Guruku Pahlawanku

Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Mie Li (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

doc tzu chi

Para relawan Tzu Chi memberikan suvenir dan menyuguhkan teh kepada para guru dan romo yang pernah mendidik mereka dalam kegiatan peringatan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November 2017.

Siapa yang tidak mengenal profesi guru? Waktu belajar di sekolah pasti kita dididik oleh guru. Tanpa guru kita tidak tahu bagaimana menulis, membaca, dan berhitung. Semua ini tidak lepas dari peran guru. Pentingnya peran guru membuat kita teringat akan didikan mereka.

Tanggal 25 November 2017 merupakan Peringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-72 sekaligus Peringatan Hari Guru Nasional. Sebagai rasa bakti kepada guru, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan peringatan Hari PGRI dan Hari Guru. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 19.00 WIB di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Peserta yang diundang pun tidak hanya guru saja, tetapi juga pengawas sekolah yang dulunya sebagai seorang guru. Meski cuaca hari itu kurang bersahabat (hujan), tetapi tidak menyurutkan niat para guru untuk menghadiri hari spesial ini. Tempat duduk yang disiapkan relawan pun terisi penuh oleh 94 peserta.

Dalam kegiatan ini, para guru diajak untuk mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen. Dalam ceramah tersebut master mengatakan bahwa guru adalah teladan bagi siswa dan mengajarkan tata krama kepada siswa. Ungkapan tersebut mengingatkan guru harus mempunyai sikap baik agar bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Jika seorang guru tidak memiliki sikap yang baik, bagaimana bisa mendidik siswa menjadi baik? Itulah kenapa peran guru sangatlah penting dengan menjadi contoh bagi anak didik mereka.

doc tzu chi

Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukmawati menyambut para tamu undangan dan mengajak mereka menuju lokasi acara. Para Bodhisatwa Cilik, Tzu Shao dan Xiao Tai Yang (murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) juga menyambut gembira kehadiran mereka.

doc tzu chi

Salah satu guru merasa bahagia sekaligus bangga melihat sikap murid-muridnya. Ia berharap kelak murid-muridnya bisa menjadi orang yang sukses, berbakti kepada orang tua, dan berguna bagi negara.

Selain mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen, para guru diajak untuk bermain game dan drama. Salah satu relawan Tzu Chi, Dwi memandu game yang diberi nama Guruku Tersayang. Tidak hanya para guru saja, relawan dan siswa pun diajak untuk bermain bersama. Dalam game ini anak-anak maupun relawan mengambil kacang mengunakan sumpit dan diberikan kepada guru dengan cara bersimpuh. Ini dilakukan untuk meningkatkan rasa bakti kepada guru.

Salah satu guru yang hadir Mamik Salatun (52), seorang pengawas SMA di Kepulauan Riau. Mamik hadir karena diundang langsung oleh Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukmawati dan beberapa relawan Tzu Chi lainnya yang dulu merupakan siswanya. Mamik menjadi guru di SMA 1 Karimun sejak tanggal 1 Maret 1987 sampai bulan Mei 2006. Kecintaan dan prestasinya terhadap dunia pendidikan, Mamik pun diangkat menjadi pengawas di wilayah Kepulauan Riau hingga sekarang.

“Saya menjadi guru karena waktu saya SD sulit sekali mendapatkan guru. Satu guru bisa mengajar beberapa kelas,” ucap Mamik. Ia juga menjelaskan bahwa guru adalah inspirasi para siswanya. “Tanpa guru saya tidak bisa apa-apa, tanpa guru saya tidak bisa seperti ini,” sambungnya bahagia.

Pengawas SMA di Kepulauan Riau ini juga berpesan kepada semua siswa agar menjadi manusia yang berguna untuk nusa dan bangsa serta bisa menginspirasi kehidupan sosial masyarakat. Guru yang baik bisa mengerti siswanya dan menjadi sahabat bagi siswa saat di luar jam sekolah.

doc tzu chi

Mamik Salatun (dua dari kanan) mengungkapkan kebanggaannya karena bisa melihat para muridnya menjadi orang yang mempunyai jiwa sosial tinggi dan berguna untuk masyarakat.

doc tzu chi

Sebanyak 94 orang yang berpartisipasi dalam kegiatan yang memperingati Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-72, sekaligus Peringatan Hari Guru Nasional berfoto bersama di penghujung kegiatan.

“Guru bisa terkesan pada siswanya karena dia pintar, nakal, dan baik hati atau ramah,” ujarnya tersenyum.

Dari tiga hal tersebut (pintar, nakal, baik hati atau ramah) Mamik mengungkapkan kesannya kepada beberapa alumni muridnya, diantaranya Sukmawati, Lissa, Susi, dan Suryati yang termasuk dalam kategori orang yang baik hati atau ramah. “Saya tidak heran Sukmawati sekarang menjadi Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung balai Karimun, dulu dia anak yang baik, pintar, suka mengayomi, bisa merangkul teman-temannya,” ungkap Mamik bangga. Mamik juga mengungkapkan kebanggaannya karena bisa melihat para muridnya menjadi orang yang mempunyai jiwa sosial tinggi dan berguna untuk masyarakat.

Semoga dengan Peringatan Hari Ulang Tahun PGRI ke-72 sekaligus Peringatan Hari Guru Nasional, pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju. Guru dapat menjadi teladan bagi siswanya sehingga pengetahuan yang dimiliki pun diimbangi dengan moral yang baik.

Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Guruku Pahlawanku

Guruku Pahlawanku

28 November 2017

Sebagai rasa bakti kepada guru, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan peringatan Hari PGRI dan Hari Guru yang diikuti sebanyak 94 peserta pada Sabtu, 25 November 2017. Para relawan memberikan suvenir dan juga menyuguhkan teh kepada para pahlawan tanpa tanda jasa ini.

Sebuah Persembahan dari Siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih untuk Para Guru

Sebuah Persembahan dari Siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih untuk Para Guru

26 November 2019

Siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng menjadikan Hari Guru Nasional yang diperingati pada tanggal 25 November 2019 sebagai hari yang super spesial. Mereka mengemas sebuah acara untuk para guru dan membuat para guru terharu dengan ucapan yang tulus dan perlakuan yang manis.

Hari Guru Penuh Haru

Hari Guru Penuh Haru

29 November 2016
Pada 27 November 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menyelenggarakan perayaan Hari Guru. Acara yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB tersebut dihadiri oleh guru-guru les, TK, SD, SMP, dan SMA.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -