara, pascabanjir,” tuturnya.

Hal ini diamini oleh Johan Kohar, relawan Tzu Chi. Menurut Johan, Tzu Chi membantu dalam bakti sosial ini sebagai bentuk kerja sama dengan Polri. “Memang biasanya kita bekerja sama dengan Polri. Hari ini kita mengambil bagian baksos gigi. Kita saling membantu dan saling mengisi dengan Polri untuk bersumbangsih dengan masyarakat. Terutama kepada Rusun Marunda, apalagi saat ini pascabanjir dan masyarakat mungkin ada yang kurang care (perhatian) terhadap kesehatan gigi. Apalagi mayoritas pasien kita anak-anak SD Marunda,” tutur relawan dari komunitas He Qi Timur ini.

baksos gigi

Fitrawati (kedua dari kanan) setia menemani anaknya. Saat ditemui langsung, dia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas adanya baksos ini.

Kehadiran bakti sosial gigi ini diapresiasi oleh Kayuni, Sp.d yang merupakan guru dari Sekolah Dasar Marunda 02, Jakarta Utara. Sebanyak 232 siswa/i dari SD Marunda mengikuti baksos ini dan sebagian besar mengalami karies dan gigi goyang. Kayuni menuturkan bahwa rendahnya tingkatnya kesehatan seringkali menganggu aktivitas belajar mengajar. “Ada satu murid saya yang seminggu sekali ada satu atau dua hari tidak hadir karena sakit gigi. Nah…, hari ini giginya sudah dicabut jadi sudah bisa normal kembali,” pungkasnya.

Selain itu, wanita yang akrab disapa Yuni ini merasa bersyukur atas kehadiran relawan dalam baksos gigi ini. Menurutnya kehadiran relawan ini dapat membantu mengurangi rasa cemas anak-anak. “Bagus sekali, relawan membantu jalannya pengobatan serta memotivasi anak-anak karena kan banyak yang takut,” tambahnya.

  1. Sebanyak 232 pasien dari 332 pasien yang ditangani dalam pengobatan gigi oleh Tzu Chi merupakan siswa/i SDN Marunda 02. Relawan Tzu Chi dan dokter TIMA senantiasa mendampingi para siswa/i agar mereka tidak merasa takut.