Hadirnya Layanan Kesehatan Gratis yang Ditunggu Warga Kutai Timur

Jurnalis : Hani Juwita Sari (Tzu Chi Cabang Sinar Mas) , Fotografer : Hani Juwita Sari, Surono (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

Suasana pemeriksaan kesehatan umum yang diadakan oleh relawan Tzu Chi Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 1, Kalimantan Timur 2 Jak Luay, Kalimantan Timur 2 Rantau Panjang.

“Menolong orang lain bukan karena kita memiliki kelebihan, tetapi karena kita memiliki hati yang penuh welas asih.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Cahaya cinta kasih kembali menyapa Kutai Timur. Kali ini melalui bakti sosial kesehatan umum, pemeriksaan gigi, mata, dan bantuan kacamata yang digelar di Balai Desa Makmur Jaya, Kongbeng, Kutai Timur, Kalimantan Timur pada Sabtu (25/10/25). Kegiatan ini merupakan kolaborasi relawan dari Xie Li Kalimantan Timur 1, Kalimantan Timur 2 Jak Luay, Kalimantan Timur 2 Rantau Panjang.

Bakti sosial ini menjadi program rutin yang dilakukan relawan. Jika tahun lalu bakti sosial dilakukan di masing-masing Xie Li, kali ini dipusatkan di satu tempat untuk melayani warga yang berasal dari tiga kecamatan yaitu Kongbeng, Wahau, dan Telen. Suryanto Bun, Pembina Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 3 menjelaskan penggabungan bakti sosial di satu tempat ini untuk memaksimalkan potensi relawan.

“Kali ini memang kami gabungkan supaya tenaga relawan kita bisa maksimal. Meski kita harus juga membantu transportasi untuk para pasien datang ke baksos ini. Tapi kita lihat animonya sangat luar biasa,” ujar Suryanto Bun, “hari ini kami menargetkan 1.000 pasien, terbagi dalam tiga kategori, 805 pasien untuk pemeriksaan kesehatan umum, 120 penerima bantuan kacamata, dan 75 pasien untuk perawatan serta pengobatan gigi. Melihat antusiasme masyarakat, kami merasa bahagia karena bisa membawa manfaat nyata.”

Suryanto Bun pun berharap kegiatan bukan hanya menjadi agenda tahunan, melainkan bagian dari nilai kemanusiaan yang bisa terus ditanamkan. “Kami ingin menjadi jembatan kebaikan untuk masyarakat sekitar,” lengkapnya.

Suryanto Bun Pembina Xie Li Perkebunan Sinar Mas 3 dan Kapolres Kutai Timur, AKBP Fauzan Arianto saat melakukan kunjungan pasien.

Udau Ibau didampingi relawan saat menunggu pemeriksaan kesehatannya.

Sementara itu, Ketua Xie Li Kalimantan Timur 1, Jhon Oberlin Damanik menyampaikan bahwa bakti sosial ini menjadi wadah pelayanan yang menghubungkan perusahaan dengan masyarakat sekitar, dan harapannya agar kegiatan seperti ini menjadi agenda rutin.

“Tujuan adanya baksos ini adalah agar masyarakat yang berada di sekitar perusahaan Sinar Mas, baik di wilayah Kaltim 1 maupun Kaltim 2, dapat kita layani terutama di bidang kesehatan umum, gigi, dan mata,” jelasnya. “Semoga kegiatan ini bisa menjadi program rutin setiap tahun. Dampaknya begitu positif, dan semoga tahun depan bisa lebih baik lagi dan benar-benar mengena bagi masyarakat di lingkungan kita,” lanjutnya.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Kapolres Kutai Timur, AKBP Fauzan Arianto, yang hadir langsung di lokasi. Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi atas sinergi antara dunia usaha dan lembaga sosial yang memberi manfaat luas bagi masyarakat.

“Tentunya ini memiliki dampak yang luar biasa bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat kami di Kabupaten Kutai Timur khususnya di Telen, Kongbeng, dan Wahau. Saya mengucapkan terima kasih mewakili Forkomida Kabupaten Kutai Timur atas kegiatan ini, sekaligus juga mudah-mudahan kegiatan ini terus bisa dilaksanakan dan merupakan wujud nyata dari sinergitas antara pemerintah dari rekan-rekan pengusaha termasuk juga dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk terus bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kita,” ujar AKBP Fauzan.

Dokter Yenny Chandrawaty saat melakukan pemeriksaan pasien. Ia merasa senang bisa membantu masyarakat yang biasanya sulit merasakan fasilitas kesehatan.

Suryanto Bun (kanan) dan Noni Syahdini (kiri) membantu seorang warga menuju ruang pemeriksaan dokter.

Tak hanya sambutan hangat dari pejabat dan relawan, kegiatan ini juga menyimpan kisah mengharukan dari masyarakat penerima manfaat. Salah satunya adalah Udau Ibau (70), warga Long Noran, yang menempuh perjalanan jauh yang ditempuh selama 3 jam demi mengikuti pemeriksaan kesehatan.

“Di Long Noran itu tidak ada puskesmas, jadi saya mau datang ke sini naik bus supaya bisa periksa kesehatan. Tadi habis diperiksa mata saya, ternyata katarak,” tuturnya.

Sementara Yakdeng (66) warga Jak Luay mengeluhkan masalah pada sendi lututnya disertai asam urat dan rematik. Praktis tidak banyak aktivitas yang bisa ia lakukan. Ia bersyukur mendapat pemeriksaan kesehatan gratis.

“Senang mudah-mudahan lah pulang ini habis makan obat ada perubahan. Aku sudah capek menanggung, karena aku gak bisa kerja, jaga cucu pun tidak bisa. Terima kasih kepada relawan yang datang mengobati kami walaupun aku mudah-mudahan kita sama-sama pulang dalam keadaan sehat semua apalagi seperti ibu yang menanggung sakit ini, mudah-mudahan sehat,” ujarnya.

Kehadiran para relawan medis dari berbagai wilayah juga menjadi bagian penting dari suksesnya kegiatan ini. Salah satunya, dr. Yenny Chandrawaty dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia, mengungkapkan rasa bahagianya bisa turut melayani masyarakat.

“Kegiatannya sangat bagus, semua bekerja sama dengan baik. Sesuai dengan nilai Tzu Chi dan kemanusiaan, kita berbagi kasih kepada sesama, berbagi kebajikan, dan saling membantu dalam situasi di mana yang membutuhkan bisa kita penuhi dengan kasih. Dengan begitu, kita membantu membebaskan mereka dari keluhan,” ungkap dr. Yenny.

Tak hanya pemeriksaan umum, baksos ini juga melayani pemeriksaan mata. Tak hanya pasien, para relawan pun turut antusias memperhatikan seorang anak yang sedang menjalani pemeriksaan mata.

Dibalik 1.052 peserta, membawa kisah dan rasa syukur mereka masing-masing. Banyak warga yang untuk pertama kalinya bisa memeriksakan kesehatan tanpa harus mengeluarkan biaya, bahkan menerima kacamata yang membantu mereka melihat dunia dengan lebih jelas. Bagi para relawan, setiap peluh dan langkah di hari itu adalah persembahan kecil untuk kemanusiaan.

“Pertama lancarnya itu bukan kerja dari saya sendiri tetapi kerja dari seluruh tim. Target yang cukup besar yang ditetapkan manajemen 1000 pasien itu sejauh baksos yang dilakukan banyak tidak tercapainya. Tetapi kali ini karena betul-betul kita lakukan konsolidasi semua tim bekerja dengan baik semua mencurahkan dengan sepenuh hati kalau ditanya saat ini perasaan saya saya bangga banget berada ditengah-tengah tim yang solid, ditengah-tengah tim yang mau peduli terhadap masyarakat,” pungkas Mohammad Arfan, Ketua Bakti Sosial kali ini.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117: Bahasa-Bahasa Kasih

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117: Bahasa-Bahasa Kasih

30 Maret 2017

Nindya Anatasya Angelia menyuapi Mak Ipon makan siang sesaat sebelum operasi. Menerima perlakukan yang penuh kasih sayang, Mak Ipon sangat terharu dan ingin melihat Nindy setelah bisa melihat kembali.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Harapan dan Doa yang Terkabul

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Harapan dan Doa yang Terkabul

23 Maret 2016

Kisah kedua orang ayah dan anak ini telah melukiskan perjuangan keras dan kasih sayang  yang besar antara orang tua kepada anaknya, karena harapan  agar penglihatannya kembali pulih sangatlah besar. Ini menggambarkan betapa kasih sayang orang tua sepanjang masa demi masa depan anaknya yang lebih baik.

Baksos Kesehatan Tzu Chi: Melihat Kembali Dunia yang Terang

Baksos Kesehatan Tzu Chi: Melihat Kembali Dunia yang Terang

07 Maret 2016

Dalam baksos kesehatan selama 3 (tiga) hari ini begitu banyak kisah yang terangkum, dari mulai proses screening, operasi, dan penanganan pasca-operasi. Sejatinya, perubahan hidup menjadi lebih baiklah yang menjadi muara dari kegiatan kemanusiaan ini.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -