Setiap Orang Adalah Teladan Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Rianto, Liani (Tzu Chi Medan)
Tiurmaida Simanullang berharap kolaborasi misi pelestarian lingkungan dengan Tzu Chi bisa menumbuhkan rasa cinta kasih dan kepedulian para siswa-siswi tentang pentingnya untuk terus menjaga keselarasan alam.

Demi terciptanya upaya pelestarian lingkungan yang berkesinambungan, relawan Tzu Chi di komunitas Hu Ai Titi Kuning mengadakan sosialisasi kepada 792 siswa-siswi SMP (380) dan SMA (412) Sekolah Santo Yoseph Medan pada Sabtu, 16 Desember 2023.

"Kami bersyukur dengan tekad luhur dari pihak pengurus sekolah untuk mewariskan sebuah dunia yang lebih baik serta upaya untuk terus membina para anak didik menjadi panutan pelestarian lingkungan yang baik kelak. Semoga kolaborasi ini berkelanjutan sehingga akan lebih banyak lagi generasi penerus yang sadar tentang pentingnya menjaga keselarasan alam serta upaya-upaya yang dibutuhkan,” tutur Liong Pik Ing, relawan Tzu Chi yang mengkoordinir acara ini.

Dalam sambutannya, Tiurmaida Simanullang, Kepala Sekolah SMP, merasakan pentingnya memupuk benih-benih cinta kasih dan kepedulian para siswa terhadap lingkungan sebelum mereka terjun di tengah masyarakat nantinya.  “Gerakan Pelestarian Lingkungan sudah kami praktikkan sejak 2020 dan tentu saja akan kami kembangkan terus. Sebagai pendidik, kami bersukacita dengan kehadiran Tzu Chi dan berharap akan lebih banyak lagi kolaborasi-kolaborasi yang berkesinambungan untuk anak-anak didik yang kami cintai,” ujarnya.

Natasya Situmorang (Baris kedua nomor dua) yang sudah lama mengenal Tzu Chi lewat DAAI TV merasakan sukacita mendapatkan pengetahuan baru tentang jenis-jenis bahan non-organik yang lama terurai yang harus dihindari.

Sani Husiana membawa pesan Master Cheng Yen tentang pentingnya mengenalkan dan mempraktikan upaya pelestarian lingkungan kepada generasi penerus.

Sani Husiana, relawan Tzu Chi, membawakan ulasan sekilas tentang Tzu Chi dan Pelestarian Lingkungan. Ia menjelaskan, turut menjaga lingkungan adalah wujud cinta kasih kita kepada generasi penerus. Seperti yang diketahui, bahan-bahan non-organik yang tidak terhimpun dengan baik merusak lingkungan. Bahan-bahan berbahaya seperti dari plastik dan styrofoam akhirnya terhimpun bebas di sungai dan laut. Dibutuhkan lebih dari 500 tahun untuk mengurai bahan-bahan plastik. Sedangkan styrofoam tidak bisa terurai. Untuk itu kita harus bijak dalam memilah bahan-bahan yang kita pakai sehari-hari.

"Kita harus menghindari pemakaian benda-benda sekali pakai seperti sumpit bambu, kertas tisu, kantongan plastik, wadah styrofoam, dan sebagainya. Jika kita menjaga lingkungan, tentunya kita bisa mewariskan bumi ini dengan baik. Jika bumi sehat, semoga dunia damai dan bebas bencana." Tutur Sani dengan semangat.

Salah seorang siswa yang hadir adalah pengurus OSIS, Andrew Siringoringo yang banyak mendapatkan pengetahuan baru dan merasakan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. “Seperti yang disampaikan, pelestarian lingkungan dimulai dari diri kita sendiri dan juga sesungguhnya adalah tanggung jawab bersama. Hal-hal merugikan yang selama ini kita anggap remeh akan berdampak besar di kemudian hari. Saya berharap kita semua semakin sadar dan segera melaksanakan upaya-upaya pelestarian lingkungan. Setelah sosialisasi hari ini, saya akan terus menyakinkan teman-teman tentang pentingnya menjaga alam untuk kebaikan bersama.” Pungkas Andrew.

Menurut Mario Malau, manfaat yang paling menarik dari sesi sosialisasi hari ini adalah tentang Konsep 5R Pelestarian Lingkungan; yaitu Rethink (Mempertimbangkan), Reduce (Mengurangi), Reuse (Mempergunakan kembali), Repair (Memperbaiki untuk dipergunakan kembali) dan Recyle (Daur Ulang).

Andrew Siringoringo bertekad memperpanjang barisan duta pelestarian lingkungan sehingga akan lebih banyak lagi yang sadar tentang pentingnya upaya pelestarian lingkungan.

Mario Malau yang baru pertama kali mengikuti kegiatan sosialisasi Pelestarian Lingkungan berharap akan lebih banyak lagi sesi-sesi bermanfaat selanjutnya. “Acara hari ini sangat menarik, meriah dan tentu saja bermanfaat. Dari apa yang disampaikan, kami banyak mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis sampah non-organik, tata cara mengurangi sampah non-organik dan pencemaran lingkungan, serta konsep 5R Pelestarian Lingkungan yang bisa kita pakai sebagai penuntun hidup.” Terang Mario.

Rangkaian kegiatan hari itu bisa terkoordinasi dengan baik tentu saja berkat kesungguhan hati dan cinta kasih kepada mereka para generasi penerus bangsa. "Semoga semua yang ada akan menjadi panutan di kemudian hari. Masa depan bumi tempat tinggal kita adalah tanggung jawab yang berkesinambungan, dari satu generasi ke generasi selanjutnya." Tutur Liong Pik Ing di akhir acara.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bersatu Hati untuk Menjaga Bumi

Bersatu Hati untuk Menjaga Bumi

18 Oktober 2021

Relawan Tzu Chi Bandung kembali mengadakan sosialisasi dan pemilahan sampah daur ulang yang sempat terhenti karena pandemi pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Kegiatan Pelestarian Lingkungan di SD Desa Sandul

Kegiatan Pelestarian Lingkungan di SD Desa Sandul

26 Oktober 2018

Siswa-siswi SD ETF TPRE, Desa Sandul menyambut antusias relawan Tzu Chi Xie Li Kalteng 1 unit Tanjung Paring yang hendak memberikan penyuluhan. Penyuluhan ini tentang pelestarian lingkungan.

Menjaga Kelestarian Lingkungan

Menjaga Kelestarian Lingkungan

27 November 2018

Kegembiraan tampak jelas di setiap raut wajah para relawan Tzu Chi Bandung, Minggu 25 November 2018. Tanpa rasa jijik, relawan dengan telaten memilah sampah berdasarkan jenisnya untuk didaur ulang.

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -