Harapan Bersama Datangnya Kursi Roda

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A

Harapan Bersama Datangnya Kursi Roda

Lusianawati (jongkok), relawan pendamping pasien kasus sedang memijat kaki Ho Nona dalam kunjungan kasih yang dilakukan Tzu Chi Bogor di Kampung Lebak Pasar RT 02/08, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Keinginan untuk mencari sanak saudara mendorong Ho Nona meninggalkan Kota Pangkal Pinang seorang diri pada tahun 2009 menuju Kota Bogor, Jawa Barat. Ketidakberuntungan mengikutinya sesampai di Kota Hujan tersebut, saudara yang ia cari tidak ditemukan di kota ini. Karena kekurangan biaya untuk kembali dan kondisi hidup sebatang kara, ia berusaha untuk menyambung hidup dengan berbagai cara. Delapan tahun telah berlalu, sampai pada akhirnya pada 24 Juli 2016, ia menderita stroke sehingga tidak bisa berjalan dan berbicara.

Kedatangan Ho Nona ke Kota Bogor bermodalkan alamat dan nomor handphone salah satu kerabatnya yang berada di wilayah Kabupaten Bogor. Diluar dugaan, nomor handphone yang menjadi harapan satu-satunya ternyata setelah dihubungi tidak dapat dikonfirmasi. Karena tidak memiliki cukup biaya untuk kembali ke Pangkal Pinang, Ho Nona memutuskan untuk mengontrak kamar di salah satu rumah yang beralamat di Kampung Lebak Pasar RT 02/08, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor sambil mencari pekerjaan.

Pekerjaan yang diharapkannya pun tidak kunjung datang dari hari ke hari dan akhirnya ia ikut membantu kegiatan-kegiatan di Wihara Dharma Surya Maitreya, Bogor untuk menyambung hidup mulai dari pagi hingga sore hari. Dari kegiatannya tersebut, ia bisa mengumpulkan sedikit uang untuk membiayai hidupnya sendiri dan bergaul dengan orang-orang yang sering berada di wihara.

Kebahagiaan Ho Nona saat relawan Tzu Chi Bogor mengunjunginya dengan membawa kursi roda.

Kesusahan Ho Nona tidak berhenti sampai di sini, karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, kamar kontrakan yang ia tempati untuk tinggal ternyata sudah tidak dibayar selama beberapa bulan. Setelah pemilik kontrakan diberikan penjelasan oleh Ho Nona tentang keadaannya, ia diperbolehkan tinggal kamar berukuran 2 x 4 meter di lantai 3.

Semakin hari kondisi kesehatan wanita kelahiran Pangkal Pinang, 20 Oktober 1951 ini semakin melemah akibat faktor usia. Tanggal 24 Juli 2016, Ho Nona tiba-tiba terjatuh dengan kondisi tidak dapat berbicara dan badan sebelah kanannya lemas tapi masih bisa berjalan. Sampai bulan Oktober 2016, kondisi Ho Nona sudah tidak dapat berjalan dan berbicara karena penyakit stroke yang dideritanya. Pemilik kontrakan tempat ia tinggal pun memindahkannya ke lantai 2 supaya lebih dekat dengan kamar mandi.

Akhirnya pihak RT di sekitar tempat Ho Nona tinggal melaporkan serta meminta bantuan kepada Tzu Chi Bogor perihal kondisi Ho Nona yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa akibat stroke. Setelah menerima laporan, 4 orang relawan melakukan survei untuk melihat kondisi Ho Nona. Tzu Chi akhirnya membantu Ho Nona setelah melihat kondisinya di kamar kontrakan. “Kita membantu biaya hidup, pengobatan (terapi), dan perawatan sehari-hari bagi Ho Nona,” ungkap Lusianawati, relawan Tzu Chi Bogor pendamping pasien kasus Ho Nona. Sejak bulan Agustus 2016, Tzu Chi Bogor mulai merawat Ho Nona.

Memberi Alat Bantu

Lusianawati, relawan yang mendampingi Ho Nona setiap hari memberikan perawatan mulai dari memberikan makan, mandi, serta berjemur sinar matahari, dan lain-lain. Keberadaan Lusianawati dalam mendampingi Ho Nona juga tidak setiap saat berada di dekatnya. Dalam melakukan aktivitasnya tanpa pendamping, Ho Nona menyeret badannya supaya bisa berpindah dari kamar menuju kamar mandi, atau tempat-tempat di sekitar kontrakannya.

Kondisi tersebut membuat Lusianawati sadar bahwa Ho Nona membutuhkan kursi roda dalam mobilitas kesehariannya. Kemudian Tzu Chi Bogor mengajukan permohonan kursi roda ke kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang ditindaklanjuti oleh bagian Bakti Amal. Pada tanggal 19 Oktober 2016, kedatangan 7 relawan Tzu Chi Bogor saat melakukan kunjungan kasih ke kediaman Ho Nona dengan membawa kursi roda untuk memudahkan Ho Nona dalam menghadapi penyakit strokenya.

Didampingi relawan Tzu Chi Bogor, Sukendro dan Lusianawati, pasien kasus Ho Nona bersikap anjali dan berdoa atas berkah yang menghampirinya.

Lusianawati juga merasa terbantu dengan adanya kursi roda bagi Ho Nona. “Sangat Membantu, apalagi saat memandikan dan berjemur sinar matahari pagi,” ungkap Lusianawati. Ho Nona pun terlihat gembira dari ekspresinya saat kursi roda untuknya datang bersama relawan Tzu Chi Bogor. Setelah itu, Sukendro, salah satu relawan Tzu Chi Bogor yang ikut dalam kunjungan kasih segera mengangkat Ho Nona untuk dipindahkan ke kursi roda dari kursi kayu di depan kamar kotrakannya. Sesaat setelah itu, Ho Nona bersikap Anjali dan mulai berdoa atas berkah yang menghampiri dirinya. Berkat kursi roda yang diberikan Tzu Chi, kini Ho Nona tidak perlu merangkak kembali untuk begerak dan berpindah tempat.


Artikel Terkait

Harapan Bersama Datangnya Kursi Roda

Harapan Bersama Datangnya Kursi Roda

10 November 2016

Ho Nona adalah seorang wanita yang hidup sebatang kara di Bogor, Jawa Barat. Ia pergi meninggalkan tempat asalnya, Kota Pangkal Pinang untuk mencari sanak saudaranya di Kota Hujan. Namun sayang, ia tidak pernah menemukan saudara yang dicarinya dan kini ia menderita stroke sehingga tidak bisa berjalan dan berbicara.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -