Harapan Baru Dunia Pendidikan

Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)

fotoSenin 11 Juli 2011 merupakan hari pertama murid-murid Sekolah Tzu Chi Indonesia memulai kelas hari pertama mereka.

 

“Salah satu dari usaha pembinaan diri adalah menghadapi tiap orang dengan senyuman yang tulus dan murni.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

Liburan sekolah telah selesai dan saatnya bagi anak-anak untuk kembali ke bangku sekolah mereka untuk memulai aktivitas tahun ajaran baru 2011 - 2012. Tepat sehari sebelumnya, yaitu pada hari Minggu, 10 Juli 2011 diadakan acara peresmian Sekolah Tzu Chi Indonesia yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Republik Indonesia Prof. Dr. Mohammad Nuh datang bersama beberapa menteri lainnya untuk meresmikan dan menandatangani prasasti Sekolah Tzu Chi Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Mendiknas menyampaikan beberapa hal permasalahan pendidikan di Indonesia dan berterima kasih kepada setiap orang yang dengan senang hati dan sukarela berinvestasi di dunia pendidikan. “Kalau saja para pengusaha, para businessman dan orang-orang kaya mau memberikan kesempatan menyisihkan hartanya untuk dikelola di dunia pendidikan, saya rasa bangsa ini kedepan akan jauh lebih baik,” ungkap Mendiknas Mohammad Nuh.

foto  foto

Keterangan :

  • Para guru Sekolah Tzu Chi menyambut kedatangan orang tua dan murid dengan penuh semangat dan gembira. (kiri)
  • Anak-anak kelas Nursery dan kelas Kindergarten terlihat senang ketika memasuki ruangan kelas yang sangat nyaman, bersih, dan penuh dengan warna-warni.(kanan)

Hari Pertama
Hari Senin, 11 Juli 2011 merupakan hari pertama masuk sekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia. Terlihat kendaraan mulai memadati kawasan Pantai Indah Kapuk Boulevard, Jakarta Utara. Banyak orang tua yang mengantar anak-anaknya ke Sekolah Tzu Chi. Dengan bersemangat para pengelola dan guru berdiri di depan pintu masuk dengan mengucapkan “Chao An” (Selamat Pagi) untuk menyambut orang tua murid dan anak-anak. Hari pertama sekolah belum terlihat proses belajar mengajar secara utuh, melainkan lebih ke arah pendekatan diri antara guru dan murid satu sama lain, bermain dan mengenal lingkungan sekolah, dan beberapa tata cara budaya humanis seperti: cara duduk dan posisi berdiri yang baik, menjaga kebersihan, tata cara mengambil makanan, diajarkan juga untuk memiliki rasa bersyukur dengan mengucapkan kata “Gan En” dalam setiap kegiatan, dan lain-lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan penuh cinta kasih, Lievia laoshi menghibur seorang anak yang terus menangis mencari orang tuanya. (kiri)
  • Para guru dengan sabar memberikan pengarahan kepada murid-muridnya mengenai tata cara budaya humanis Tzu Chi. (kanan)

Berbeda dengan murid di kelas Primary (setara Sekolah Dasar) yang tidak perlu ditemani oleh orang tua, kelas Nursery (play group) dan kelas Kindergarten (TK) masih terlihat banyak para orang tua murid yang memantau dan menunggui anak-anaknya di depan kelas. Ada beberapa anak menangis dan mencari orang tuanya karena belum terbiasa dengan suasana dan lingkungan baru yang ada. Menghadapi berbagai karakter anak yang berbeda-beda bukanlah sesuatu hal yang mudah. Salah satu guru di Sekolah Tzu Chi, Lievia Laoshi yang mengajar di kelas N2 Grateful ini dengan penuh kesabaran menemani dan menghibur seorang anak yang terus menangis. Hati para orang tua murid menjadi tersentuh ketika melihat guru-guru Tzu Chi menghadapi setiap anak dengan senyuman yang tulus dan murni.

Pendidikan Tzu Chi bukan hanya sekadar mengajarkan pengetahuan dan keterampilan. Diharapkan dengan berdirinya Sekolah Tzu Chi Indonesia ini, nilai-nilai kemanusiaan dan budi pekerti yang diterapkan didalamnya menjadi nilai tambah dan langkah awal untuk membimbing murid-murid menjadi anak yang berbakti pada orang tua, memiliki sikap jujur dan peduli terhadap orang lain serta berguna bagi bangsa dan negara. Dengan demikian nantinya dapat membawa perubahan yang lebih baik dan harapan baru di masa yang akan datang.

  
 

Artikel Terkait

Layanan Kesehatan untuk Warga Desa Leuwibatu

Layanan Kesehatan untuk Warga Desa Leuwibatu

04 April 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengadakan baksos kesehatan umum, gigi, dan khitanan (sunat) di Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat pada Minggu, 27 Maret 2016. Sebanyak 685 pasien yang terdiri dari 600 pasien umum, 41 pasien gigi, dan 47 anak yang dikhitan mendapat pelayanan hari itu.
Memberikan Bantuan Membangkitkan Batin Penuh Sukacita

Memberikan Bantuan Membangkitkan Batin Penuh Sukacita

21 Maret 2022

Tzu Chi Pekanbaru membagikan 308 paket sembako kepada warga yang terdampak ekonomi akibat Covid-19 dan warga yang membutuhkan di Kota Dumai, Riau pada 12 Maret 2022.

Nyala Api Tungku Pertama Kali

Nyala Api Tungku Pertama Kali

05 Juli 2011
Kekompakan dan kegembiraan para relawan tercipta dari membuat onde bisa terlihat dari antusias serta senda gurau yang mereka bagikan. Satu tempat tepung onde bisa digunakan untuk membuat onde oleh 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang relawan.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -