Guru dan Orang Tua Siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Bagikan 200 Paket Sembako

Jurnalis : Anand Yahya , Fotografer : Anand Yahya

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama orang tua murid, guru Sekolah Cinta Kasih (SCK) Tzu Chi Cengkareng dan relawan komunitas He Qi Barat 1 membagikan 200 paket sembako kepada: 21 murid SCK yang Yatim/Piatu, 100 paket sembako untuk Panti Wreda Cendrawasih Cengkareng, dan 79 paket untuk gan en hu yang didampingi oleh komunitas relawan He Qi Barat 1. Kegiatan ini berlangsung di lobby Gedung Sekolah Kelompok Bermain Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, pada Jumat 14 Januari 2022.

Penyaluran paket sembako ini merupakan wujud nyata kepedulian para murid sekolah yang dananya berasal dari para siswan yang menyisihkannya setiap hari dan dukungan dari orang tua murid TK, SD, guru, dan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1.  

Hani (56), Ibu dari Agustinus (28) salah satu penerima paket sembako mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian relawan Tzu Chi sejak tahun 2011. Agus (biasa relawan Tzu Chi memanggil) menderita penyakit kelainan tidak berkembangnya jaringan otak sejak lahir. Penyakit ini membuat Agus hanya bisa terbaring di atas kasur sepanjang hidupnya hingga saat ini yang sudah beranjak dewasa.  

Relawan Tzu Chi menerima secara simbolis paket sembako dari orang tua murid TK dan SD Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Penyaluran paket sembako ini merupakan wujud nyata kepedulian para murid sekolah yang dananya mereka sisihkan setiap hari dan dukungan dari orang tua murid TK, SD, guru, dan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1.

Para relawan He Qi Barat 1 dan guru SCK bergegas menuju Pasar Guna Karya Bambu Larangan, Kalideres, Jakarta Barat. Mereka membawa paket sembako untuk Agus yang menderita kelainan jaringan otak sejak balita. Hani (56) orang tua dari Agus sudah menyambut relawan dan guru di depan ruman kontrakan.

Satu persatu para relawan dan guru masuk ke rumah Agus yang sedang terbaring di atas alas tikar di ruangan belakang rumahnya yang menyatu dengan dapur. Kondisi Agus terbaring dengan seluruh anggota tubuhnya bengkok.

Caroline relawan Tzu Chi pendamping Agus langsung menyapa yang sedang terbaring.

“Haii Agus…apa kabar…. bagaimana….

“Sehat-sehat yaaaa…”

“Ini kita bawain Agus susu, kue-kue, dan makanan, nanti di makan yaaa,” sapa Caroline.

Hani mengatakan Agus adalah anak bungsu dari dari 3 saudara. Menurut Hani, Agus lahir prematur dengan jaringan otak yang tidak berkembang. “Waktu itu Agus berumur 3 tahun dan dokter menyarankan untuk terapi,” ungkap Hani. Sejak umur 3 tahun Agus sudah ditinggal oleh Hani untuk bekerja di Taiwan, Agus dirawat oleh nenek, orang tua dari Hani.

Relawan komunitas He Qi Barat 1 bersama guru SCK dan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang Kalimantan Barat datang mengunjungi rumah salah satu penerima bantuan sejak 2011, Agustinus, yang menderita tidak berkembangnya jaringan otak sejak kecil.

Walaupun mengalami fisik yang tidak normal, dua kakak perempuan Agus sangat sayang padanya. Walaupun satu kakak perempuan Agus bekerja di Taiwan, Hani mengungkapkan relawan Tzu Chi membantu Agus sejak 2011 berupa biaya hidup, popok, susu, minyak gosok, dan pengobatan Agus jika sakit.

Hani sangat bersyukur bahwa Caroline dan relawan Tzu Chi sejak 2011 selalu mendampingi Agus hingga saat ini. Perhatian Caroline bukan hanya materi tetapi perhatian dan kasih sayang terhadap Agus sangat Hani rasakan.

“Sayang sekali Caroline Shijie sama Agus. Saya kalau ada keperluan apa-apa berkaitan Agus selalu menelepon Caroline Shijie,” ucap Hani. Saya seneng banget, bersyukur sekali Caroline Shijie sangat perhatian sekali sama Agus, terutama bantuan biaya hidup karena saya ngontrak rumah, sangat terbantu sekali dari Tzu Chi ada bantu setiap bulannya,” lanjut Hani.

Hani berharap dan sangat bersyukur sudah dibantu oleh Tzu Chi.  “Agus ini kalau untuk hidup normal sepertinya sudah susah, saya berharap Agus yang penting sehat dan saya hanya bisa kasih dia makan dan memberikan kasih sayang dan perhatian kepada Agus,” ucap Hani dengan mata berkaca-kaca.

Hani (Ibu dari Agustinus) dengan wajah gembira menyambut kedatangan para relawan Tzu Chi dan guru untuk melihat kondisi kesehatan Agustinus.

Caroline relawan pendamping Agus mewakili relawan komunitas He Qi Barat 1 mengatakan bahwa para murid sekolah TK, SD, guru, dan orang tua murid menggalang dana untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan.

“Para guru dan orang tua murid TK, SD Cinta Kasih Cengkareng mengumpulkan dana dan relawan He Qi Barat 1 dapat jatah untuk menyalurkan paket sembako. Seperti sekarang ini kami memberikan paket sembako untuk Agustinus penerima bantuan khusus Tzu Chi yang mengalami tidak berkembangnya jaringan otak sejak lahir,” tutur Caroline. Lebih lanjut Caroline menerangkan bahwa Agus ini penerima bantuan khusus Tzu Chi sejak 2011.   

Jalinan jodoh Agus dengan Tzu Chi adalah ketika Caroline bersama Shelly berbelanja di warung Nenek Agus, saat itu Agus digendong oleh neneknya sambil berjualan. Kondisi tubuh Agus sudah bengkok namun tidak sebengkok seperti sekarang ini. Karena tidak menjalani terapi yang rutin dengan alasan ekonomi, kondisi fisik Agus makin parah karena sering mengalami kejang-kejang.

Caroline dan Shelly mengajukan bantuan ke Tzu Chi melalui komunitas He Qi Barat 1 untuk bantuan popok dan biaya hidup. “Keadaan keluarga Agus saat itu Ibu dari Agus bekerja di Taiwan, Hani dan suaminya cerai, tinggal lah Agus dirawat oleh neneknya, Ibu dari Hani,” ungkap Caroline.

Caroline, relawan pendamping Agustinus sejak tahun 2011 menyapa Agus dengan penuh kasih sayang. Caroline juga turut mengajak para guru SCK dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. Ia berharap dengan kinjungan ini akan muncul welas asih para guru terutama untuk anak-anak didiknya supaya lebih memahami anak didiknya dengan berbagai kesulitan.

Pada kunjungan pemberian sembako ini Caroline juga mengajak guru-guru SCK dan guru-guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang Kalimantan Barat yang bersamaan sedang mengikuti traning guru di SCK.

Caroline berharap dengan diajaknya para guru akan muncul welas asih para guru terutama untuk anak-anak didiknya supaya lebih memahami anak didiknya dengan berbagai kesulitan kelak. Caroline sebagai relawan pendamping Agus selalu memberi semangat dan pendampingan kepada Hani untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam merawat Agus.

Inilah tugas relawan pendamping bantuan khusus Tzu Chi. “Dengan hadirnya kita (relawan Tzu Chi),  hatinya (Hani) lebih tenang, apalagi saat ini kondisi Agus sangat sehat, dahulu Agus itu sering kejang sekarang ini sangat lebih sehat, kondisi ini yang buat saya juga senang bahagian dan ada kepuasan batin di diri saya, saya sudah menganggap Agus itu seperti anak saya karena, seumuran dengan anak saya,” ungkap Caroline.

“Dahulu waktu saya masih kerja setiap pulang kerja saya bawa pisang saya sempatkan mampir ke rumah Agus, itu kalau saya datang dia senang, teriak-teriak, jadi sudah seperti anak saya sendiri,” ungkap Caroline. Jadi, yang bisa saya berikan hanya perhatian, kasih sayang, dia tertawa, dia happy, jadi mamanya sama saya itu seumuran ternyata, jadi Agus itu sudah saya anggap anak saya sendiri,” ungkap Caroline.

Caroline mengatakan bahwa Tzu Chi mengajarkan kepada relawan di Misi Amal adalah dengan pendampingan yang tulus. Bentuk perhatiannya adalah 10 % bantuan materi, 30 % memberikan perhatian dan kebahagiaan kepada gan en hu, dan 60% untuk kebahagiaan diri relawan Tzu Chi sendiri.

Caroline berpesan untuk keluarga Hani agar selalu diberi kesehatan, keadaan Agus ini di terima dengan rasa syukur dan dijalani dengan penuh kesabaran, kebahagiaan dan selalu bersyukur apapun yang sudah diberikan Tuhan.

Valyant Pattikawa A.md, guru TK SCK menyapa Agusinus dengan penuh kasih sayang. Valyant berharap bantuan sembako ini dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari keluarga gan en hu yang masih dalam suasana perayaan Natal.

Valyant Pattikawa A.md,  guru TK SCK mengungkapkan bahwa pemberian sembako ini adalah kelanjutan dari perayaan Natal dan Tahun baru. Paket sembako ini mengajarkan kepada murid sekolah dan para orang tua untuk berbagi kasih kepada orang yang membutuhkan. “Paket sembako ini berasal dari donasi murid-murid sekolah yang mereka sisihkan selama setahun,” ungkap Valyant. “Kami berharap bantuan sembako ini dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari keluarga gan en hu yang masih dalam suasana perayaan Natal,” ujar Valyant.

Rina, orang tua Patric murid Kelompok Bermain 1 SCK yang menyerahkan secara simbolis paket sembako kepada relawan Tzu Chi dan para guru mengatakan baru pertama kali dilibatkan secara langsung pembagian paket sembako kepada orang yang kesusahan.

“Saya merasa sangat happy yang pasti karena dengan kegiatan ini bisa terlibat langsung, relawan Tzu Chi ada kegiatan membagikan langsung untaian kasih dalam rangka perayaan Natal, karena nyata lebih excited,” ucap Rina dengan wajah gembira.

Rina juga mengapresisasi relawan Tzu Chi yang mendampingi para murid di SCK. “Anak saya jadi lebih mandiri walaupun masih kecil, Patric sudah berani menyapa orang,” ungkap Rina. Rina mengatakan perubahan perilaku Patric terutama jiwa kemandiriannya lebih menonjol dibandingkan sebelum masuk SCK. “Dahulu Patric itu kalau di rumah sedikit-sedikit panggil mamahnya setelah sekolah di sini, ‘Ohhh iyaa aku bisa’, kemandirian Patric lebih berkembang,”ungkap Rina.

Para guru SCK berbagi tugas dalam menyalurkan paket sembako. Salah satunya para guru ada yang menyalurkan 100 paket sembako untuk penghuni panti Werdha Cendrawasih Cengkareng Jakarta Barat.

Rina berharap untuk kegiatan relawan Tzu Chi harus jalan terus apalagi pada masa pandemi ini banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan karena perekonomian mereka sangat terganggu akibat pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PPKM dari pemerintah.

“Saya berharap relawan Tzu Chi terus berbuat kebajikan dan makin berkembang terus,” ujar Rina. “Sedangkan untuk SCK semoga bisa sekolah tatap muka karena untuk mengasah hubungan sosial dan melatih mental lebih baik dan kuat lagi,” harapnya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Berbagi Kasih, Berbagi Kebaikan

Berbagi Kasih, Berbagi Kebaikan

01 Juli 2015 Perhatian yang dilandasi cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama terus ditunjukkan oleh para insan Tzu Chi tanpa membedakan suku, agama, dan ras. Untuk itu, kali ini relawan Tzu Chi Padang yang masih dalam suasana bulan ramadhan kembali melakukan kunjungan kasih di 6 panti asuhan di sekitar kota padang pada tanggal 28 Juni 2015. 
Berbagi Kasih di Tahun Baru Imlek

Berbagi Kasih di Tahun Baru Imlek

03 Maret 2015 Pada Tahun Baru Imlek yang kali ini jatuh pada 19 Februari 2015, nampaknya tidak semua warga Tionghoa dapat merayakan bersama keluarganya. Seperti yang dialami oleh opa dan oma di Panti Werdha Yayasan Kasih Mulia Sejahtera, Bogor.
Dharma Bukan Hanya Sekadar Kata-Kata

Dharma Bukan Hanya Sekadar Kata-Kata

06 November 2019

Hari Minggu pertama di bulan November (3/11/2019), relawan Tzu Chi mengawalinya dengan melakukan kunjungan kasih ke Wisma Sahabat Baru di Jakarta Barat.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -